Setelah Bekasi, Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Jaringan JAD di Jakarta Utara
›
Setelah Bekasi, Polisi Tangkap...
Iklan
Setelah Bekasi, Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Jaringan JAD di Jakarta Utara
Polisi menangkap satu laki-laki terduga teroris berinisial MA, Senin (23/9/2019) pagi. Ia ditengarai bagian dari jaringan Jamaah Ansarut Daulah dan terkait dengan tujuh terduga teroris yang ditangkap di Bekasi.
Oleh
J Galuh Bimantara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Polisi menangkap satu laki-laki terduga teroris berinisial MA, Senin (23/9/2019) pagi. MA dibekuk di Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Ia ditengarai bagian dari jaringan Jamaah Ansarut Daulah atau JAD dan terkait dengan tujuh terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, juga pada Senin pagi.
Kelompok JAD terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS). "Pelaku diduga teroris yang diamankan ini memang ada rencana untuk melakukan pengeboman, tetapi kami belum mendapatkan informasi jelas mau mengebom di daerah mana," ucap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, di lokasi penangkapan MA, Semper Barat.
Argo menjelaskan, penangkapan bermula dari penyelidikan oleh Detasemen Khusus 88 Markas Besar Polri, kemudian peringkusan dimulai dari area Bekasi. Sebanyak tujuh terduga teroris dibekuk di sana. Adapun MA yang ditangkap di rumahnya di Semper Barat merupakan terduga teroris kedelapan hari ini.
Polisi pun mengeluarkan barang-barang bukti yang ditemukan dari dalam kamar MA, termasuk timbangan, satu liter cairan H2O2 50 persen, satu liter acetone, satu liter H2SO4, serta kertas berisi tulisan. Menurut Argo, tulisan itu merupakan surat berisi permohonan pamit dari terduga teroris karena mau melakukan pengeboman.
Argo menambahkan, masih terdapat bahan peledak di dalam rumah terduga teroris MA. Rumah tersebut berupa bangunan berlantai dua bercat putih, berada di depan lapangan olahraga.
Ayah MA, AG (69), mengaku tidak tahu anaknya menyimpan bahan-bahan tadi. Ia sering masuk ke kamar MA di lantai dua, tetapi amat jarang mengecek isi lemari anaknya. Kabarnya, barang-barang bukti diambil polisi dari lemari. "Kalau saya tahu, tidak akan saya izinkan dia menyimpan barang-barang itu," ujar AG.
Menurut AG, MA sangat pendiam. Ia tidak pernah keluar rumah setelah pulang kerja dari salah satu pabrik sabun di Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tidak pernah ada juga teman MA yang berkunjung ke rumahnya. Namun, MA biasanya berpamitan keluar pada Sabtu malam. "Katanya ikut pengajian di daerah Bekasi," tutur dia.
Evi, Sekretaris RT 13 RW 04 Semper Barat, menceritakan, polisi menggerebek rumah keluarga AG sekitar pukul 07.30. "Tiba-tiba banyak yang mengepung. Kemudian ada yang menginformasikan, di sini ada yang diduga teroris. Kaget saya," katanya.
Selain rumah berlantai dua tempat polisi menangkap AG, polisi menggeledah pula satu rumah lain yang berjarak sekitar 100 meter dan juga masih milik keluarga AG, pukul 11.30.
Sekitar pukul 11.45, polisi penjinak bahan peledak datang ke lokasi menyiapkan peralatan. Sisa bahan peledak kemungkinan diledakkan di sekitar lokasi penangkapan.