Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi yakin opini publik AS terkait pemakzulan Presiden Donald Trump sudah berubah. Publik AS saat ini diyakini mendukung pemakzulan itu.
AUSTIN, SABTU -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, yang juga politisi senior Partai Demokrat, Nancy Pelosi, Sabtu (28/9/2019), mengatakan bahwa opini publik sekarang mendukung penyelidikan menuju pemakzulan Presiden Donald Trump. Hal itu setelah terungkap informasi baru tentang percakapan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
”Di tengah publik, gelombang telah berubah total; itu bisa berubah sekarang—siapa tahu—tetapi sekarang setelah melihat pengaduan dan laporan IG (Inspektur Jenderal) dan sikap angkuh pemerintah terhadapnya, orang-orang Amerika mengambil keputusan yang berbeda,” kata Pelosi di sebuah acara yang digelar dan dipandu situs berita Texas Tribune.
Pelosi pada pekan lalu mengumumkan dukungannya atas digelarnya investigasi menyeluruh terkait percakapan Trump-Zelenskiy. Hal itu setelah muncul keluhan pengaduan yang menunjukkan bahwa Trump tampaknya meminta bantuan politik dari Presiden Ukraina dengan tujuan menyudutkan bakal calon kandidat presiden dari Demokrat dan membantunya agar terpilih kembali pada pilpres 2020.
Kubu Demokrat pun mendapat peluang baru. Sebagaimana diberitakan, Pelosi bergegas menunjuk enam komite DPR untuk menyelidiki dugaan pelanggaran Trump. Para politisi Demokrat berharap kesimpulan soal pemakzulan Trump bisa didapat pada Desember 2019. Kesimpulan yang dimaksud adalah Trump melanggar hukum atau konstitusi, dan karena itu harus dimakzulkan.
Menurut Pelosi, dirinya semula enggan mengadakan penyelidikan terkait pemakzulan Presiden. Namun, sikapnya kini berubah menjadi desakan pada pemakzulan, terutama setelah muncul rincian percakapan Trump-Zelenskiy.
”Seorang Presiden AS tak akan menyembunyikan bantuan militer yang dibayar para pembayar pajak guna menghancurkan pemimpin negara lain, kecuali dia memberinya bantuan politik; pesan itu sangat-sangatlah jelas,” katanya.
Dalam percakapan via telepon pada 25 Juli 2019 dengan Zelenskiy, Trump meminta Presiden Ukraina itu menyelidiki kasus calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan putranya, Hunter, yang pernah menjadi anggota dewan sebuah perusahaan energi Ukraina. Joe dan Hunter membantah telah melakukan kesalahan dalam kasus yang dituduhkan.
Terkait langsung yang digalang Demokrat, Trump mengecam penyelidikan menuju pemakzulan dirinya. Ia beralasan, dirinya tak melakukan kesalahan. Ia menuduh Demokrat melancarkan sesuatu yang mengada-ada dan bermotif politik.
DPR AS saat ini sedang menyelidiki dugaan bahwa tindakan Trump telah membahayakan keamanan nasional dan integritas pemilihan presiden AS. Penyelidikan atas pemakzulan Presiden itu juga telah memberikan persepsi baru atas kepresidenan Trump.
”Jika fakta-fakta itu meyakinkan orang-orang Amerika, mungkin juga fakta-fakta itu meyakinkan beberapa orang di Partai Republik,” kata Pelosi.
Namun, Pelosi tidak dapat memastikan berapa lama penyelidikan itu berlangsung hingga simpulan terkait pemakzulan dapat dilakukan. ”Itu akan memakan waktu, yakni selama Komite Intelijen perlu mengikuti semua fakta,” katanya.
Zelenskiy adalah aktor dan komedian berusia 41 tahun yang terpilih sebagai Presiden Ukraina pada April lalu. Saat terpilih, ia mewarisi sejumlah persoalan, termasuk perang negaranya melawan para separatis di Ukraina timur.
Dalam transkrip percakapan 25 Juli dengan Trump, ia tampak bersemangat memperoleh dukungan dari pemerintahan Trump. Ia memuji Trump dan mengatakan kepada Trump bahwa dirinya belajar banyak dari gaya kampanye Trump dan pernah tinggal di sebuah hotel Trump di New York. Trump menyampaikan akan menerima Zelenskiy di Gedung Putih.
Kedua pemimpin itu terakhir bertemu pada Rabu pekan lalu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York. Keduanya pun berbicara di depan pers seusai pertemuan. Zelenskiy mengucapkan terima kasih atas undangan Trump ke Washington. ”Anda mengundang saya. Namun, saya minta maaf, saya pikir Anda lupa memberi tahu saya tanggalnya,” kata Zelenskiy.
Berita dari mahasiswa
Perwakilan khusus AS di Ukraina, Kurt Volker, mengundurkan diri pada Jumat setelah Kongres AS memerintahkannya menjawab pertanyaan dalam penyelidikan pemakzulan terhadap Trump. Seorang sumber mengonfirmasi pengunduran diri Volker.
Seorang pembisik mengatakan, Volker bertemu dengan pejabat senior Ukraina tentang cara ”menangani” masalah Trump. Komite-komite di DPR AS memerintahkan Volker hadir untuk menjawab pertanyaan parlemen.
Kabar mundurnya Volker tersiar ke publik setelah seorang mahasiswa berusia 20 tahun di Arizona State University membuat berita tersebut, mendahului pemberitaan media-media besar di AS. Andrew Howard, Redaktur Pelaksana surat kabar mahasiswa The State Press, mengonfimasi berita pengunduran diri Volker itu. ”Sungguh sebuah hal yang luar biasa,” kata Howard (AP/AFP/REUTERS)