Kabut asap akibat kebakarna hutan dan lahan masih pekat di Kota Palangkaraya dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Hujan buatan yang tidak lama berlangsung justru membuat kabut kian pekat.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PULANG PISAU, KOMPAS – Kabut asap akibat kebakarna hutan dan lahan masih pekat di Kota Palangkaraya dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Hujan buatan yang tidak lama berlangsung justru membuat kabut kian pekat.
Surni (18), warga Hiu Putih, Kota Palangkaraya, mengungkapkan, hujan di wilayahnya tidak sampai satu jam. Setelah hujan selesai, asap justru semakin tebal dan padat. “Kalau pagi itu saya bisa lihat remahan kayu terbakar terbang, setelah hujan asapnya malah menyengat,” ungkap Surni, di Palangkaraya, Rabu (25/9/2019).
Hujan dengan intensitas sedang terjadi pada Selasa (24/9/2019) malam. Dari pantauan Kompas, hujan terjadi hampir di seluruh wiayah Kota Palangkaraya yang saat itu masih berkabut. Sesaat setelah hujan, kabut asap menipis, namun tak sampai satu jam asap kembali menyelimuti kota.
Sesaat setelah hujan, kabut asap menipis, namun tak sampai satu jam asap kembali menyelimuti kota.
Hal serupa juga terjadi di Pulang Pisau. Wilayah Tumbang Taruna, Tumbang Nusa, hingga Jekan Raya masih ditutup asap hingga Rabu petang.
Mahyuni (37) pedagang bakso di sekitar Jembatan Tumbang Nusa, mengungkapkan, asap pekat menyelimuti di pagi hari, menipis di siang hari namun kian tebal menjelang malam. “Kendaraan yang melewati jalur ini biar siang pasti menyalakan lampu, kabutnya tebal sekali. Biasanya ada yang parkir di sisi jembatan kali ini sepi semua jalan terus,” ungkap Mahyuni.
Data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Provinsi Kalteng menunjukkan sejak Januari hingga saat ini terdapat 31.465 titik panas dengan dominasi kepercayaan di atas 70 persen. Pada Rabu ini titik panas mencapai 325 titik yang didominasi di wilayah Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Palangkaraya.
Saat ini, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih menunjukkan level berbahaya. Konsentrasi parameter partikulat bekas kebakaran dalam asap (PM10) mencapai angka 640 mikrogram per meter kubik pada Rabu pagi hingga petang. Sedangkan, partikulat PM 2,5 mencapai 668 mikrogram per meter kubik. Batas normal PM 10 adalah 150 mikrogram per meter kubik sedangkan PM 2,5 hanya 65 mikrogram per meter kubik.
Libur diperpanjang
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Sahdin Hasan memperpanjang masa libur hingga 28 September 2019. Sebelumnya, sekolah diliburkan sejak 15 September hingga 22 September 2019.
Sahdin mengungkapkan pihaknya sampai saat ini terus melakukan evaluasi dan memantau kondisi kabut asap yang berbahaya bagi anak kecil dan kelompok rentan lainnya. “Jika kondisi sudah memungkinkan dan udara tidak membahayakan anak-anak maka kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan kembali,” kata Sahdin.
Namun libur sekolah tidak berlaku untuk petugas pendidikan baik guru maupun tenaga administrasi lainnya. “Mereka setidaknya bisa fokus pada peningkatan kompetensi secara mandiri,” katanya.