Perjalanan Anthony Sinisuka Ginting terhenti pada babak kedua Korea Terbuka. Cedera yang dialami pekan lalu membuatnya menyerah pada pemain senior Denmark, Jan O Jorgensen.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
INCHEON, KAMIS - Setelah memperlihatkan tanda kebangkitan pada China Terbuka dengan lolos ke final, Anthony Sinisuka Ginting gagal mempertahankan penampilannya pada Korea Terbuka. Cedera menghambat pergerakannya melawan pemain senior Denmark, Jan O Jorgensen (31), pada babak kedua.
Jorgensen, yang absen dari turnamen selama delapan bulan sejak Juni 2017 karena cedera tumit, masih memperlihatkan ketangguhannya. Hal ini diperburuk kondisi Anthony yang mengalami sakit pinggang dan kaki. Setelah bertarung selama 58 menit Incheon Airport Sky Dome, kamis (26/9/2019), Anthony akhirnya kalah, 21-17, 16-21, 13-21.
Anthony pun akan memanfaatkan jeda waktu dengan turnamen berikutnya, Denmark dan Perancis Terbuka pada 15-27 Oktober, untuk memulihkan cedera yang dirasakannya sejak semifinal China Terbuka melawan Kashyap Parupalli (India), pekan lalu. Apalagi, dalam lima pertandingan sejak babak pertama hingga final, dia selalu bermain tiga gim.
Final melawan Kento Momota ketika itu memperlihatkan tanda kebangkitan kembali Anthony yang tampil tak konsisten pada 2019 dan belum meraih gelar juara. Namun, karena belum bisa mengurangi kesalahan, Anthony kalah 14-21, 21-19, 13-21, dan gagal mempertahankan gelar juaranya.
”Pada gim pertama saya masih bisa mengatasi, tetapi pada gim kedua terganggu sakit kaki dan pinggang, seperti agak tertarik. Sudah terasa sejak semifinal China Terbuka, tetapi masih saya tahan. Tadi, saat mengambil bola agak jauh, sakitnya terasa,” tutur Anthony pada laman resmi PP PBSI.
Anthony tiga kali lolos ke final pada 2019. Selain China Terbuka, dia juga tampil pada partai puncak Singapura dan Australia Terbuka, tetapi gagal membawa gelar. Ini berbeda dengan 2018 ketika Anthony selalu juara pada dua penampilannya di final, Indonesia Masters dan China Terbuka.
Setelah bergantian menjadi tunggal putra nomor satu Indonesia dengan Jonatan ”Jojo” Christie, kini Anthony mulai tertinggal. Anthony berada pada peringkat kedelapan, sedangkan Jojo keenam. Jojo bahkan pernah menempati urutan keempat pada 6-27 Agustus.
Namun, penampilan Jojo juga belum benar-benar konsisten pada turnamen besar. Hasilnya pada turnamen BWF World Tour Super 1000 dan 750 beragam, seperti babak kedua All England (1000), perempat final Indonesia Terbuka (1000), dan final Jepang Terbuka (750). Pekan lalu, dia dihentikan rekan sepelatnas, Shesar Hiren Rushtavito, pada babak pertama China Terbuka (1000).
Jojo punya kesempatan memperbaiki hasil buruk tersebut meski level Korea Terbuka (Super 500) lebih rendah dari China Terbuka. Jojo akan melawan Wang Tzu Wei (Taiwan) pada perempat final Korea Terbuka setelah melewati Khosit Phetpradab (Thailand) pada babak kedua, 21-8, 22-20.
Shesar juga lolos ke perempat final setelah mengalahkan Lu Guangzu (Tiongkok) 21-15, 21-13 dan akan berhadapan dengan unggulan kedua, Chou Tien Chen (Taiwan).
Rinov/Pitha menang
Juara dunia yunior 2017, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, untuk pertama kalinya tampil pada perempat final turnamen BWF Super 500 pada 2019. Mereka akan berhadapan dengan ganda China, He Jiting/Du Yue, setelah mengalahkan Wang Chi Lin/Cheng Chi Ya (Taiwan), 20-22, 21-16, 21-18. Sebelumnya, pasangan yang masuk level senior pada 2018 ini lolos ke perempat final Singapura Terbuka, Juli 2018.
Untuk melawan ganda China, Pitha mengatakan, dia dan Rinov harus mengurangi kesalahan. ”Beberapa kali kami dapat poin, lalu hilang. Setelah itu, lawan dapat banyak poin. Itu perlu diantisipasi,” ujar Pitha.
Wakil Indonesia lainnya yang tampil pada perempat final adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Gregoria Mariska Tunjung, serta dua ganda putra yang akan saling berhadapan, yaitu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.