Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk segera menangani korban gempa bumi di Ambon, Maluku. Pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan para korban luka.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk segera menangani korban gempa bumi di Ambon, Maluku. Pemerintah akan menanggung seluruh biaya perawatan para korban luka. Pemerintah juga mengirimkan bantuan untuk menopang hidup warga di pengungsian.
”Kemarin sudah saya perintahkan kepada Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letnan Jenderal Doni (Doni Monardo) di sana, juga kepada TNI/Polri dan kepada Menteri Sosial bergerak ke lapangan, di tempat terjadinya gempa, membantu saudara-saudara kita yang di Ambon dan bantuan sudah saya perintahkan untuk dikirimkan,” tutur Presiden Joko Widodo seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahman, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Gempa magnitudo 6,5 di Ambon yang terjadi pada Kamis (26/9/2019) telah mengakibatkan 23 orang meninggal di Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Kabupaten Seram Bagian Barat. Selain itu, lebih dari 100 orang mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan pascagempa.
Presiden Jokowi pun menyampaikan dukacita mendalamnya atas korban jiwa yang timbul akibat gempa. ”Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam atas musibah gempa yang menimpa saudara-saudara kita di Ambon,” ujarnya.
Menteri Sosial akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal. Selain itu, Presiden memastikan korban luka akibat gempa dapat menjalani perawatan tanpa biaya.
15.000 warga mengungsi
BNPB mencatat sekitar 15.000 warga mengungsi karena rumah mereka rusak. Kerusakan juga terjadi pada fasilitas pendidikan, tempat ibadah, perkantoran, dan fasilitas umum.
Hingga saat ini, pemerintah masih mendata kerusakan tempat tinggal masyarakat. ”Kemarin, saya terakhir mendapat laporan kira-kira 100 lebih sedikit rumah yang rusak,” tambah Presiden.
Kepala BNPB Doni Monardo sudah memantau lokasi terdampak bersama Gubernur Maluku Murad Ismail. Beberapa lokasi yang dikunjungi, di antaranya tempat pengungsian di Kampus Darussalam Kabupaten Maluku Tengah, RSUD dr H Ishak Umarella, dan Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah.
Rumah Sakit dr Ishak Umarella saat ini tidak dapat difungsikan karena ada keretakan pada dinding bangunan. Pasien pun ditempatkan di tenda-tenda di sekitar rumah sakit supaya terhindar dari kemungkinan keruntuhan dinding.
Doni, seperti disampaikan dalam keterangan pers BNPB, berpesan kepada pemerintah daerah setempat, BMKG, TNI, dan Polri supaya intensif menyosialisasikan kepada masyarakat untuk kembali ke rumah mereka. Masyarakat diimbau untuk selalu mendapatkan informasi dari pihak berwenang dan tidak mudah terpengaruh pada informasi palsu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BNPB telah mengirimkan personel untuk mendukung penanganan darurat pascagempa. Selain itu, bantuan logistik dan peralatan sudah dikirimkan ke lokasi terdampak. Bantuan logistik tersebut berupa matras 149 lembar, perlengkapan keluarga 200 paket, selimut 500 lembar dan sandang 500 paket.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa M 6,5 terjadi pada Kamis (26/9/2019) jam 06.46. Gempa terjadi pada 40 km timur laut Ambon, Maluku, dengan kedalaman 10 km. Sebelumnya, BMKG merilis gempa dengan kekuatan magnitudo 6,8, tetapi kemudian diperbaiki menjadi magnitudo 6,5.
Berdasarkan informasi BMKG, gempa bumi dirasakan di wilayah Ambon dan Kairatu pada skala intensitas V MMI, di Paso II-III MMI dan Banda II MMI. BMKG merilis bahwa berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.