Terkena Peluru Karet, Wartawan Indonesia di Hong Kong Dirawat Intensif
›
Terkena Peluru Karet, Wartawan...
Iklan
Terkena Peluru Karet, Wartawan Indonesia di Hong Kong Dirawat Intensif
Wartawan Indonesia untuk surat kabar Suara di Hong Kong, Veby Mega Indah, menjalani perawatan intensif seusai tertembak peluru karet aparat kepolisian Hong Kong.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wartawan Indonesia untuk surat kabar Suara di Hong Kong, Veby Mega Indah, menjalani perawatan intensif seusai tertembak peluru karet aparat kepolisian Hong Kong. Dia tertembak di atas jembatan pejalan kaki di kawasan Wan Chai, Minggu (29/9/2019) siang, saat meliput unjuk rasa.
Saat dihubungi Kompas per telepon pada Minggu (29/9/2019) malam, Veby baru saja menjalani proses pemeriksaan CT-scan dan proses jahit medis di pelipis kanannya yang robek. Dia mendapat tiga jahitan. Saat kejadian dirinya mengaku sempat terjatuh dan beruntung ditahan oleh beberapa rekan sesama jurnalis Hong Kong yang juga tengah meliput bersama dirinya.
”Kalau tidak ditahan begitu gue bisa langsung jatuh. Memang enggak pingsan, tapi gue langsung enggak bisa berdiri. Lemas dan sakit banget. Dari luka sobek di pelipis darah juga langsung mengucur. Menurut dokter ada luka juga di bagian retina yang harus diobservasi sepekan ini,” ujar Veby.
Meski begitu, dokter, menurut Veby, juga mengatakan luka itu diharapkan tak akan sampai membahayakan penglihatannya. Bola mata pun juga tidak rusak. Beruntung pula tak lama setelah kejadian Veby langsung ditangani tim medis yang langsung membawanya ke rumah sakit dengan ambulans.
Sebelumnya, Kompas juga menghubungi nomor Pendeta Rachel dari Gereja Methodist yang kebetulan juga mendampingi Veby dan memegang pesawat teleponnya. Dalam pesan tertulisnya, Pendeta Rachel menyebut Veby tengah dalam penanganan dokter.
”Pihak dokter tengah menganalisis hasil CT-scan. Sekarang pelipis kanannya sedang dijahit karena robek beberapa sentimeter. Veby ditangani dokter di RS Pamela Youde Nethersole Eastern, Chai Wan. Dia tertembak peluru polisi riot Hong Kong. Kepalanya terasa sangat sakit,” tulis Pendeta Rachel dalam pesan singkatnya.
Laporan video langsung
Veby beberapa saat sebelum kejadian juga tengah melaporkan aksi unjuk rasa di area Wan Chai secara langsung via media sosial. Laporannya sendiri sempat berlangsung selama 35 menit. Dalam tayangan video laporannya itu Veby juga sempat mengimbau para warga negara Indonesia, terutama wisatawan dan buruh migran, agar menghindari area tempatnya meliput.
Dalam tayangan video itu juga terlihat kepanikan dan kekacauan saat aparat kepolisian menembakkan gas air mata. Suara tembakan juga beberapa kali terdengar dari kejauhan. Tampak pula di sekeliling Veby, dalam video itu, sejumlah jurnalis bersama-sama meliput peristiwa tersebut.
Dia juga merekam aksi para pengunjuk rasa berpakaian hitam-hitam yang mengenakan masker gas dan kacamata, helm pelindung kepala, serta membawa payung. Selain itu juga tampak tergambar kepanikan di kalangan masyarakat yang terjebak di lokasi bentrok pengunjuk rasa dan aparat kepolisian.
Pada menit ke-19 laporan videonya, Veby juga sempat melaporkan tentang seorang demonstran perempuan yang terkena tembakan peluru karet aparat. Para demonstran lain menghalang-halangi dengan payung yang mereka bawa lantaran petugas medis tengah mengambil tindakan dan membuka masker si korban.
”Mereka tidak mau wajah korban terekam kamera, jadi sengaja dihalang-halangi,” ujar Veby dalam laporannya itu.
Sejak awal laporannya Veby terekam berada di bawah jembatan pejalan kaki, skybridge, dan baru naik ke atas pada menit ke-21. Aparat kepolisian bersenjatakan tameng dan tongkat pemukul memang berada di atas jembatan pejalan kaki. Mereka juga menembakkan peluru karet dan gas air mata dari atas jembatan ke arah demonstran di bawah.
Ketegangan tampak sempat terjadi saat para demonstran naik dan berkeras menyuruh polisi turun dari jembatan. Puluhan polisi sempat bertahan dan balik menyuruh para demonstran yang naik untuk turun ke jalan raya. Mereka juga tampak memasang pembatas berbentuk tali berwarna merah.
Tembakan beberapa kali juga terus terdengar. Pada menit ke-28 polisi kemudian mengusir para demonstran dan jurnalis yang berada di atas jembatan, termasuk Veby. Ketegangan tampak semakin bertambah, begitu juga jumlah polisi yang datang.
Dalam rekaman video itu posisi Veby bersama sejumlah jurnalis terakhir berada di dekat kantor imigrasi Hong Kong. Menjelang akhir menit ke-31 para personel polisi tampak terdesak begitu puluhan pengunjuk rasa datang merangsek.
Saat tengah merekam itulah, tepatnya pada menit 32.05, kamera yang dipegang Veby tampak seperti terentak dan jatuh ke lantai jembatan diiringi jeritan dan kepanikan sejumlah wartawan, juga demonstran di lokasi.
Gambar di layar buram dan gelap, sementara suara kepanikan masih terdengar. Beberapa detik menjelang menit 34.59 tampak sekilas sejumlah wartawan dan tenaga medis mengelilingi Veby.