Tuntutan Tak Didengar, Mahasiswa Bertahan di Gerbang DPR
›
Tuntutan Tak Didengar,...
Iklan
Tuntutan Tak Didengar, Mahasiswa Bertahan di Gerbang DPR
Sejumlah pimpinan mahasiswa yang menggelar demonstrasi diterima oleh perwakilan DPR, Senin (23/9/2019). Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pimpinan mahasiswa yang menggelar demonstrasi diterima oleh perwakilan DPR, Senin (23/9/2019). Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR.
Hingga Senin pukul 20.40, sekitar 1.000 mahasiswa masih bertahan di depan Jalan Gatot Subroto. Ruang kosong di depan gerbang DPR tak cukup menampung mahasiswa yang mencapai 1.000 orang. Sebagian dari mereka memadati trotoar jalan. Ada juga yang merangsek ke jalan tol.
Setelah menggelar demonstrasi selama setengah hari, perwakilan mahasiswa diterima oleh DPR, tepatnya oleh Fraksi Gerindra. Pada pertemuan pukul 18.00 itu, mahasiswa dengan tegas menolak bertemu di ruangan Fraksi Gerindra. Mereka tidak ingin gerakan aksi mereka diklaim oleh Gerindra yang juga menolak pengesahan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Akhirnya, pertemuan dilaksanakan di ruangan Badan Legislatif (Baleg) DPR. Perwakilan mahasiswa diterima oleh anggota DPR terpilih Andre Rosiade, anggota Komisi III Masinton Pasaribu, dan Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas.
Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Dinno Ardiansyah menyatakan, aksi ini merupakan respons atas situasi nasional. Pemerintah dan DPR mengesahkan sejumlah UU yang bertentangan dengan semangat reformasi.
Hal itu, katanya, tecermin dalam pengesahan revisi UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Ini akan melemahkan agenda pemberantasan korupsi yang menjadi salah satu agenda reformasi.
Selain itu, pengesahan RUU Pemasyarakatan juga berpotensi mempermudah narapidana kejahatan luar biasa, termasuk korupsi. Sejumlah pasal di Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana juga membuat rakyat rentan dikriminalisasi.
Dalam pertemuan dengan perwakilan DPR, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Manik Marganamahendra menanyakan soal anggota DPR yang tidak hadir saat mahasiswa menggelar aksi serupa 19 September lalu. Pada pertemuan empat hari lalu itu, mahasiswa diterima oleh Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar.
Manik menanyakan apakah perwakilan DPR sudah menerima tuntutan mereka. Supratman meminta agar mahasiswa membacakan kembali tuntutan itu. Ini disebabkan informasi soal tuntutan mahasiswa itu tidak sampaikan oleh Sekjen DPR.
Mahasiswa kecewa. Mereka menyatakan bahwa DPR tidak mendengar suara dan tuntutan rakyat. ”Kami menyatakan mosi tidak percaya kepada DPR,” kata Manik. Setelah itu, perwakilan mahasiswa meninggalkan ruangan.
Dalam rapat konsolidasi antar-perwakilan mahasiswa di sekitar Kompleks DPR, sejumlah opsi mengemuka. Manik menyatakan agar pimpinan mahasiswa mengambil sikap. Yang pasti, jalan audiensi bersama DPR sudah tidak lagi menjadi pilihan.
Ada di antara perwakilan mahasiswa menawarkan agar mereka menduduki Gedung DPR malam ini juga, tetapi usul ini tidak diterima secara bulat. Yang pasti, rapat internal itu menyepakati bahwa semangat massa harus dijaga karena rapat paripurna berlangsung esok hari.
Kemudian, perwakilan mahasiswa naik mobil komando. Manik dan Dinno Ardiansyah berorasi. Di tengah orasi, sebagian orang mendesak agar segera masuk ke Gedung DPR.
Menjelang pukul 20.00, komando tidak lagi dipegang oleh Manik dan Dinno. Ini membuat komando massa tidak lagi satu suara.
Ada orator yang menyarankan massa memblokade jalan tol. Maka meloncat sekitar 100 orang ke jalan tol. Hal ini kemudian berhasil ditenangkan oleh orator lain.
Saat berita ini ditulis, di gerbang DPR, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono sedang beraudiensi dengan mahasiswa. Namun, perwakilan mahasiswa itu tidak sama dengan yang beraudiensi dengan DPR. Manik dan Dinno sudah tidak terlihat.
Sebagian orang melempari titik audiensi dengan botol air mineral. Ada juga yang memanjat gedung DPR.
Di atas mobil polisi, sejumlah perwakilan BEM meminta mahasiswa mundur, tetapi masih ada yang bertahan di gerbang DPR. Saat ini polisi saling dorong dengan sejumlah orang di gerbang DPR.
Pada pukul 21.02, situasi berangsur tenang. Massa duduk di Jalan Gatot Subroto. Mereka juga bertengger di tembok median jalan.