Upaya Datangkan Hujan Buatan Terus Dilakukan di Kalimantan Barat
›
Upaya Datangkan Hujan Buatan...
Iklan
Upaya Datangkan Hujan Buatan Terus Dilakukan di Kalimantan Barat
Modifikasi cuaca terus dilakukan di Kalimantan Barat, Sabtu (21/9/2019). Wilayah penyemaian garam bahkan diperluas, sehingga diharapkan hujan juga akan turun secara merata.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Modifikasi cuaca untuk memicu hujan terus dilakukan di Kalimantan Barat, Sabtu (21/9/2019). Wilayah penyemaian garam bahkan diperluas, agar hujan turun merata.
Koordinator Lapangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk Operasional Teknologi Modifikasi Cuaca di Kalimantan Barat Satyo, Sabtu (21/9/2019), mengatakan, hingga Sabtu, sudah memasuki hari ketiga proses modifikasi cuaca. Modifikasi cuaca hari pertama dan kedua berhasil memicu hujan di Bengkayang, Mempawah, sebagian Sambas, dan Landak.
”Hari ini, ada dua penyemaian, pertama di selatan Sanggau, selatan Ketapang, dan utara Sekadau. Sementara yang kedua di Bengkayang, Landak, dan utara Sanggau. Totalnya ada 1.600 kilogram garam yang disemaikan,” kata Satyo.
”Untuk hasil modifikasi cuaca pada Sabtu belum diketahui kapan akan berdampak pada turunnya hujan. Kami berharap dalam waktu beberapa hari mendatang akan turun hujan,” paparnya. Satyo menuturkan, intensitas penaburan garam sesuai dengan potensi awan yang ada. Jika ada awan potensial bisa dilakukan dua hingga tiga kali penyemaian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar Lumano mengatakan, selain modifikasi cuaca, proses penanggulangan api di darat dan pemadaman dari udara dengan helikopter juga masih dilakukan.
”Pemadaman dari udara di Kubu Raya dan Ketapang, misalnya, terus dilakukan. Namun, di Sintang dan Melawi tidak bisa dilakukan pemadaman lewat udara karena jarak pandang helikopter yang terbatas,” ujarnya.
Pemadaman dari udara di Kubu Raya dan Ketapang, misalnya, terus dilakukan. Namun, di Sintang dan Melawi tidak bisa dilakukan pemadaman lewat udara karena jarak pandang helikopter yang terbatas.
Pantauan Kompas di Kubu Raya, para sukarelawan, BPBD, dan pemadam kebakaran swasta terus berjibaku memadamkan kebakaran lahan gambut. Mereka bahkan membuat sumur bor untuk mendapatkan air.
Para sukarelawan itu beberapa hari lalu bahkan ada yang pingsan di lokasi karena sesak napas akibat asap yang terlalu pekat. Namun, berhasil ditolong karena cepat dilarikan ke rumah oksigen.
Kepala Polda Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono mengatakan, ada 86 kasus kebakaran hutan dan lahan yang sudah ditangani. Dari 86 kasus, sebanyak 29 di antaranya adalah korporasi. Dari 29 kasus korporasi, 2 kasus berada dalam tahap penyidikan dan 27 kasus dalam penyelidikan.