Aparat menemukan senjata tajam di kerumunan massa pelajar. Belum jelas senjata tajam itu akan dipakai untuk keperluan apa.
Oleh
Wisnu Wardhana Dhany / Stefanus Ato
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Aparat kepolisian menemukan senjata tajam di antara pelajar yang akan demonstrasi di sekitar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Senjata berupa celurit itu ditemukan saat aparat menggeledah para pelajar. Polisi masih menyelidiki temuan tersebut untuk ditindaklanjuti.
"Kami menemukan beberapa pelajar yang membawa celurit ketika melintas di Jalan S Parman, Slipi, Jakarta Barat," kata Kepala Satuan Bimbingan Masyarakat Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Ganet Sukoco, Rabu (25/9/2019) di Jakarta.
Ganet menyebutkan, pelajar yang membawa senjata tajam akan menjalan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara pelajar lain dalam satu rombongan akan ditangani suku dinas terkait dan pihak sekolah. Mereka adalah bagian dari pelajar dari Jakarta dan sekitarnya yang ingin mendatangi area Gedung DPR.
Massa tidak bisa masuk ke area Gedung DPR karena dihalau aparat kepolisian. Sebagian pelajar memadati persimpangan sebidang jalur kereta rel listrik di kawasan Palmerah. Keberadaan mereka menghambat arus lalu lintas kereta rel listrik (KRL) maupun kendaraan bermotor di kawasan itu. Namun layanan KRL di Stasiun Palmerah tetap berjalan seperti biasa. Tidak hanya di sana, ratusan orang berkerumun di Jalan Tentara Pelajar tepatnya di samping Menara Kompas.
"Untuk perjalanan KRL Commuter Line antara Stasiun Palmerah-Stasiun Tanah Abang saat ini diatur melintas dengan kecepatan terbatas sehubungan adanya kerumunan massa yang tersebar di sejumlah titik di sekitar Stasiun Palmerah dan di dekat jalur rel," kata Vice President of Corporate Communication KCI Erni Sylviane Purba.
Pembatasan kecepatan itu tidak mengganggu relasi kereta di lintasan lainnya. Petugas paling pintu sigap menginstruksikan dekinstran untuk mundur ketika kereta akan melintas. Kereta pun melintas perlahan baik dari Stasiun Palmerah ke arah Kebayoran maupun sebaliknya.
Sampai saat ini, situasi di lokasi belum kondusif. Kepolisian masih menembakan gas air mata ke arah demonstran. Sementara demonstran tetap bertahan di pintu perlintasan sampai Jalan Tentara Pelajar. Melalui pengeras suara, polisi mempersuasi demonstran untuk tenang dan tidak terprovokasi.
Menanggapi aksi unjuk rasa yang melibatkan pelajar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mengatakan, hal itu menjadi kewenangan pihak sekolah. Kepala sekolah memiliki wewenang penuh untuk mengkoordinir siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan yang dianggap bermanfaat oleh sekolah.
"Jadi ikuti saja ketentuan yang ada, dan kepala sekolah yang memutuskan. Karena kalau ada kegiatan apa terus sekolahnya mau ikut itu kepala sekolah yang memutuskan. Liat aturannya saja," kata Anies.