Sepekan Ganjil Genap, Jumlah Penumpang Transjakarta Naik
›
Sepekan Ganjil Genap, Jumlah...
Iklan
Sepekan Ganjil Genap, Jumlah Penumpang Transjakarta Naik
Jumlah penumpang bus Transjakarta tercatat naik seiring dengan pemberlakuan perluasan kebijakan ganjil genap di DKI Jakarta. Ini merupakan kenaikan tertinggi jumlah penumpang selama ini.
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah penumpang bus Transjakarta tercatat naik seiring dengan pemberlakuan perluasan kebijakan ganjil genap di DKI Jakarta. Ini merupakan kenaikan tertinggi jumlah penumpang selama ini.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, kenaikan jumlah penumpang langsung terlihat sejak hari pertama pemberlakuan perluasan ganjil genap. Pada hari pertama, Senin (9/9/2019), jumlah penumpang Transjakarta di semua koridor tercatat 892.000 penumpang dan pada Rabu meningkat menjadi 907.000 penumpang.
”Ini tembus rekor tertinggi kenaikan (jumlah penumpang bus) Transjakarta dari Oktober tahun lalu rata-rata 700.000 orang per hari lalu menjadi 822.034 per hari pada Agustus 2019,” katanya di Jakarta, Sabtu (14/9/2019).
Menurut Agung, untuk mengantisipasi kenaikan penumpang pada pemberlakuan perluasan ganjil genap itu, pihaknya menambah 18 bus Transjakarta di ruas jalan yang terkena kebijakan pembatasan mobil pribadi tersebut.
Adapun empat rute terbaru diberlakukan mulai Agustus. Agung menambahkan, sejauh ini belum ada tambahan rute terbaru karena penambahan ditentukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Selama ini, penumpang Transjakarta terus bertambah. Pada pemberlakuan ganjil genap tahun 2018, terjadi penambahan jumlah penumpang Transjakarta sekitar 15 persen pada hari kerja.
Tahun 2020, PT Transportasi Jakarta menargetkan pertambahan armada menjadi 10.047 unit dalam sistem Jak Lingko, yang terbagi dari bus besar, bus sedang, dan bus mikro atau angkot. Saat ini, jumlah bus dalam Jak Lingko sebanyak 3.305 unit, terdiri dari 2.120 bus Transjakarta dan sisanya bus mikro atau angkot yang tergabung dalam Jak Lingko.
Selain penambahan armada, Transjakarta juga tengah fokus menggarap integrasi, baik dari sisi rute dengan moda transportasi umum lain maupun integrasi dari sisi pembayaran melalui kartu Jak Lingko yang saat ini bisa digunakan untuk bus Transjakarta, angkot Jak Lingko, dan MRT.
Peneliti ekonomi energi Institut Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA), Alloysius Joko Purwanto, mengatakan, peralihan pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum merupakan kunci solusi kemacetan dan buruknya polusi udara Jakarta. Untuk itu, diperlukan sistem transportasi umum yang andal.
Pemerintah juga perlu mengarahkan angkutan online atau daring seperti taksi dan ojek daring untuk mendukung keandalan sistem transportasi umum serta menekan pemborosan penggunaan energi. ”Kebutuhan terhadap angkutan online ini memang sudah tak bisa dilepaskan lagi,” ucapnya.
Selama transportasi umum massal belum bisa menjangkau warga dari tujuan awal hingga tujuan akhir, ia mengusulkan agar angkutan daring ini diarahkan sebagai transportasi pengantar dan transportasi lanjutan transportasi umum massal untuk membawa penumpang dari titik awal dan mengantar ke titik akhir.
Untuk itu, perlu ada koordinasi antara pemerintah dan operator angkutan daring untuk membuat shelter di sekitar simpul-simpul transportasi umum massal, baik halte, stasiun, maupun terminal. Dengan ini, masyarakat dipermudah untuk menjangkau transportasi umum massal.