Lebih dari 20.000 rumah tangga di Provinsi Aceh belum teraliri listrik. Rumah tangga itu umumnya berada di daerah terpencil dan keluarga miskin.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Lebih dari 20.000 rumah tangga di Provinsi Aceh belum teraliri listrik. Rumah tangga itu umumnya berada di daerah terpencil dan keluarga miskin. Setiap tahun, Pemerintah Aceh membantu pemasangan listrik untuk 5.000 rumah tangga sehingga ditargetkan tahun 2022 semua rumah di Aceh teraliri listrik.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Mahdinur, Kamis (26/9/2019), mengatakan, rumah yang yang belum memiliki listrik kebanyakan berada di daerah terpencil. Di daerah itu belum masuk jaringan listrik. Namun, lanjutnya, ada juga sebagian rumah tangga miskin di pedesaan dan perkotaan yang belum memiliki listrik.
Mahdinur mencontohkan, warga di empat desa di daerah terpencil di Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, belum menikmati listrik. Pemerintah Aceh telah merencanakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sana, yakni PLTA Tampur I. Namun, belakangan, rencana itu terhenti lantaran izin peminjaman kawasan hutan dibatalkan pengadilan.
”Untuk daerah Simpang Jernih memang agak sulit sebab belum ada jaringan listrik,” ujar Mahdinur.
Sebelumnya, Hasbi, warga Desa Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, mengatakan, desanya hingga kini belum teraliri listrik. Untuk penerangan, warga mengandalkan genset dan lampu teplok.
”Dulu ada program listrik, tapi tidak berhasil,” kata Hasbi.
Mahdinur menyebutkan, Pemerintah Aceh memiliki program ”Aceh Energi” yang salah satu kegiatannya adalah pemerataan energi bagi warga. Pemerataan dilakukan dengan cara membangun pembangkit listrik terbarukan dan membiayai pemasangan listrik bagi keluarga miskin.
Dalam setahun, pemerintah membiayai pemasangan listrik pada 5.000 rumah tangga miskin. Kapasitas listrik bantuan pemerintah itu sebesar 2 ampere atau setara 450 watt per rumah. Program ini dimulai tahun 2019 dengan target pada 2022 sebanyak 20.000 rumah terpasang.
”Pada akhir periode gubernur tahun 2022, tidak ada rumah yang tidak berlistrik,” ujar Mahdinur.
Pada 2019, alokasi anggaran untuk program pemasangan listrik rumah tangga miskin senilai Rp 15 miliar. Mahdinur mengatakan, ada ribuan yang sudah dipasangi tersebar di 16 kabupaten/kota. ”Pemasangan terus berjalan sampai akhir tahun,” ujarnya.
Pada 2019, alokasi anggaran untuk program pemasangan listrik rumah tangga miskin Rp 15 miliar.
Pemasangan terbaru tahun ini dilakukan di Desa Sikundo, Kecamatan Pante Ceuremen, Kabupaten Aceh Barat. Sebanyak 39 rumah di desa itu telah dipasangi listrik. Sikundo merupakan desa terpencil. Listrik di desa terpencil itu resmi menyala pada 18 Mei 2019. Pemasangan listrik di Sikundo merupakan kerja sama antara PT PLN Persero (Tbk) dengan Dinas ESDM Aceh.
Kepala Desa Sikundo Muhammad Jauhari mengatakan, penantian panjang kehadiran listrik akhirnya terwujud. Warga sangat bersyukur sebab kini pada malam hari desa itu sudah terang. ”Kami tidak ketinggalan informasi sebab bisa nonton televisi,” ucapnya.
Ke depan, Jauhari berharap pemerintah membantu pembangunan menara sinyal telepon seluler di desanya. Alasannya, Sikundo juga kini belum terjangkau sinyal telepon seluler. ”Kalau jaringan telepon genggam sudah masuk, kami bisa beli token lebih mudah dan komunikasi lebih cepat,” lanjutnya.