Gedung Putih merilis transkrip percakapan telepon antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang terjadi pada 25 Juli 2019, Rabu (25/9/2019).
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Gedung Putih merilis transkrip percakapan telepon antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang terjadi pada 25 Juli 2019, Rabu (25/9/2019). Transkrip kedua pejabat ini memicu sejumlah pertanyaan, termasuk mengenai lama perbincangan.
Seperti yang diketahui, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dalam konferensi pers, Selasa (24/9/2019), mengumumkan penyelidikan resmi untuk pemakzulan Trump. Trump diduga menekan Zelensky untuk menjatuhkan saingan politiknya menjelang Pilpres AS 2020, yakni bakal calon presiden Demokrat, Joe Biden.
Trump meminta agar Zelensky menyelidiki peran Biden dan putranya, Hunter Biden, dalam kasus korupsi yang melibatkan perusahaan perusahaan gas alam Burisma Holdings. Untuk menjawab tuduhan adanya quid pro quo, Trump sepakat untuk merilis transkrip percakapan.
“Mereka akan terpukul ketika melihat informasi yang ada, itu adalah sebuah lelucon. Pemakzulan apa yang dimaksud ketika saya memiliki pertemuan dan percakapan telepon yang luar biasa?” kata Trump, Kamis (26/9/2019).
Dalam lima halaman transkrip yang dirilis, terdapat sejumlah intisari yang diperoleh, yakni Trump menekankan bantuan yang telah diberikan AS kepada Ukraina, mencela minimnya bantuan Uni Eropa untuk Ukraina, dan meminta penyelidikan atas kasus dugaan korupsi yang melibatkan Joe Biden dan putranya, Hunter Biden.
Selain itu, transkrip juga menunjukkan Zelensky menyetujui semua perkataan Trump. Akan tetapi, muncul sorotan atas sejumlah keganjilan yang ada dalam isi transkrip.
Dalam naskah transkrip, terdapat catatan yang menyatakan, transkrip tersebut merupakan memorandum percakapan telepon atau dengan kata lain transkrip bukan bersifat verbatim (hasil wawancara lengkap tanpa diedit). Ada juga kata “peringatan” ketidakakuratan isi transkrip karena Zelensky berbicara melalui penerjemah.
Sejumlah analis menyoroti, lama percakapan via telepon antara Trump dan Zelensky seharusnya 30 menit. Namun, transkrip yang dirilis menunjukkan lama percakapan hanya sekitar 12 menit.
Ditambah lagi, isi transkrip tersebut menggunakan tanda elipsis (tiga tanda titik) dalam tiga kali kesempatan. Tanda elipsis menunjukkan, ada kata atau kalimat yang dihapus. Seluruh tanda elipsis ditemukan dalam pernyataan Trump.
Tanda elipsis pertama tercatat ketika Trump mengatakan, “Biden berkeliling menyombongkan diri bahwa dia menghentikan penuntutan, jadi jika Anda bisa memeriksanya... Kedengarannya mengerikan bagi saya”.
Di sini, Trump merujuk kepada pemecatan pejabat jaksa Ukraina, Viktor Shokin, pada 2016. Shokin dipecat karena dianggap tidak kompeten untuk menyelidiki kasus korupsi perusahaan gas alam Burisma Holdings. Hunter Biden menjabat sebagai salah satu direksi di perusahaan ini.
Tanda elipsis kedua dan ketiga ditemukan dalam pernyataan berikut, “Saya ingin Anda membantu kami karena negara kami telah melalui banyak hal dan Ukraina tahu banyak tentang itu. Saya ingin Anda mencari tahu apa yang terjadi dengan seluruh situasi dengan Ukraina ini, mereka bilang Crowdstrike... Saya kira Anda memiliki salah satu dari orang-orang kaya Anda... Server, mereka bilang Ukraina memilikinya.”
Mengutip The New York Times, pernyataan Trump merujuk pada perusahaan keamanan siber AS, Crowdstrike, dan lokasi server Komite Nasional Demokrat (DNC), badan Partai Demokrat. Pada 2016, email DNC diretas sehingga data sensitif, termasuk kontribusi keuangan dan data pendonor partai bocor. Trump menduga server DNC berada di Ukraina.
Ketiga tanda elipsis yang ada di dalam transkrip muncul dalam sesi ketika Trump meminta bantuan kepada Zelensky.
“Transkrip telepon Trump dengan Presiden Ukraina jauh lebih buruk dari yang diperkirakan. Itu merupakan cara seorang bos mafia berbicara. Apa yang telah Anda lakukan untuk kami? Kami telah melakukan begitu banyak untuk Anda, tetapi tidak ada banyak timbal balik,” kata Ketua Komisi Intelijen di DPR, Adam Schiff, yang berasal dari Demokrat.
Schiff melanjutkan, isi transkrip juga menunjukkan dengan jelas Trump meminta bantuan untuk kepentingannya. Kepentingan yang dimaksud tidak lain adalah menyelidiki saingan politiknya, yaitu Joe Biden.
Bahkan, pejabat dari partai pengusung Trump, Republik, turut menyuarakan kekhawatiran atas isi transkrip. Senator dari Nebraska Ben Sasse dan Senator dari Utah Mitt Romney mengatakan, isi transkrip itu sangat meresahkan.
Klaim Trump
Dalam transkrip itu, memang benar Trump tidak menekan Zelensky secara eksplisit dengan menyebutkan detail bantuan AS kepada Ukraina. Trump hanya menyatakan, “Kami melakukan banyak hal untuk Ukraina. Kami menghabiskan banyak usaha dan banyak waktu”.
Isi transkrip juga menunjukkan dengan jelas Trump meminta bantuan untuk kepentingannya. Kepentingan yang dimaksud tidak lain adalah menyelidiki saingan politiknya, yaitu Joe Biden.
“Tidak ada tekanan sama sekali. Demokrat telah membangun percakapan itu sebagai “percakapan dari neraka”, tetapi itu ternyata bukan panggilan apa-apa,” kata Trump, di sela-sela pertemuan PBB bersama Zelensky, Rabu (25/9/2019).
Hanya saja, perbincangan antara kedua pemimpin negara tersebut terjadi setelah Trump menunda pengiriman bantuan senilai hampir 400 juta dollar AS, termasuk bantuan senilai 250 juta dollar AS untuk militer Ukraina. Bantuan itu tak lama kemudian akhirnya dikirim.
Dalam kesempatan yang sama, Zelensky juga menyatakan, ia tidak merasa tertekan ketika menerima telepon Trump. Bahkan, ia menyebut percakapan tersebut sebagai hal yang normal.
“Maaf, tetapi saya tidak ingin terlibat dalam pemilu demokratis AS. Itu normal. Kami berbicara tentang banyak hal. Jadi, saya pikir, dan Anda bisa membacanya, tidak ada yang menekan saya," tutur Zelensky.
Sejumlah pejabat Demokrat menyatakan, perilisan isi transkrip oleh Gedung Putih tidak akan menghilangkan investigasi mengenai potensi pelanggaran yang dilakukan Trump. Pengaduan mengenai Trump sekarang tengah dikaji oleh para anggota parlemen. (AFP/Reuters)