Saat ini, di wilayah Jakarta Selatan sudah tersedia jalur khusus sepeda di sejumlah lokasi. Hal itu antara lain di Jalan Melawai, Jalan Senopati, dan Jalan Prapanca Raya.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·4 menit baca
Integrasi angkutan umum di Kota Jakarta Selatan akan terus ditingkatkan dengan menambah trotoar dan jalur khusus sepeda. Kebijakan tersebut dibuat untuk mewujudkan transportasi ramah lingkungan dengan cara mengurangi tingkat polusi udara.
JAKARTA, KOMPAS — Saat ini, di wilayah Jakarta Selatan sudah tersedia jalur khusus sepeda di sejumlah lokasi. Hal itu antara lain di Jalan Melawai, Jalan Senopati, dan Jalan Prapanca Raya. Jalur sepeda di jalan tersebut berada di sisi kiri dan ditandai dengan marka karpet hijau.
Meskipun sudah disediakan jalur khusus sepeda, para pengendara sepeda di Ibu Kota masih mengeluhkan kurang aman dan nyamannya bersepeda di Ibu Kota. Jalur mereka masih belum steril dan kerap diserobot kendaraan bermotor.
Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali, Kamis (19/9/2019), mengatakan, Pemprov DKI akan melaksanakan uji coba desain jalur sepeda di Jakarta Selatan pada 12 Oktober-19 November 2019. Uji coba ini akan menguji coba desain jalur sepeda yang sudah ada. Berbagai masukan dari masyarakat khususnya pengguna jalan akan ditampung untuk memperbaiki fasilitas yang sudah ada. Uji coba akan dilaksanakan antara lain di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, dan Jalan Fatmawati Raya.
Pada saat uji coba, menurut rencana, di jalur sepeda akan dipasang pengaman supaya tidak diserobot kendaraan lain. Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto mengatakan, jalur khusus sepeda akan diberi pengaman entah itu dari cone atau pagar semipermanen milik Sudinhub yang digunakan saat ada penutupan jalan. Upaya itu dilakukan supaya orang mengetahui fungsi jalur sepeda dan tidak menyerobot jalur khusus itu. Saat ini, masih banyak pengguna sepeda mengeluhkan tidak sterilnya jalur sepeda. Jalur sepeda masih digunakan untuk parkir atau diserobot kendaraan lainnya.
”Sebelum uji coba dilaksanakan, setiap hari kami monitor di sekitar Blok M hingga Prapanca. Mobil dan sepeda motor yang parkir di jalur khusus sepeda akan diminta pindah oleh petugas,” ujar Christianto.
Penambahan
Selain penertiban di area jalur sepeda yang sudah ada, Pemkot Jaksel juga mengusulkan penambahan jalur sepeda di sejumlah titik, yaitu Jalan Raya Ragunan, Jalan Warung Buncit Raya, Jalan Raya Mampang, hingga Jalan Rasuna Said.
Marullah mengatakan, usulan itu dibuat supaya jalur sepeda terintegrasi dengan jalur transjakarta dan ke depan LRT Jabodebek. Dengan tersedianya trotoar serta jalur sepeda yang aman dan nyaman, diharapkan para pengguna kendaraan pribadi tertarik untuk beralih ke angkutan umum. Saat ini, usulan tersebut sedang dibahas bersama Dinas Bina Marga DKI. Perizinan juga sudah mulai diproses.
”Diharapkan pengguna angkutan umum dipermudah dan dibuat nyaman sehingga tercipta transportasi yang ramah lingkungan,” kata Marullah.
Trotoar
Selain itu, Jalan Raya Fatmawati dan Jalan Lebak Bulus 1 juga akan dilebarkan untuk memberikan kemudahan akses bagi pengguna moda transportasi massal MRT. Pelebaran jalan tersebut juga diharapkan mendorong orang untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Jalan yang akan dilebarkan itu adalah Jalan Raya Fatmawati ke arah Pondok Labu sepanjang 2,8 kilometer. Saat ini, lebar jalan di ruas tersebut kurang lebih 15 meter. Nantinya, saat dilebarkan akan menjadi 22 meter.
Adapun Jalan Lebak Bulus 1 juga akan dilebarkan. Sebab, jalan tersebut merupakan akses dari lokasi park and ride South Quarter ke arah stasiun MRT Lebak Bulus. Untuk kawasan ini, trase jalan belum ditetapkan. Jalan juga akan dilebarkan dari eksisting 15 meter menjadi 22 meter.
Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali sebelumnya mengatakan, program tersebut digulirkan pemerintah untuk memberikan akses bus pengumpan (feeder) MRT ataupun pengguna yang memanfaatkan akses park and ride.
”Pengguna MRT akan semakin dimanjakan dengan kebijakan ini. Mulai dari orang-orang yang berasal dari Cirendeu, Cinere, sampai warga Jakarta Selatan,” ujar Marullah.
Kepala Subbagian Tata Usaha Pengadaan Tanah Dinas Bina Marga DKI Purwanto menambahkan, jalan akan dilebarkan dan ditambah fasilitas trotoar dan saluran air. Trotoar akan dibuat dengan desain yang sudah ada, yaitu ramah pejalan kaki dan disabilitas. Total anggaran untuk membebaskan lahan jalan se-DKI Jakarta sekitar Rp 800 miliar. Namun, total kebutuhan untuk pembebasan lahan di ruas jalan ini belum dihitung. Kebutuhan dana baru akan dihitung setelah ditetapkan setelah penetapan lokasi dan perhitungan nilai jual obyek pajak tanah.
”Total lahan yang dibutuhkan sekitar 5 hektar di kedua ruas jalan,” imbuh Purwanto.