Denny Wirawan (51) tak bisa memejamkan mata semalaman lantaran memikirkan unjuk rasa yang berbuntut kericuhan. Desainer itu berencana meluncurkan koleksi terbaru bertajuk ”Pringgasela” yang mengangkat tenun Sumba.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
Denny Wirawan (51) tak bisa memejamkan mata semalaman lantaran memikirkan unjuk rasa yang berbuntut kericuhan. Desainer itu berencana meluncurkan koleksi terbaru bertajuk ”Pringgasela” yang mengangkat tenun Sumba. Ia pun hanya bisa pasrah.
Ketika akhirnya peragaan busana itu berhasil digelar dengan lancar di Jakarta, Rabu (25/9/2019), Denny luar biasa gembira. ”Saya deg-degan. Stres gara-gara berita unjuk rasa, tapi puji Tuhan semua sesuai rencana. Saya berterima kasih kepada para undangan yang bisa hadir,” ujarnya.
Denny begitu sibuk menyiapkan peluncuran tersebut hingga baru mengetahui kericuhan yang terjadi sekitar pukul 18.00. Ia sempat mengira informasi itu adalah gurauan. ”Tinggal satu atau dua baju yang harus diselesaikan. Konsentrasi langsung buyar dan saya bingung. Otak saya muter sampai pagi,” ucapnya.
Malam sebelumnya sekitar pukul 21.00, Denny datang dari studionya di Cipete, Jakarta, ke lokasi peragaan busana di Karet Semanggi untuk mengatur ruang. Itu pun ia harus menggunakan aplikasi internet yang memandunya melewati Kuningan agar tak terhadang unjuk rasa.
”Saya menggunakan tiga mobil untuk membawa baju-baju. Jalan sudah penuh. Tapi, satu mobil tersendat kedatangannya,” ujarnya. Peluncuran itu diselenggarakan pukul 10.00, tetapi Denny sudah tiba sekitar pukul 04.30 untuk geladi. Jika tamu-tamu berhalangan datang, ia tak bisa berbuat apa-apa.
Sejumlah teman menanyakan jadi atau tidaknya peluncuran tersebut. Bahkan, ada teman Denny yang hendak mengadakan acara membatalkannya. ”Saya galau. Enggak bisa ngomong. Tapi, hati kecil saya punya keyakinan kalau acaranya pasti sukses. Ternyata Tuhan merestui,” ujarnya sambil tersenyum.