Ikatan Janji di Puncak Madonna
Distrik Locarno menghamparkan panorama khas Swiss yang memukau. Bangunan bersejarah, perbukitan, dan danau indah berpadu bagai lukisan negeri dongeng. Locarno, Ascona, dan Orselina hanya beberapa pilihan di distrik itu yang bisa dituju di antara kota-kota lain di Swiss yang lebih dikenal.
Sekitar 30 wisatawan mengantre dengan tertib di depan loket. Mereka lantas menuju kereta kabel di Locarno, Sabtu (17/8/2019). Penumpang dewasa membayar 4,8 franc Swiss atau Rp 68.200, sementara harga tiket anak 3,6 franc Swiss atau Rp 51.100.
Kereta itu sebenarnya lebih tepat disebut gerbong dengan bentuk diagonal. Lebar kereta hanya 3 meter dengan panjang 8 meter, dibalur warna biru dan putih. Kereta berkapasitas 50 penumpang itu menyusuri rel dengan kemiringan sekitar 20 derajat.
Perjalanan itu menawarkan sensasi berkereta yang berbeda dengan menapaki lereng meski tak menimbulkan kekhawatiran karena cukup landai. Kereta melaju perlahan atau sekitar 10 kilometer per jam. Dalam lima menit saja, kereta tiba di tujuan.
Stasiun-stasiun keberangkatan dan kedatangan kereta itu lebih mirip halte dengan sejumlah poster promosi pariwisata pada dindingnya. Hanya dua kereta yang beroperasi, masing-masing untuk naik dan turun. Penumpang kereta lalu menyeberang jalan.
Setelah menuruni anak tangga, mereka memasuki tujuannya yang megah, Madonna del Sasso di Orselina. Tempat suci yang didirikan pada tahun 1480 itu masih berdiri kokoh. Angin sejuk di sela-sela perbukitan berembus ke celah-celah lorong dengan dinding yang terbuat dari batu alam.
Di puncak Madonna del Sasso ternyata sedang digelar pernikahan. Pasangan pengantin mengikat janji tulus di kapel yang indah dengan interior dihiasi lukisan-lukisan kuno bergaya renaisans. Mereka lantas beranjak ke pelataran kapel untuk menerima ucapan selamat dari para undangan.
Tamu-tamu berjas dan bergaun mengantre untuk merangkul kedua mempelai. Pengantin pria yang mengenakan jas biru dongker. Sementara mempelai perempuan yang bergaun pengantin putih dan memegang sebuket bunga tampak cantik dengan latar belakang bangunan bergaya barok tersebut.
Resepsi itu tak pelak menarik perhatian beberapa wisatawan yang mengabadikannya dengan kamera ponsel. Sejoli yang berbahagia itu kemudian berfoto bersama di samping kapel dengan latar belakang panorama Locarno. Tebing dengan ketinggian ratusan meter memperindah sisi kapel itu.
Ima Puspita (37), wisatawan asal Tangerang Selatan, Banten, terkagum-kagum menatap panorama itu. Madonna del Sasso bagaikan visualisasi cerita perdesaan Eropa kuno. ”Pemandangan yang memukau. Di mana lagi ada gereja di puncak bukit,” ucapnya.
Pastor-pastor berjubah coklat yang hilir mudik juga menambah kesan tersendiri. Selain itu, diorama-diorama di Madonna del Sasso tampak hidup dan magis. ”Saya terpana dengan ornamen-ornamennya yang sangat detail. Rasanya, saya seperti memasuki kapsul waktu,” kata Ima.
Di salah satu ruang terlihat beberapa patung yang mendeskripsikan perjamuan terakhir. Ruang lain memajang patung Bunda Maria sedang memangku Yesus yang terkulai. Ada pula diorama yang menggambarkan peristiwa Pentakosta. Di beberapa sudut, himpunan lilin menyala. Turis bisa menyalakan lilin dan menaruhnya dalam gelas.
Di sisi lain Madonna del Sasso tampak ukiran-ukiran dari perunggu yang menarasikan perjalanan Yesus hingga disalib. Terdapat 14 ukiran yang bisa diamati dengan menyusuri tangga yang menurun. Perlu napas panjang untuk menikmati ukiran itu karena harus menyusuri tangga yang berkelok-kelok.
Berdasarkan plang informasi yang dipampang di depan Madonna del Sasso, bangunan itu didirikan setelah penampakan Bunda Maria terlihat biarawan Fransiskan, Bartolomeo Piatti d’Ivrea. Di lokasi itu awalnya dibangun gereja rumah kecil untuk biarawan atau Casa Del Padre.
Seusai hujan
Kembali ke Locarno, keelokan Danau Maggiore menjelang senja telah menanti. Hawa seusai hujan menyejukkan danau yang terbentang dari Swiss hingga Italia itu. Di tepi danau, dua sejoli berjalan-jalan sambil berangkulan. Warga setempat dan wisatawan saling berpapasan.
Sekitar 30 bebek cantik berenang hilir mudik ditingkahi lengkingan camar yang melayang. Ikan-ikan trout berenang dalam air yang bening hingga dasar Danau Maggiore bisa terlihat. Kapal besar mondar-mandir, sementara beberapa perahu kecil ditambatkan tak jauh dari dermaga.
Perbukitan di belakang Danau Maggiore dengan rumah-rumah mungil menghamparkan panorama bagai gambaran antah-berantah. Hingga pukul 20.00, hari masih terang benderang. Setelah gelap, danau itu memantulkan sinar bulan purnama yang memesona.
Lampu-lampu perahu, taman, dan bangunan juga terefleksikan di permukaan air. Beberapa angsa beristirahat di tepi Danau Maggiore sembari membersihkan bulu-bulunya. Sejumlah pemuda asyik mengobrol sambil meneguk minuman dari botol.
Danau Maggiore membentang hingga Ascona dengan pemandangan yang tak kalah mengagumkan. Lorong-lorong di tepi Danau Maggiore di kota itu juga mengasyikkan untuk ditelusuri dengan bangunan-bangunan klasik khas Eropa. Lebar jalan kecil itu hanya sekitar 3 meter, namun dipadati pertokoan.
Tujuan wisata lain di Distrik Locarno adalah Lavertezzo dengan suasana perdesaan yang memikat. Panorama sungai, jembatan, gunung, dan lembah bisa dinikmati di satu lokasi. Di sungai yang jernih dan dingin itu, beberapa wisatawan bermain air.
”Biasanya kita harus pergi ke beberapa tujuan wisata. Di Lavertezzo, semua bisa dilihat di lokasi yang sama,” ujar Makbul Mubarak (29). Warga Banten itu asyik merendam kakinya di sungai. Udara di Lavertezzo pun segar.
”Indah banget. Lavertezzo kayak foto di kalender atau kartu pos,” ujar dosen Program Studi Film Fakultas Seni dan Desain Universitas Multimedia Nusantara itu. Lavertezzo bisa ditempuh dengan bus selama lebih kurang satu jam dari kota Locarno.
Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya Kedutaan Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein Ruth Yohanna mengatakan, belum banyak wisatawan Indonesia yang membidik Locarno sebagai tujuan wisata. Mereka umumnya berlibur ke Zurich, Bern, atau Lucerne.
”Saya tak tahu jumlahnya, tetapi wisatawan Indonesia yang datang ke Swiss terus bertambah setiap tahun. Banyak paket wisata ke beberapa gunung salju ternama,” katanya. Gunung-gunung itu seperti Matterhorn dan Jungfrau. Wisatawan umumnya mengambil paket perjalanan ke Swiss, Perancis, dan Italia.
Distrik Locarno berada di Canton Ticino. Canton adalah wilayah administratif di Swiss yang terdiri atas sejumlah distrik. ”Padahal, pemandangan Canton Ticino diklaim paling bagus di Swiss. Panorama di Lugano juga menarik. Ada air terjun, kastil, dan perbukitan,” katanya.