Semarang Didorong Naik Tingkat sebagai Kota Layak Anak
›
Semarang Didorong Naik Tingkat...
Iklan
Semarang Didorong Naik Tingkat sebagai Kota Layak Anak
Pada 2019, Kota Semarang, Jawa Tengah mendapat predikat Kota Layak Anak kategori Nindya. Kota Semarang pun didorong untuk terus meningkatkan pemenuhan indikator Kota Layak Anak agar naik peringkat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Pada 2019, Kota Semarang, Jawa Tengah mendapat predikat Kota Layak Anak kategori Nindya. Kota Semarang pun didorong untuk terus meningkatkan pemenuhan indikator Kota Layak Anak agar naik peringkat menjadi kategori Utama.
Saat ini, predikat Kota Layak Anak Utama oleh Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (Kementerian PPA) baru disandang Kota Surabaya, Solo, dan Makassar. Sementara tingkat tertinggi, yakni Kota Layak Anak (KLA), belum ada daerah yang mampu menyabetnya.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya, Kementerian PPA, Elvi Hendrani, mengatakan, 50 persen sekolah di Semarang harus sudah menyandang sekolah ramah anak (SRA). Itu telah disepakati bersama tim ahli sebagai penanda KLA kategori Nindya.
Menurut Elvi, nilai Kota Semarang sudah tinggi, tetapi masih perlu ditingkatkan. "Pada 2019, Kota Semarang sudah hampir masuk kategori Utama, tetapi dari 24 indikator, ada beberapa yang belum terpenuhi. Kami dorong 2020 sudah masuk Utama," kata Elvi pada kunjungannya ke SMPN 33 Semarang, Senin (16/9/2019).
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, sebenarnya lebih dari 50 persen sekolah di Semarang sudah menerapkan konsep ramah anak. Di antaranya dengan memerhatikan lingkungan yang bersih serta meningkatkan rasa saling menghormati antara guru dan murid.
Namun, yang mendeklarasikan sebagai SRA kurang dari 50 persen. "Karena ternyata deklarasi ini mesti melalui SK (Surat Keputusan) Wali Kota. Tentu saja, kami akan pantau serta menyiapkan SK bagi sekolah yang sudah mampu memberi kenyamanan bagi anak,"ujar dia.
Hendrar menambahkan, pihaknya juga meminta masukan kepada Kementerian PPA agar kekurangan terkait pemenuhan indikator KLA dapat terpenuhi. Terutama, terkait bagaimana pelayanan terbaik bagi anak di setiap lini, sehingga nantinya dapat masuk KLA kategori utama.
Pada 2019, Kota Semarang sudah hampir masuk kategori Utama, tetapi dari 24 indikator, ada beberapa yang belum terpenuhi
Elvi pun menekankan pentingnya membuat anak merasa nyaman berada di sekolah, seperti yang diterapkan sejumlah sekolah di Semarang. Menurutnya, anak juga perlu diajak berbicara apakah merasa nyaman di sekolah atau justru tertekan karena banyaknya pelajaran.
Salah satu SRA di Kota Semarang yakni SMPN 33 Semarang, yang mengangkat brand "Sekolahku Rumah Keduaku". Kepala SMPN 33 Didik Teguh Prihanto, mengatakan, baik penataan lingkungan maupun kegiatan di sekolah dibuat agar para siswa nyaman.
Hal tersebut, kata Didik, dapat mendukung suasana belajar yang kondusif, yang akhirnya mendorong motivasi siswa. "Tata tertib kami buat bersama dengan para siswa. Selain itu, kedisiplinan diterapkan dengan positif, untuk membentuk karakter siswa," katanya.