Inter Milan dan Juventus akan bertemu untuk pertama kali musim ini pada pekan depan. Duel dua tim ini bisa menjadi indikator siapa yang memiliki potensi lebih besar menjuarai Liga Italia musim ini.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
GENOA, MINGGU - Juventus dan Inter Milan telah menyiapkan amunisi untuk menjadi yang terbaik saat mereka bertemu dalam laga derbi Italia pada pekan depan, Senin (7/10/2019) dini hari WIB. Ini akan menjadi laga derbi terpanas untuk menentukan siapa yang berhak menjadi kandidat terkuat sebagai pemegang gelar juara Liga Serie A musim ini.
Surat kabar Tuttosport menyebut derbi Italia kali ini akan menjadi derbi terpanas dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Untuk pertama kalinya, Juventus sebagai tim juara bertahan dalam delapan musim terakhir akan bertemu Inter yang kini sudah berevolusi di bawah asuhan pelatih Antonio Conte. Dengan kata lain, Juventus akan menghadapi sosok yang juga pernah membuka kejayaan tim berjuluk “Nyonya Besar” itu pada musim 2011-2012.
Conte yang pernah melatih dan mengawali era dominasi Juventus pada tujuh tahun silam kini akan berusaha menghentikannya dengan menggunakan Inter. Keseriusannya terlihat ketika Inter pada awal musim ini sudah mengukir sejarah baru. Untuk pertama kalinya sejak musim 1966-1967, Inter mampu memenangi keenam laga perdana Serie A.
Kemenangan terakhir diraih Inter di Stadion Comunale Luigi Ferraris, markas Sampdoria, pada laga yang berakhir Minggu (29/9/2019) dini hari WIB. Meski bermain dengan 10 pemain, Inter tetap mampu mengalahkan Sampdoria 3-1.
Inter bahkan membutuhkan dua menit untuk mencetak dua gol ke gawang Sampdoria. Gol pertama Stefano Sensi tercipta pada menit ke-20 dan Alexis Sanchez kemudian menambah keunggulan pada menit ke-22. Namun, Sanchez mendapat kartu kuning kedua dan harus keluar lapangan pada menit ke-46.
Sampdoria sempat mengejar melalui gol Jakub Jankto tetapi Inter tetap bisa menambah keunggulan melalui gol yang diciptakan Roberto Gagliardini. “Situasi ini memperkuat kami. Kami sadar tetap bisa menampilkan permainan terbaik meski hanya dengan 10 orang,” kata Conte.
Inilah amunisi yang dimiliki Inter saat ini. Inter di tangan Conte menjadi tim yang memiliki kedalaman skuad dan mentalitas yang jauh berbeda dari musim lalu. Mereka kini menunjukkan agresivitas dan kekuatan yang merata di setiap lini. Dalam laga kontra Sampdoria itu, Conte dan Inter mengirim pesan kepada Juventus untuk waspada.
Pada laga sebelumnya, Juventus juga mengalahkan SPAL 2-0 di Stadion Allianz, Turin. Kedua gol tersebut dicetak Miralem Pjanic dan Cristiano Ronaldo. Meski menang, Juventus saat ini baru bisa berada di peringkat kedua klasemen sementara Serie A dengan 16 poin karena pernah mendapat hasil imbang satu kali. Sementara Inter kokoh di puncak klasemen dengan 18 poin.
Menghadapi derbi terpanas itu, Sarri ingin menunjukkan sikap tenangnya. “Saya belum benar-benar menonton laga Inter musim ini. Saya dengar Inter sekarang bermain bagus,” katanya seperti dikutip Football-Italia.
Sarri mengaku kini hanya fokus untuk menghadapi laga selanjutnya yang tidak kalah penting, yaitu laga kedua Liga Champions melawan Bayer Leverkusen, Rabu (2/10/2019) dini hari WIB. Ia mengaku lebih baik menonton beberapa (rekaman) laga Leverkusen dan pergi makan malam.
Berbeda dengan Sarri, kiper Juventus Gianluigi Buffon lebih banyak mengapresiasi Inter. “Saya tahu persis kredo yang dipegang Conte. Ia punya energi yang disalurkan ke tim untuk berusaha merebut trofi (Serie A),” katanya.
Napoli cemas
Dengan kemunculan Conte di Inter, peta persaingan Serie A musim ini pun berubah. Napoli pun kehilangan posisinya sebagai rival terberat Juventus. Laga derbi Italia itu pun tidak menarik minat pelatih Napoli Carlo Ancelotti.
“Saya lebih cemas menanti laga Torino-Napoli,” ujar Ancelotti. Pernyataan itu ia lontarkan setelah Napoli mengalahkan tim promosi, Brescia, 2-1, di Stadion San Paolo.
Wajar Ancelotti menyatakan hal itu karena timnya masih ceroboh di lapangan seperti pada laga kemarin. Mereka mampu unggul 2-0 pada babak pertama tetapi mereka kemudian memberi banyak kesempatan kepada Brescia untuk menyerang. Akibatnya, striker Brescia, Mario Balotelli, mampu mencetak satu gol. Itu merupakan gol pertama Balotelli di Serie A sejak 15 September 2015 ketika ia masih membela AC Milan.
Meski menang, striker Napoli Dries Mertens mengungkapkan kekecewaannya karena timnya harus bersusah payah menang di kandang. “Kami tidak boleh lagi kebobolan seperti itu dan menambah kesulitan. Kami harus bergerak ke depan, bukan mundur ke belakang,” katanya.
Kini Napoli baru mengumpulkan 12 poin. Mereka sudah kehilangan poin dari dua kekalahan, salah satunya kekalahan 0-1 dari Cagliari yang juga terjadi di San Paolo, beberapa hari lalu. (AFP/REUTERS)