Borobudur Jadi Simpul Pembangunan Jalur Kereta Api
›
Borobudur Jadi Simpul...
Iklan
Borobudur Jadi Simpul Pembangunan Jalur Kereta Api
Kawasan Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah akan menjadi simpul pembangunan jalur kereta api, baik dari DI Yogyakarta maupun Kota Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Kawasan Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah akan menjadi simpul pembangunan jalur kereta api, baik dari DI Yogyakarta maupun Kota Semarang. Jalur Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, menuju Borobudur menjadi prioritas.
Kepala Seksi Perkeretaapian Dinas Perhubungan Jateng, Fajar Ahmad, saat dihubungi dari Semarang, Rabu (18/9/2019), mengatakan, Borobudur menjadi tujuan karena merupakan salah satu kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah pusat.
“Dari pemerintah pusat ada pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta, yang akan terkoneksi dengan Borobudur. Ini yang akan dioptimalkan lebih dulu oleh pusat. Namun, jalur KA dari Semarang ke Borobudur pun jadi satu kesatuan rencana. Simpul akhirnya di Borobudur,” kata Fajar.
Fajar menuturkan, Kulon Progo-Borobudur didahulukan karena besarnya daya tarik dari Yogyakarta serta jarak yang lebih pendek. Studi terkait Detail Engineering Design (DED) jalur itu telah dimulai pada 2019, sedangkan studi DED untuk Semarang-Borobudur mulai 2020.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, Bram Hertasning, menuturkan, pengembangan jalur kereta api tersebut tidak berarti fokus ke Candi Borobudur. Kawasan yang dimaksud yakni 10 km di sekitar Candi Borobudur, termasuk Bukit Menoreh.
Dari pemerintah pusat ada pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta, yang akan terkoneksi dengan Borobudur. Ini yang akan dioptimalkan lebih dulu oleh pusat. Namun, jalur KA dari Semarang ke Borobudur pun jadi satu kesatuan rencana. Simpul akhirnya di Borobudur, kata Fajar
Telah disiapkannya DED pembangunan Jalur KA Menuju Borobudur pada 2019, maka pembangunan diharapkan bisa dimulai pada 2020. “Kalau lancar, dua tahun selesai, maka diharapkan sudah beroperasi pada 2022. Konektivitas transportasi akan terintegrasi dengan bandara internasional di Kulon Progo,” ucap Bram.
Terkait Trase, Bram menekankan, masih dalam tahap studi dan pengkajian, sehingga belum ada kepastian. Namun, diperkirakan, titik tarik jalur kereta api ke arah utara atau menuju kawasan Borobudur akan berada di antara Stasiun Sentolo (Kulon Progo) dan Stasiun Patukan (Sleman).
Menurut Bram, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Badan Otorita Borobudur (BOB) dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Jateng-DIY. “Kami harapkan, ini bisa menunjang pariwisata di Borobudur, termasuk bagaimana terkait konektivitas antarmoda,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo di Candi Borobudur, Jumat (30/8), meminta rencana induk dan detail pengembangan kawasan Borobudur segera diselesaikan untuk kemudian ditetapkan. Itu termasuk pembangunan akses jalan dari Bandara Internasional Yogyakarta ke Borobudur. (Kompas, 31/8)
Semarang-Borobudur
Fajar menuturkan, reaktivasi jalur kereta api Semarang-Ambarawa-Secang-Magelang-Borobudur juga tetap dalam rencana. Bahkan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah menyerahkan rekomendasi kesesuaian reaktivasi itu dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Jateng ke Kemenhub.
Adapun studi DED baru dimulai 2020, sehingga pengerjaan fisik baru dimulai 2023. “Namun, kami telah meminta percepatan agar bisa dimulai 2021 atau 2022. Kami sifatnya hanya mendorong karena penganggaran di pusat. Kami harap bisa segera terealisasi,” kata Fajar.
Bram menuturkan, pengembangan jalur kereta api dari Borobudur hingga ke Ambarawa dan Tuntang memang termasuk dalam rencana. Itu untuk mendukung peingkatan pariwisata di daerah-daerah sekitar Borobudur. Namun, semua masih dalam tahap studi dan pengkajian.