Serba Pertama untuk Pemain, Produser, dan Sutradara
›
Serba Pertama untuk Pemain,...
Iklan
Serba Pertama untuk Pemain, Produser, dan Sutradara
Film ”Pretty Boys” (2019) bisa dibilang karya serba pertama buat para pemain, produser, dan sutradara. Film ini merupakan film layar lebar pertama buat Tompi selaku sutradara dan pengalaman pertama Deddy Mahendra Desta.
Oleh
sekar gandhawangi
·4 menit baca
Film Pretty Boys (2019) bisa dibilang karya serba pertama buat para pemain, produser, dan sutradaranya. Film ini merupakan film layar lebar pertama buat Tompi selaku sutradara dan pengalaman pertama bagi Deddy Mahendra Desta menjadi produser. Kendati baru pertama kali, film ini dikerjakan secara serius dengan bubuhan humor di sana-sini.
Pretty Boys bercerita tentang dua sahabat, Rahmat (Deddy Mahendra Desta) dan Anugerah (Vincent Ryan Rompies), yang bermimpi menjadi bintang televisi. Impian ini mereka rajut bersama di kampung sejak kanak-kanak. Impian tersebut pun dikejar hingga ke Jakarta dengan modal nekat.
Di Ibu Kota mereka menghadapi kenyataan bahwa impian masih jauh dari jangkauan. Rahmat dan Anugerah berakhir menjadi koki dan pelayan restoran. Ada kalanya mereka mengambil pekerjaan sampingan untuk menambah rupiah dan menjajal kesempatan menjadi bintang, misalnya menjadi badut robot.
Suatu hari mereka meninggalkan pekerjaan dan beralih menjadi penonton bayaran di stasiun televisi. Keberuntungan ditambah aksi nekat membawa mereka selangkah lebih dekat menjadi bintang televisi. Perlahan, tetapi pasti, Rahmat dan Anugerah pun merajai layar kaca.
Perjalanan keduanya tidak selalu berjalan mulus. Anugerah mengalami dilema karena tidak mendapat restu dari sang ayah (Roy Marten). Di sisi lain, Rahmat yang sejak kecil bermimpi punya banyak pacar mulai berlaku seenaknya.
Ada lagi kisah cinta segitiga antara Anugerah, Rahmat, dan Asty (Danilla Riyadi). Persahabatan dan rasionalitas Anugerah-Rahmat pun diuji di titik ini. Kisah dua orang yang bersahabat selama 27 tahun di dunia nyata ini bisa disaksikan di bioskop mulai 19 September 2019.
Pengalaman pertama
Ide cerita film muncul dari benak Tompi selepas ditawari melalui telepon oleh Desta untuk menjadi sutradara. Ia yang awalnya ragu pun akhirnya mengiyakan ajakan tersebut. Film ini sekaligus menjadi pengalaman pertama Tompi sebagai sutradara film panjang.
Sebelumnya, Tompi dikenal publik sebagai dokter spesialis bedah plastik, penyanyi, dan fotografer. Kemampuan Tompi dalam mengonsepkan dan mengeksekusi gambar yang apik menjadi pertimbangan menggandengnya sebagai sutradara.
”Sebenarnya dunia sinematografi dan fotografi sudah saya lakoni selama beberapa tahun terakhir. Jadi, tidak ujug-ujug menjadi sutradara,” kata Tompi selepas penayangan terbatas Pretty Boys untuk awak media di Jakarta, Senin (16/9/2019).
Sebelum menjajal film layar lebar, Tompi pernah menyutradarai sejumlah video dan film pendek. Sebagai contoh, ia pernah menyutradarai video Asian Para Games 2018, iklan, dan video berjudul ”Sang Penari Topeng”.
Pengalaman pertama ini tidak membuat Tompi membuka celah untuk kesalahan. Pengalaman di balik layar selama ini disebut banyak membantunya pada pembuatan film kali ini.
Sebagai pencinta film, ia juga kerap memperhatikan dan berdiskusi soal film dengan pelaku industri terkait. Hal tersebut bisa dibilang sebagai upaya menghimpun kemampuan sejak dulu. Pengalaman perdana ini lantas dibarengi dengan sikap sang sutradara yang teliti dan banyak mau.
”Sebelum shooting, kami sudah menentukan warna (untuk color grading) pada film. Saya lalu meminta pada para kru untuk tidak memasukkan warna-warna tertentu di beberapa adegan. Ada lagi saat kostum pemain terlihat baru. Padahal, kostum yang cocok adalah yang terlihat sudah lama dipakai. Jadi, kostum itu harus di-treatment dulu dengan direndam di teh,” kata Tompi.
Selain Tompi, ini juga pengalaman pertama Desta selaku produser film. Ia sempat mengaku kapok karena beban kerja produser yang berat. Kendati demikian, ia menikmati proyek ini sebagai produser dan pemeran utama.
”Ini juga pertama kalinya saya dan Vincent main film bareng. Saya cuma mau bikin karya yang bagus,” kata Desta.
Potongan kenyataan
Pretty Boys mengangkat potongan kenyataan yang terjadi di balik industri televisi negara ini. Orang-orang dikisahkan rela bertaruh perasaan dan identitas untuk tampil di layar kaca. Pertaruhan itu termasuk berdandan dan berlaku seperti waria walaupun hati tak suka.
Imam Darto, selaku penulis naskah, mengatakan, cerita tersebut merupakan realita yang kerap ditemui. Kisah artis baru dengan sindrom bintang, kompleksitas industri televisi, upaya menaikkan rating, hingga gimik dirangkum dalam film.
”Realitanya ada. Menulis cerita tentang ini tidak sulit karena saya pun di televisi (pelaku industri televisi). Risetnya berdasarkan pengalaman sendiri,” katanya.
Film ini dikemas dalam balutan komedi dan banyolan ala Vincent-Desta, duo komedian yang sudah lama berkolaborasi di dunia nyata. Kelakar yang dilempar dalam film hampir tidak berbeda dengan interaksi keduanya di layar televisi.
Film ini bak panggung baru banyolan keduanya. Bedanya, kali ini mereka bercanda di layar lebar.