Setelah gagal pada percobaan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara kembali menggagas penerbangan langsung dari Kota Manado ke Davao, Filipina. Penerbangan ini diharapkan mengungkit pariwisata Kota Manado.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS – Setelah gagal pada percobaan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara kembali menggagas penerbangan langsung dari Kota Manado ke Davao, Filipina. Untuk mendukung okupansi penerbangan, diharapkan muncul sejumlah kesepakatan bisnis di antara pelaku usaha dari dua daerah.
Hal ini diungkapkan Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Pariwisata Dino Gobel, Minggu (22/9/2019). Penerbangan resmi pertama (inaugural flight) yang diisi maskapai Garuda Indonesia dengan pesawat ATR 72-600 itu dijadwalkan pada Jumat (27/9). Selanjutnya, penerbangan dijadwalkan dua kali seminggu pada hari Senin dan Jumat.
Meski demikian, penerbangan pertama itu belum bersifat komersial. Pesawat pertama akan membawa rombongan perangkat Pemprov Sulut dan 15 kabupaten/kota, serta anggota Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Sulut untuk negosiasi bisnis.
“Rombongan dari Sulut yang dipimpin Pak Wakil Gubernur (Steven Kandouw) akan menandatangani kerja sama ekonomi dan bisnis dalam konteks BIMP-EAGA (Kawasan Pertumbuhan ASEAN Timur). Selanjutnya, para pengusaha dari Asita akan negosiasi bisnis dengan para pengusaha Mindanao Selatan,” kata Dino.
Negosiasi bisnis akan berlangsung Senin (28/9), sehari setelah pembukaan rute. Para pebisnis akan menandatangani letter of intent antarperusahaan demi menarik wisatawan Davao ke Sulut dan sebaliknya.
Dino mengakui, seharusnya kesepakatan telah terbentuk sebelum pembukaan rute. Namun, ia yakin pertemuan tersebut akan bisa segera menghasilkan kesepakatan. “Penerbangan ini memang juga dimaksudkan untuk mewadahi business meeting sehingga berbagai kesepakatan pariwisata bisa tercapai,” ujarnya.
Sementara itu, Manajer Pemasaran dan Pelayanan Garuda Indonesia di Manado, Agny Gallus Pratama, belum meemastikan penerbangan pada Jumat mendatang. “Masih ada beberapa izin yang belum selesai, saat ini masih proses. Saya tidak bisa merinci detail perizinan itu, tapi kami harap bisa diselesaikan segera untuk mengejar penerbangan 27 September,” kata dia.
Namun, Agny memastikan penerbangan ke Davao akan dibuka setiap Senin dan Jumat secara reguler, bukan carter. Tiket dapat dibeli secara daring di laman Garuda Indonesia maupun agregator.
Sebelumnya, rute Manado-Davao pernah dibuka oleh beberapa maskapai seperti Bouraq, Sriwijaya, dan Wings Air, tetapi ditutup karena tak diminati. Untuk menghindari kegagalan yang sama, Pemprov Sulut meminta Asita setempat membuat beragam paket wisata agar wisatawan mancanegara (wisman) senantiasa mengisi kursi di penerbangan tersebut. Paket wisata itu akan lebih menarik jika dikoneksikan dengan sejumlah destinasi lain seperti Bali.
Menurut data Badan Pusat Statistik selama Januari-Juli 2019, sebanyak 73.137 wisman telah melancong ke Sulut. Dino mengatakan, hingga September ini jumlahnya telah meningkat hingga 95.000. Pemprov Sulut membidik kedatangan 150.000 wisman, meningkat dari capaian 124.830 pada 2018.
Namun, penerbangan Manado-Davao belum dimaksudkan untuk menopang pencapaian target tersebut. “Kami belum bicara target, tetapi fokus ke bagaimana menciptakan arus wisatawan dari Davao. Setidaknya, dari 78 kursi, 50 bisa diisi oleh para wisatawan yang digaet Asita,” kata Dino.
Sejauh ini, sekitar 90 persen wisman yang datang ke Manado berasal dari China. Ketua Asita Sulut Merry Karouwan mengatakan, penerbangan dari Davao ke Manado tidak hanya akan menambah jumlah wisman dari Filipina, tetapi juga Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Setiap tahun, sekitar 1 juta wisatawan Korsel mengunjungi Cebu, Filipina. “Jadi kami ingin memanfaatkan berbagai penerbangan lanjutan. Dari Cebu, para wisman Korea bisa terbang ke Davao, kemudian ke Manado,” kata Merry.
Asita Sulut akan membuat paket wisata berdurasi lima hari empat malam. Namun, untuk meningkatkan daya tarik, Asita Sulut bekerja sama dengan Asita provinsi lain, seperti di Bali dan Maluku Utara untuk mengusulkan destinasi di wilayah mereka. Pengusaha perjalanan akan memanfaatkan penerbangan langsung Lion Air dari Manado ke Bali serta Manado ke Morotai dengan Wings Air.
Kami ingin menjadikan Manado sebagai hub, gerbang pariwisata di Indonesia bagian timur. Jadi, yang ditawarkan adalah paket kombinasi beyond Manado. (Merry Karouwan)
“Singkatnya, kami ingin menjadikan Manado sebagai hub, gerbang pariwisata di Indonesia bagian timur. Jadi, yang ditawarkan adalah paket kombinasi beyond Manado,” kata Merry.
Merry mengatakan, pihaknya juga akan membuat paket wisata ke destinasi yang belum umum, seperti di Bolaang Mongondow Raya, Minahasa Tenggara, serta Kepulauan Sitaro dan Sangihe. Dalam negosiasi bisnis di Davao Jumat mendatang, Asita akan berusaha mencapai kerja sama dengan agen perjalanan di Filipina untuk memasarkan paket-paket itu.