Bambu Jadi Sumber Energi Listrik Warga Kepulauan Mentawai
›
Bambu Jadi Sumber Energi...
Iklan
Bambu Jadi Sumber Energi Listrik Warga Kepulauan Mentawai
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, mulai memanfaatkan bambu sebagai sumber energi listrik baru terbarukan.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, mulai memanfaatkan bambu sebagai sumber energi listrik baru terbarukan. Pemanfaatan bambu dinilai lebih ramah lingkungan dan efektif untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah yang masih berstatus tertinggal itu.
Energi listrik yang memanfaatkan potensi lokal itu diwujudkan melalui tiga pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm). Ketiga PLTBm dibangun Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dengan nilai investasi Rp 150 miliar dari dana hibah Millennium Challenge Corporation.
Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sibaggalet di Pulau Siberut, Mentawai, Selasa (17/9/2019), mengatakan, bambu digunakan sebagai sumber energi listrik karena ketersediaannya banyak dan ramah lingkungan. Bambu juga telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Mentawai, mulai dari memasak hingga mencari udang.
”Dulu pernah ditawarkan pakai pelet kayu, tetapi kami tolak karena dapat merusak lingkungan. Bambu tidak, ditebang ia akan tumbuh lagi di rumpunnya,” kata Yudas di sela-sela peresmian tiga PLTBm di Pulau Siberut.
Ketiga PLTBm itu telah beroperasi di Desa Saliguma, Siberut Tengah; Desa Madobag dan Desa Matotonan, Siberut Selatan. Kapasitas total ketiga PLTBm sekitar 700 kilowatt dan memasok listrik untuk 1.233 keluarga.
Menurut Yudas, selain memanfaatkan bambu yang telah ada, pemkab juga memberdayakan masyarakat untuk menanam bambu guna menjaga keberlanjutan PLTBm. Total ada sekitar 250 hektar bambu ditanam di ketiga desa tersebut.
PLTBm itu dikelola perusahaan daerah milik Kabupaten Mentawai. Perusahaan daerah memasok bambu dari masyarakat seharga sekitar Rp 700 per kilogram. Adapun listrik yang dihasilkan dijual ke PLN yang kemudian mendistribusikannya kepada masyarakat.
”Dengan keberadaan PLTBm ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan listrik, tetapi juga mendapatkan penghasilan dari menyuplai bambu kepada ketiga pembangkit itu,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang meresmikan PLTBm itu.
Dengan keberadaan PLTBm ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan listrik, tetapi juga mendapatkan penghasilan dari menyuplai bambu kepada ketiga pembangkit itu.
Menurut Bambang, PLTBm menggunakan bambu ini merupakan yang pertama di Indonesia. PLTBm itu menjadi percontohan. Jika berhasil, penggunaannya akan dipeluas di seluruh Kepulauan Mentawai serta pulau-pulau lain di Indonesia.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sumbar Bambang Dwiyanto mengatakan, beroperasinya tiga PLTBm itu meningkatkan rasio elektrifikasi total di Kepulauan Mentawai dari sekitar 5,5 persen menjadi 66 persen. Sebelumnya, masyarakat di sana hanya mengandalkan lampu minyak sebagai penerangan atau ada juga segelintir yang menggunakan genset.
”Tarifnya sama dengan pelanggan dengan daya 450 watt di daerah lain, yang tarifnya disubsidi pemerintah. Sementara masa menyala listrik sekitar 12 jam,” kata Bambang Dwiyanto.