Sebanyak 174 Mahasiswa NTB Dikirim Kuliah ke Polandia dan Malaysia
›
Sebanyak 174 Mahasiswa NTB...
Iklan
Sebanyak 174 Mahasiswa NTB Dikirim Kuliah ke Polandia dan Malaysia
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, lewat program beasiswa, kembali mengirim 174 mahasiswa untuk kuliah di beberapa perguruan tinggi di Polandia dan Malaysia.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, lewat program beasiswa, kembali mengirim 174 mahasiswa untuk kuliah di beberapa perguruan tinggi di Polandia dan Malaysia. Pengiriman lulusan sarjana S-1 itu merupakan misi ”NTB Gemilang”, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing melalui sektor pendidikan.
”Teman mahasiswa yang dipilih ini tidak hanya pintar, tetapi juga saya yakin punya mental kuat untuk berjuang meretas jalan yang dilakukan oleh para pahlawan. Semakin banyaknya mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri demi tercapainya NTB yang Gemilang,” ujar Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Senin (16/9/2019), saat melepas para penerima beasiswa ke luar negeri di Mataram, Lombok.
Menurut Direktur Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP NTB) Irawan Rahadi, dari 174 mahasiswa yang dikirim itu terdiri dari 26 yang melanjutkan pendidikan di Nicolas Covernicus University (NCU), Polandia, sisanya 148 mengikuti kuliah di Malaysia, seperti Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Sain Malaysia (USM), Universiti Sultan Idris (UPSI), Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM), dan Universiti Utara Malaysia (UUM).
”Yang ke Malaysia semestinya 152, tetapi empat di antaranya ditunda keberangkatan karena beberapa alasan pribadi. Mereka diberangkatkan tahun depan,” ujar Irwan.
Di NCU, para mahasiswa memilih program studi antara lain Chemistry, International Economics & Finance, English Studies, Social Media Management and Digital Commerce, dan Civil Engineering. Sedangkan di beberapa universitas di Malaysia program studi yang dipilih antara lain Islamic Study (Al Quran dan Hadis), Computer Science, Farmasi, Bioteknologi, Pertanian, serta Pendidikan & Keguruan. Mereka mengikuti pendidikan selama 1,5 tahun hingga dua tahun.
Polandia dan Malaysia dipilih, kata Irawan Rahadi, karena biaya pendidikan relatif terjangkau dengan beasiswa yang disediakan Pemprov NTB. ”Setelah kuliah satu semester di universitas itu, mereka bisa mengikuti kuliah di Perancis, Yunani, dan lainnya,” ujarnya.
Teman mahasiswa yang dipilih ini tidak hanya pintar, tetapi juga saya yakin punya mental kuat untuk berjuang meretas jalan yang dilakukan oleh para pahlawan.
”Erasmus+ ikut menyediakan beasiswa bagi mahasiswa,” ujar Irawan. Erasmus (European Region Action Scheme for the Mobility of University Students), semacam program pertukaran mahasiswa bidang pendidikan di Uni Eropa.
Sejumlah mahasiswa merasa haru, bangga, dan berterima kasih kepada Pemprov NTB. Rabiatul Adawiyah, lulusan Universitas Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur, misalnya, bangga mendapat kesempatan kuliah di UPSI. Sarjana Bahasa Inggris dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan asal Sumbawa Barat ini memilih program studi Early Childhood Education (Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD).
”Saya pikir 10 tahun mendatang, sejalan dengan perkembangan NTB, akan banyak PAUD yang siswanya bisa dari warga lokal dan anak-anak dari warga negara asing. Kami mau memperdalam ilmu pendidikan PAUD ke guru-guru PAUD di Malaysia yang banyak lulusan S-2,” ucapnya.
Sedangkan Siti Rukaya, ibunda Lesti Aseliasa, asal Kabupaten Bima, mengaku bangga dan terharu anaknya bisa kuliah ke luar negeri. Lesti memilih Jurusan Technical Engineering di NCU. Rukaya yang kurang mampu secara ekonomi tidak pernah membayangkan Lesti bersekolah ke Eropa.