Bagi rakyat Perancis, Jacques Chirac (86) adalah sosok spesial. Mantan PM, Wali Kota Paris, dan presiden selama dua periode itu menguasai panggung politik Perancis hampir selama tiga dekade. Chirac berpulang Kamis malam.
Oleh
MYRNA RATNA
·2 menit baca
Bagi rakyat Perancis, Jacques Chirac adalah sosok spesial. Mantan perdana menteri, Wali Kota Paris, dan presiden selama dua periode (1995-2007) itu menguasai panggung politik Perancis hampir selama tiga dekade. Chirac berpulang, Kamis (26/9/2019) malam, pada usia 86 tahun.
Kawan dan lawan menghormati Chirac sebagai pejuang politik, terutama ketika Perancis secara terbuka menentang invasi AS ke Irak yang tidak memperoleh dukungan PBB. Konflik itu merenggangkan hubungan trans-Atlantik. Kemarahan warga AS ditunjukkan dengan aksi membuang minuman anggur Perancis ke got dan mengganti nama french fries (kentang goreng) menjadi freedom fries.
Meski demikian, Chirac merupakan kepala negara pertama yang bertemu dengan Presiden AS George Bush setelah serangan teroris 11 September dan meninjau dari udara wilayah Manhattan yang hancur.
Chirac juga dikenal sebagai salah satu presiden yang memiliki penampilan elegan. Selain tinggi dan tampan, Chirac sangat menikmati hidup. Ia kerap melakukan perjalanan ataupun liburan serba mewah.
Namun, dia juga tahu betul dalam menarik simpati rakyat bawah, terutama konstituen utamanya di perdesaan. Media sering menempatkan foto Chirac yang sedang mencium bayi dan anak-anak di halaman utama.
Chirac juga merupakan kepala negara pertama yang meminta agar dunia memperhatikan perubahan iklim. ”Rumah kita sedang terbakar, tetapi kita mencari jalan lain,” kata Chirac. Kalimat itu kini menjadi semacam mantra bagi para aktivis lingkungan.
Kontroversi
Meski demikian, tak berarti pemerintahannya berlangsung mulus. Setelah kekuasaannya berakhir, Chirac digoyang kasus korupsi yang terjadi semasa ia menjadi Wali Kota Paris selama dua dekade. Imunitas sebagai presiden menyelamatkannya.
Namun, empat tahun kemudian, ia menjadi mantan kepala negara pertama yang diadili pada 2011. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan korupsi berlapis. Akan tetapi, hukuman itu ditangguhkan selama dua tahun.
Kehidupan pribadi Chirac juga tak lepas dari sorotan. Meskipun sampai meninggal ia terikat pernikahan dengan Bernadette selama 63 tahun, Chirac tak pernah menutupi perselingkuhannya.
Bagi Bernadette yang juga seorang politisi, pernikahannya dengan Chirac bukan karena cinta. ”Itu pernikahan karena ambisi,” kata Bernadette dalam wawancara dengan France 3 TV pada 2015.
Sejak kemarin, Presiden Emmanuel Macron membuka Istana Elysee bagi publik yang ingin menyampaikan dukacita. Ratusan orang mengular di pintu istana menanti giliran untuk memberikan tanda tangan. ”Jacques Chirac adalah tokoh besar yang mencintai negerinya, kebudayaannya, dan berakar dalam sejarah kita,” kata Macron. (AP/AFP)