Kabut Asap Mulai Pekat, Warga Batam Diminta Waspada
›
Kabut Asap Mulai Pekat, Warga ...
Iklan
Kabut Asap Mulai Pekat, Warga Batam Diminta Waspada
Kualitas udara di Batam, Kepulauan Riau, merosot tajam, Sabtu (14/9/2019). Indeks standar pencemar udara yang selama empat hari belakangan ada di level sedang kini anjlok menjadi tidak sehat.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kualitas udara di Batam, Kepulauan Riau, merosot tajam, Sabtu (14/9/2019). Indeks standar pencemar udara yang selama empat hari belakangan ada di level sedang kini anjlok menjadi tidak sehat. Petugas kesehatan mulai mendirikan sejumlah posko untuk mengobati warga yang terpapar asap.
Sejak pagi, sinar matahari sama sekali tidak menembus kabut yang mulai pekat di Batam. Langit seperti mendung. Gedung tinggi serta bukit terlihat samar karena kabut. Meskipun tidak berbau, asap kebakaran hutan kiriman dari Sumatera itu membuat warga mengeluh mata perih dan napas sesak.
Pekerja lapangan merupakan yang paling terdampak peristiwa itu. Karena tidak menggunakan masker selama bekerja, mereka terpapar langsung oleh kabut yang mulai pekat. ”Jadi gampang capek saat bekerja karena napas agak berat,” kata Yudi (43), pekerja di Pelabuhan Kargo Batu Ampar.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Kota Batam Suratman membenarkan, asap dari kebakaran hutan di Sumatera sudah menjangkau sebagian wilayah Kepulauan Riau. Diperkirakan kabut asap tersebut baru akan berkurang saat hujan mulai turun pada akhir September.
Konsentrasi O3 dan PM 2,5 terus meningkat. Biasanya nilai masing-masing parameter itu di Batam hanya sekitar 50 mikrogram per meter kubik (µg/m3). Sore ini, nilai O3 dan PM 2,5 mencapai 89 µg/m3 dan 190 µg/m3. Situasi serupa juga terjadi di Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Karimun.
Di tengah kondisi (asap) seperti ini, harus ada upaya ekstra menjaga kesehatan. Perbanyak minum air putih dan konsumsi buah-buahan bisa jadi salah satu cara menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Citra sebaran asap dari satelit Himawari menunjukkan, selain ke Kepulauan Riau, kabut asap dari Sumatera juga menyebar hingga Semenanjung Malaysia dan Singapura. ”Kebakaran hutan dan lahan ini merugikan kita semua baik dari segi kesehatan, keselamatan transportasi, ataupun ekonomi,” ujar Suratman.
Penerbangan tertunda
Kepala Badan Usaha Bandara Hang Nadim Kota Batam Suwarso menyebutkan, sebanyak empat penerbangan menuju Riau tertunda karena asap di Pekanbaru sangat pekat. Khusus di Batam, kabut belum mengganggu aktivitas penerbangan, jarak pandang masih terbilang normal di rentang 6.000 meter.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengimbau warga segera ke puskesmas terdekat jika merasa kesehatannya terganggu akibat kabut asap. Selain itu, warga juga disarankan mengenakan masker jika beraktivitas di luar ruangan.
”Di tengah kondisi (asap) seperti ini, harus ada upaya ekstra menjaga kesehatan. Perbanyak minum air putih dan konsumsi buah-buahan bisa jadi salah satu cara menjaga kondisi tubuh tetap sehat,” kata Didi.
Selain petugas kesehatan, anggota polisi di Batam juga ikut bergerak membantu mendirikan posko kesehatan. Sejumlah peralatan kesehatan, yaitu masker dan oksigen, serta ambulans untuk keadaan darurat telah disediakan di posko kesehatan Polresta Batam-Rempang-Galang (Barelang).
”Kami ingin penanganan bisa berlangsung cepat jika ada korban kabut asap. Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatima juga sudah menyatakan siaga menangani korban,” ujar Kepala Polres Barelang Ajun Komisaris Besar Prasetyo Rachmat Purboyo.