Korban Asap Kebakaran Lahan di Jambi Butuh Tempat Mengungsi
›
Korban Asap Kebakaran Lahan di...
Iklan
Korban Asap Kebakaran Lahan di Jambi Butuh Tempat Mengungsi
Korban asap kebakaran lahan di Jambi belum mendapatkan perlindungan yang layak. Pemerintah daerah didesak menyiapkan rumah singgah yang aman dan memberikan pengobatan gratis bagi warga terdampak.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Korban asap kebakaran lahan di Jambi belum mendapatkan perlindungan yang layak. Pemerintah daerah didesak menyiapkan rumah singgah yang aman dan memberikan pengobatan gratis bagi warga terdampak.
Aktivis Beranda Perempuan, Zubaidah, mengatakan, dua kabupaten penyumbang asap, Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur, belum menyediakan tempat mengungsi bagi korban asap. Akibatnya, banyak korban terpapar yang kesulitan mendapatkan tempat aman.
”Sejumlah korban yang kondisinya telah sakit akhirnya dibawa ke Kota Jambi untuk dirawat,” katanya, Minggu (15/9/2019). Beranda Perempuan adalah organisasi nonpemerintah yang memiliki kepedulian terhadap masalah perempuan dan tata kelola sumber daya alam.
Di Kota Jambi, lanjutnya, juga belum tersedia rumah pengungsian yang aman dari paparan asap. Padahal, sejak Agustus lalu, Wali Kota Jambi Syarif Fasha telah mengeluarkan instruksi perihal penanganan selama masa kabut asap. Seluruh kantor dan pusat perbelanjaan, misalnya, wajib menyediakan ruangan khusus bagi korban asap.
Begitu pula petugas kesehatan di rumah sakit ataupun puskesmas diwajibkan memberikan layanan pengobatan gratis untuk pasien penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat paparan kabut asap.
”Apabila ada pasien sakit ISPA akibat terpapar asap, wajib dilayani gratis,” ujarnya saat itu.
Apabila ada pasien sakit ISPA akibat terpapar asap, wajib dilayani gratis.
Akan tetapi, menurut Zubaidah, korban asap tidak mungkin masuk ke kantor atau pusat perbelanjaan untuk tempat berlindung. ”Perlu disediakan rumah-rumah singgah yang aman dan nyaman bagi mereka,” katanya.
Salah satu korban paparan asap dari Desa Kota Kandis Dendang, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Rahma, terpaksa membawa bayinya berobat ke Kota Jambi. Pemeriksaan dokter menunjukkan anaknya, Alifah yang masih berusia 2 tahun, menderita ISPA.
Karena tidak mampu membayar dengan besarnya biaya pengobatan, Rahma membawa pulang bayinya ke desa. Alifah pun dirawat sendiri di dalam rumah sepanjang hari. Sebab, di luar rumah asapnya sangat pekat.
”Lokasi kebakaran hanya 1 kilometer jaraknya dari rumah kami sehingga asapnya sangat pekat di sini,” kata Rahma.
Komandan Satuan Tugas Gabungan Karhutla Provinsi Jambi Kolonel Arh Elphis Rudy mengatakan, memang ada peningkatan sebaran titik api, hingga 150 titik, dalam seminggu terakhir. Lokasi terbanyak ada di Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur.
Pihaknya mengaku kesulitan memadamkan api karena kondisi panas terik serta pergerakan angin kencang. Kondisi diperparah semakin terbatasnya sumber-sumber air karena kanal dan embung mengering dan sulit dijangkau.
Untuk mengatasi kabut asap, pihaknya telah meminta bantuan rekayasa cuaca hujan buatan. Dia juga mendapatkan tambahan helikopter pemadam. ”Jadi, total mulai hari ini ada tiga helikopter pemadam di Jambi,” ujarnya.
Selain terus mengupayakan pemadaman lewat darat dan udara, lanjut Elphis, wilayah-wilayah rawan terbakar akan dijaga personel gabungan Yonif Raider 142/Ksatria Jaya dan Brigadir Mobil Kepolisian Daerah Jambi.
”Kami akan jaga ketat lokasi rawan lewat patroli dan penjagaan di samping sosialisasi agar menekan masyarakat jangan sampai membuka lahan dengan membakar,” ucapnya.