Kesadaran Periksa Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kesehatan fisik menyeluruh secara berkala sesungguhnya lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat saat penyakit diketahui sudah parah.
Biaya berobat tidak murah sehingga upaya preventif terhadap penyakit lebih dianjurkan ketimbang kuratif atau mengobati. Akan tetapi, pemeriksaan kesehatan fisik secara menyeluruh dan berkala belum menjadi kebiasaan masyarakat.
Pemeriksaan kesehatan fisik menyeluruh (medical check-up/MCU) secara berkala sesungguhnya lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat saat penyakit diketahui sudah parah.
Survei Mercer Marsh Benefits pada 2018 mengenai Medical Trend Around the World menyebutkan, biaya rumah sakit merupakan ongkos termahal dalam komponen total biaya pengobatan, yakni mengambil porsi 21 persen. Bahkan, peningkatan biaya pengobatan di Indonesia pada 2018 mencapai 33,6 persen, lebih tinggi dibanding Malaysia (12,5 persen) dan Singapura (9,19 Persen). Sementara rata-rata negara di Asia diperkirakan 10 persen.
Sayangnya, publik masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan fisik.
Pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala dapat memberikan gambaran terkini kondisi tubuh secara keseluruhan. Karena itu, tingkat kesehatan pun selalu terpantau. Deteksi dini terhadap gejala penyakit akan memberikan ruang penanggulangan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Gaya hidup, seperti kebiasaan makan dan tingkat stres akibat perubahan lingkungan fisik dan perkembangan dunia yang kian pesat, membuat masyarakat semakin rentan terhadap penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit arteri koroner.
Deteksi dini penyakit-penyakit ini menjadi penting supaya terapi yang tepat waktu dapat dilakukan. Diharapkan hal itu dapat mengurangi dampak penyakit dan kasus kematian. Sayangnya, publik masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan fisik.
Kebiasaan Publik
Jajak pendapat Litbang Kompas pada 9-10 Mei 2019 menunjukkan hanya separuh responden yang telah atau pernah melakukan pemeriksaan kesehatan fisik. Di sisi lain, banyak orang yang ragu untuk melakukan MCU secara teratur dengan berbagai alasan, seperti merasa dirinya sehat ataupun takut membayar biaya MCU yang mahal.
Bahkan, hanya separuh responden pula yang menilai pemeriksaan kesehatan fisik mendesak untuk dilakukan, sedangkan 47 persen lainnya menilai sebaliknya.
Responden yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan fisik berpendapat, pemeriksaan fisik kesehatan seharusnya dilakukan sedini mungkin. Sebanyak 29 persen menyatakan harus dilakukan seseorang sebelum berusia 25 tahun.
Sementara itu, sebanyak 19 persen menyebut pemeriksaan harus dilakukan mulai usia 25 tahun, dan 17 persen menilai harus dilakukan mulai usia 30 tahun. Kelompok responden lainnya, yakni 17 persen responden, menilai MCU baiknya dimulai sejak usia 40 tahun. Hanya 5 persen yang menyatakan MCU cukup dimulai sejak usia 50 tahun.
Harus berkala
Pemeriksaan kesehatan fisik dinilai responden harus dilakukan secara berkala. Di antara responden yang pernah melakukan MCU, terdapat sebanyak 15 persen yang secara rutin melakukannya setahun sekali. Sementara ada 10 persen responden menyatakan melakukan MCU sekali dalam enam bulan. Persentase lebih sedikit melakukan MCU lebih sering seperti 9 persen responden yang melakukan MCU sebulan sekali dan sebanyak 6 persen melakukannya dua bulan sekali.
Melakukan MCU secara berkala dengan frekuensi sesering mungkin bukan tanpa alasan. Perkembangan jenis penyakit dan tingkat keparahan tidak dapat sepenuhnya dikendalikan. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kematian akibat penyakit tidak menular diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia. WHO memperkirakan pada 2030 akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, seperti kanker, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Prediksi WHO ini sesuai dengan kondisi riil yang terjadi di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 dan 2001, selama 12 tahun (1995-2007) terjadi transisi epidemiologi di mana kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian akibat penyakit menular semakin menurun.
Pemeriksaan kesehatan fisik menjadi kian penting karena penyakit tidak menular sering kali tidak menunjukkan gejala yang dirasakan penderita. Sebuah studi tentang utilitas pemeriksaan kesehatan preventif dalam deteksi dini keadaan penyakit dilakukan Ramesh R, Yuri Gagarin P, Senthil Murugan R, Rizwan SA, Perawan Joena M, dan Aravind A yang dimuat dalam laman International Journal of Research In Medical Sciences (2016).
Studi tersebut merupakan studi retrospektif dari 262 individu tanpa gejala yang menghadiri pemeriksaan kesehatan. Pasien dengan gejala signifikan dikeluarkan. Penelitian menemukan dalam populasi penelitian, sebanyak 12,8 persen memiliki kisaran kadar gula darah diabetes dan 21,7 persen memiliki BP dalam kisaran hipertensi.
Dislipidemia terdeteksi pada 89,2 persen individu tanpa gejala. Kelainan fungsi tiroid terdeteksi pada 10,7 persen populasi. Di antara penyakit lain yang baru terdeteksi, tingkat deteksi adalah 40,9 persen untuk NAFLD, 4,2 persen untuk gangguan ginjal, dan 26,7 persen untuk anemia.
Pemeriksaan kesehatan fisik menjadi kian penting karena penyakit tidak menular sering kali tidak menunjukkan gejala yang dirasakan penderita.
Pemeriksaan kesehatan fisik menjadi semakin mendesak rutin dilakukan oleh kelompok lansia. Menurut laporan studi yang berjudul Peran Medical Check Up terhadap Aktivitas Fisik Dasar Lansia: Studi Panel Kelompok Lanjut Usia 1993-2000 (Indang Trihandini, FKM, UI), disimpulkan lansia yang tidak melakukan MCU teratur berisiko mengalami disabilitas 1,85 kali dibandingkan dengan lansia yang melakukan MCU secara teratur.
Hal ini menunjukkan bahwa lansia dengan pemeriksaan medis rutin akan memiliki kesempatan untuk mempertahankan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari hampir dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan pemeriksaan medis rutin.
Namun, pemeriksaan kesehatan fisik yang tersedia untuk publik saat ini masih belum sepenuhnya memadai. BPJS Kesehatan hanya dapat memberikan layanan pemeriksaan kesehatan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan indikasi penyakit oleh dokter. BPJS Kesehatan tidak menanggung MCU atas inisiatif sendiri, tetapi pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan jika ada indikasi medis.
Kesadaran Periksa
Bagi penduduk berstatus tenaga kerja, pemeriksaan kesehatan fisik secara rutin masih banyak dilakukan karena keharusan (haknya) sebagai karyawan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 02/Men/1980 Pasal 3 Ayat (2) mewajibkan perusahaan untuk memeriksakan kesehatan pegawainya dalam satu tahun dilakukan pemeriksaan satu kali yang disebut pemeriksaan kesehatan berkala.
Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
Semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya satu tahun sekali, kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja. Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
Sementara untuk individu, pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala masih dinilai hanya membuang waktu dan biaya. Masyarakat baru memiliki kesadaran untuk melakukan pemeriksaan jika dalam keluarganya telah memiliki riwayat penyakit atau seseorang tersebut bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi.
Selain menjaga gaya hidup yang sehat, pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala merupakan bentuk investasi. Deteksi dini kondisi kesehatan tubuh dapat mencegah penyakit semakin parah. Semakin parah penyakit, selain semakin sulit diobati, biaya yang dikeluarkan pun semakin tinggi. (Susanti Agustina S/Litbang Kompas)