Persoalan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP yang habis pada Agustus lalu akhirnya menemukan jalan keluar. Pemerintah berupaya mencairkan dana tambahan Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persoalan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP yang habis pada Agustus lalu akhirnya menemukan jalan keluar. Pemerintah berupaya mencairkan dana tambahan Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun dalam 1-2 pekan mendatang.
Kepastian pengalokasian dana tambahan FLPP ini diputuskan dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/9/2019).
”Tadi Pak Presiden sudah menelepon Menteri Keuangan, meminta agar kekurangan dana FLPP sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun dipenuhi,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sesuai pertemuan.
Dalam pertemuan itu, pengusaha properti mengeluhkan kuota FLPP yang habis pada Agustus lalu. Padahal, menurut Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata, pengusaha properti masih memerlukan dana subsidi FLPP hingga akhir tahun ini.
”Masalah krusial yang kami sampaikan kepada Bapak Presiden, saat ini kehabisan kuota FLPP, yang hanya bisa sampai Agustus,” katanya seusai pertemuan.
Terkait persoalan itu, Basuki Hadimuljono menjelaskan, kebutuhan dana subsidi untuk perumahan pada 2019 sebesar Rp 8,6 triliun. Namun, dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), pos anggaran FLPP hanya mendapat alokasi Rp 7,1 triliun. Dana Rp 7,1 triliun itu sudah habis untuk menyubsidi sekitar 70.000 unit rumah hingga Agustus. Oleh karena itu, beberapa waktu lalu Kementerian PUPR mengajukan usulan penambahan dana FLPP sebesar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun, sesuai kebutuhan masyarakat.
Soelaeman menegaskan, dana tambahan itu masih kurang untuk memenuhi kebutuhan subsidi perumahan. Sebab, pengusaha properti menargetkan membangun 130.000 unit rumah FLPP.
Meski demikian, pengusaha properti menyambut baik upaya pemerintah menambah alokasi dana FLPP.
”Tadi Bapak Presiden sudah memberikan solusi yang sangat cepat, dalam satu minggu ini, paling maksimal dua minggu, bisa dicairkan. Bagi kami ini cukup untuk mengambil napas sampai November. Tidak masalah,” kata Soelaeman.
Keputusan untuk menyiapkan dana tambahan FLPP itu sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi untuk mempercepat realisasi program 1 juta rumah. Selain itu, juga untuk mengurangi kekurangan rumah atau backlog yang mencapai 11,4 juta unit rumah.
Dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo menyebutkan, pemerintah telah membangun 3,5 juta unit rumah dalam empat tahun terakhir. (NTA)