Pelepasliaran Penyu Sarana Edukasi Warga di Pesisir Selatan Jateng
›
Pelepasliaran Penyu Sarana...
Iklan
Pelepasliaran Penyu Sarana Edukasi Warga di Pesisir Selatan Jateng
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah bersama masyarakat Desa Karangbenda, Kabupaten Cilacap, Jumat (20/9/2019), melepasliarkan 30 tukik atau anak penyu lekang di Pantai Sodong.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah bersama masyarakat Desa Karangbenda, Kabupaten Cilacap, Jumat (20/9/2019), melepasliarkan 30 tukik atau anak penyu lekang di Pantai Sodong. Selama ini, telur penyu di pesisir selatan Cilacap masih banyak diburu warga setempat untuk dikonsumsi.
”Pilar dari konservasi adalah dilindungi, diawetkan, dan dimanfaatkan. Kalau ada penyu yang bertelur di sini, mari dilindungi dan dimanfaatkan,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang BKSDA Jateng Sartana, Jumat (20/9/2019), di Pantai Sodong, Cilacap, Jawa Tengah
Sartana menyebutkan, dari penelitian para ahli, saat ini di dunia hanya tersisa tujuh jenis penyu dan enam di antaranya berada di Indonesia. Oleh karena itu, penyu dilindungi undang-undang. ”Pelepasan penyu ini bisa jadi sarana edukasi bagi masyarakat,” katanya.
Kepala Urusan Umum dan Perencanaan Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Jumawan menyampaikan, selama ini banyak penyu yang mendarat dan bertelur di sekitar Pantai Sodong. Akan tetapi, telurnya justru banyak diburu untuk dikonsumsi. ”Nelayan dan warga kurang paham bahwa penyu adalah satwa dilindungi,” katanya.
Menurut Jumawan, telur penyu dijual dengan harga mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 5.000 per butir. Menurut dia, telur penyu dipercaya meningkatkan stamina dan baik untuk kesehatan. ”Namun, kalau digoreng sebenarnya telur ini sulit matang, kenyal-kenyal, bisa mengandung banyak bakteri,” katanya.
Jumawan prihatin atas fenomena itu dan kemudian pada 12 Juni lalu, saudaranya yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan menemukan 50 butir telur penyu dan menawarkan kepadanya. ”Saya langsung membeli telur itu Rp 1.000 per butir untuk ditetaskan. Dari 50 telur, yang berhasil menetas 33 ekor dan sampai hari ini yang bertahan hidup 30 ekor,” katanya.
Menurut Jumawan, penyu bertelur secara musiman, yaitu Mei hingga Agustus. Untuk menetaskan telur penyu, dirinya menggunakan media pasir laut dan ember. Perlu waktu 46 sampai 49 hari untuk menetaskan telur penyu. ”Dalam sehari, penyu ini diberi makan 5 ons kerang-kerangan. Harganya berkisar Rp 10.000 sampai Rp 15.000 setiap 5 ons,” katanya.
Kepala Resor Konservasi Cilacap BKSDA Jateng Dedi Rusyanto mengatakan, sepanjang Pantai Sodong hingga Pantai Widarapayung yang jaraknya sekitar 5 kilometer terdapat sedikitnya lima pendaratan penyu untuk bertelur. Penyadaran dan sosialisasi ke masyarakat perlu terus dilakukan untuk melestarikan penyu.
Kepala Desa Karangbenda Sakino juga mengimbau warga dan nelayan untuk tidak lagi memburu telur-telur penyu. Pasalnya, penyu adalah satwa yang dilindungi undang-undang.