Menjelang pemilihan presiden, Minggu (15/9/2019), tingginya angka pengangguran dan terseoknya kinerja ekonomi nasional terus membebani Tunisia. Padahal, kedua masalah itu memicu gerakan Musim Semi Arab 7,5 tahun lalu.
Oleh
Kris Razianto Mada
·2 menit baca
TUNIS, JUMAT — Menjelang pemilihan presiden, Minggu (15/9/2019), tingginya angka pengangguran dan terseoknya kinerja ekonomi nasional terus membebani Tunisia. Padahal, kedua masalah itu memicu gerakan Musim Semi Arab 7,5 tahun lalu dan menyebabkan Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali terguling pada Januari 2011.
Saat ini, hingga 15 persen penduduk Tunisia menganggur. Sebagian dari penganggur itu bergelar sarjana. Di ibu kota Tunisia, Tunis, ribuan pabrik tutup sehingga pekerjaan sulit diperoleh. Di sisi lain, biaya hidup terus naik. Dibandingkan 2016, biaya hidup sekarang lebih mahal 30 persen.
Tunisia pernah mencoba berharap mendorong perekonomian dari sektor pariwisata. Beberapa situs kuno menjadi andalan. Namun, serangan kelompok teror membuat pelancong khawatir melawat ke Tunisia. Akibatnya, sektor pariwisata Tunisia pun kembang kempis.
Dalam situasi seperti itu, pemilu digelar. ”Pemilu ini merupakan salah satu wujud ketidakpastian,” kata pengamat politik Tunisia, Hatem Mrad.
Mrad mengatakan hal itu karena tidak terlihat satu pun dari 26 calon presiden yang benar-benar kuat. Undang-undang Tunisia menetapkan, pemenang harus mendapat sedikitnya 50 persen suara sah. Jika tidak ada calon yang meraihnya, akan digelar pemilu putaran kedua selambat-lambatnya pada November 2019.
Dari 26 calon, ada Perdana Menteri Tunisia Youssef Chahed dan Nabil Karoui, konglomerat media yang kini sedang ditahan. Karoui ditangkap dengan tuduhan tindak pidana pencucian uang dan pengemplangan pajak. KPU mengizinkan dia tetap menjadi calon presiden selama belum divonis.
Pemilu dipercepat
Pemilihan presiden Tunisia awalnya dijadwalkan pada November 2019. Pemilihan mendadak dimajukan karena Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi meninggal pada Juli 2019. Pelaksana tugas presiden hanya punya maksimal 90 hari untuk menggelar pemilihan.
Ketua DPR Tunisia Mohammed Ennaceur menjadi penjabat presiden sampai calon terpilih dilantik. Presiden Tunisia tidak punya kewenangan seluas sejawatnya di Indonesia atau Amerika Serikat. Roda pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh perdana menteri.
Essebsi merupakan presiden ke-5 sejak Tunisia merdeka pada 1956. Dalam 31 tahun pertama, Tunisia dipimpin Habib Bourguiba sampai 1987. Ia digulingkan karena dinilai tidak mampu lagi bertugas setelah sakit-sakitan dan berusia lanjut.
Ben Ali, yang kala itu menjadi PM, diangkat menjadi presiden dan memerintah sampai digulingkan pada Januari 2011. Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi sampai sekarang. Ia dikabarkan sedang sakit.
Ben Ali digantikan Fouad Mebazaa yang bertugas pada Januari-Desember 2011. Dalam pemilu pertama selepas penggulingan Ben Ali, Moncef Marzouki terpilih dan bertugas sampai 2014. Ia dikalahkan Essebsi dalam pemilu 2014. (AFP/REUTERS)