Kesenian daerah, seperti musik tradisional, tidak hanya menarik ketika dimainkan. Alat musik gambus dari Belitung justru sangat menarik nilai seninya ketika dilihat mulai dari cara membuatnya sampai bisa dimainkan.
Ini dikatakan penyanyi Meda Kawu, Sabtu (21/9/2019), di Jakarta.
”Setiap kali tidak ada kerjaan di Jakarta, sekarang ini saya selalu terbang ke Belitung. Di sana saya bermusik bersama anak-anak dan para pemain gambus,” ujar Meda Kawu, yang juga tergabung dalam komunitas Museum Kata Andrea Hirata di Belitung.
Gambus serupa gitar atau mandolin dimainkan dengan cara dipetik. Seniman di Belitung masih memproduksi sendiri alat musik tersebut sehingga bisa dinikmati, mulai dari pembuatan gambus hingga dimainkan.
Ketika bermusik bersama pemain gambus, Meda lebih suka memainkan lagu-lagu pop dunia untuk membangun referensi bermusik yang universal.
”Dengan bermusik bersama, ternyata ini menjadi cara yang paling efektif untuk saling belajar,” ujar Meda yang belum lama ini terlibat tampil menyanyi untuk pameran lukisan anak-anak berkebutuhan khusus neurologis Outsider Artpreneur di Ciputra Artpreneur, Jakarta.
Meda sempat berinteraksi dengan beberapa peserta pameran tersebut. Meda menyebut, mereka lebih berani tampil dan berkarya.
”Tidak seperti kita yang kadang banyak mempertimbangkan segala sesuatu untuk berkarya. Atau bahkan akhirnya tidak berani berkarya apa-apa dan bersembunyi di balik kenormalan kita,” ujar Meda. (NAW)