Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin delegasi RI dalam sidang Majelis Umum PBB. Indonesia memanfaatkan forum ini untuk menegaskan pentingnya mekanisme multilateral.
Oleh
Bonifasius Josie Susilo H dan FX Laksana Agung Saputra dari New York, AS
·2 menit baca
NEW YORK, KOMPAS — Sidang Majelis Umum PBB Ke-74 di New York, Amerika Serikat, mulai digelar dan akan dihadiri 136 pemimpin dunia dari 193 negara anggota PBB, Senin (23/9/2019). Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menantang para pemimpin dunia datang dengan rencana-rencana konkret dalam lima topik agenda utama.
Kelima topik utama itu meliputi sistem kesehatan semesta, perubahan iklim, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), pembiayaan pembangunan, dan negara-negara pulau kecil yang terancam perubahan iklim.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menantang para pemimpin dunia datang dengan rencana-rencana konkret dalam lima topik agenda utama.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin delegasi Indonesia. Ia didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Pada hari pertama, Senin waktu setempat, sidang akan membahas sistem kesehatan semesta bertema ”Bergerak Bersama Membangun Dunia yang Lebih Sehat.” Kalla dijadwalkan menyampaikan pernyataan nasional dalam forum itu.
Sidang tahunan PBB tersebut juga akan dimanfaatkan Indonesia untuk menegaskan pentingnya mengedepankan mekanisme multilateral untuk menjawabnya. ”Tidak ada satu pun negara di dunia mampu mencapai misinya sendirian,” kata Retno dalam taklimat singkat di kantor Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York, Minggu.
Penegasan itu sejalan dengan tema utama Sidang Umum PBB tahun ini, yaitu ”Memperkuat Upaya Multilateral untuk Penghapusan Kemiskinan, Pendidikan Berkualitas, Aksi dan Inklusi Iklim”. Debat umum, sesi para pemimpin dunia menyampaikan pandangannya atas tema itu, akan digelar hingga 30 September mendatang.
Wapres Kalla dijadwalkan berbicara di depan forum tersebut pada Jumat mendatang. Ia juga akan menghadiri sejumlah forum, antara lain Universal Health Coverage, Climate Action Summit, dan Financing for Development and Midterm Review for Samoa Pathway, yang secara khusus membahas pengembangan Negara-negara Kepulauan Kecil.
Selama di New York, Kalla akan mengadakan 25 pertemuan, sedangkan Retno akan menggelar 60 pertemuan, termasuk sejumlah pertemuan bilateral.
Sistem kesehatan
Pada sidang Majelis Umum PBB kali ini, untuk pertama kali forum itu membahas sistem kesehatan semesta. PBB menyebutkan, separuh penduduk dunia masih kekurangan akses pada sistem kesehatan semesta.
Sidang PBB ini diharapkan dapat mendesak sekaligus mengunci komitmen politik para pemimpin negara untuk memprioritaskan pada sistem layanan kesehatan semesta di negara masing-masing.
”Sistem kesehatan semesta merupakan pilihan politik. Saya mengharapkan semua pemimpin untuk mengambil pilihan itu,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Di Indonesia, pemerintah telah menyelenggarakan sistem kesehatan semesta mulai 2014. Programnya disebut JKN dengan BPJS Kesehatan sebagai pengelolanya. Ditemui di New York, Minggu waktu setempat, Nila Moeloek menyatakan, Indonesia telah menyelenggarakan sistem kesehatan semesta terbesar di dunia. Saat ini pesertanya mencapai 217 juta jiwa.