Gelar juara Korea Terbuka yang diraih Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjadi salah satu tanda kebangkitan ganda putra Indonesia itu, menyusul penurunan performa hingga paruh 2019.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
INCHEON, MINGGU - Bangkitnya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meramaikan kembali persaingan perebutan tiket Olimpiade Tokyo 2020 dari nomor ganda putra Indonesia. Selain memperbesar peluang menempatkan dua wakil ganda putra, Indonesia juga bisa memperkecil kesempatan negara lain untuk mendapat kuota maksimal. PP PBSI harus menentukan pilihan yang tepat demi medali emas.
Gelar juara dari turnamen Korea Terbuka (BWF Super 500) di Incheon Airport Skydome menjadi salah satu tanda bangkitnya Fajar/Rian setelah memperoleh serangkaian hasil buruk pada pertengahan 2019. Dalam final, Minggu (29/92019), ganda yang mendapat nama “Fajri” dari penggemar bulu tangkis Indonesia itu mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-16, 21-17.
Ini menjadi final sekaligus gelar pertama Fajar/Rian setelah menjuarai Swiss Terbuka Super 300, Maret. Gelar itu, serta semifinal All England (Super 1000) dan Malaysia Terbuka (Super 750) menempatkan mereka sebagai ganda putra peringkat kelima dunia pada 16 April-21 Mei, di bawah dua rekan mereka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1) dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (4).
Namun, setelah itu, dalam lima turnamen yang diikuti, mereka tiga kali tersingkir pada babak kedua, sekali pada babak pertama, dan hanya sekali menembus perempat final. Hasil tersebut menurunkan posisi Fajar/Rian dalam daftar peringkat dunia, ke posisi ketujuh, di saat senior mereka, Hendra/Ahsan, naik ke posisi kedua.
Dalam posisi tersebut, sulit untuk tak menyingkirkan nama Fajar/Rian sebagai dua kandidat utama ganda putra Indonesia ke Tokyo 2020. Namun, dalam masa kualifikasi Olimpiade yang masih berlangsung hingga 26 April 2020, Fajar/Rian bangkit. Semifinal Kejuaraan Dunia di Basel, Swiss, menjadi momen pertama.
Setelah itu, mereka mencapai perempat final Taiwan Terbuka (300), semifinal China Terbuka (1000), lalu menjuarai Korea Terbuka (500). “Alhamdulillah, bersyukur bisa menang hari ini di sini. Semoga kedepannya kami bisa konsisten,” kata Fajar dalam laman resmi PP PBSI.
Menambahkan komentar Fajar, Rian mengingatkan diri mereka bahwa usai Korea Terbuka ini, mereka bukan juara lagi. “Masih banyak turnamen yang harus kami jalani, harus berusaha dan latihan lagi,” kata Rian.
Asisten pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Aryono Miranat, yang mendampingi di Incehon, menilai, kepercayaan diri Fajar/Rian telah kembali. “Kepercayaan diri mereka membaik, begitu pula fokus dan konsistensi permainan,” kata Aryono.
Hasil dalam empat turnamen terakhir akan kembali menempatkan mereka ke peringkat kelima dunia, mulai pekan ini. Indonesia pun akan memiliki tiga ganda putra pada peringkat lima besar dunia.
Jika posisi tersebut, minimal pada delapan besar, dipertahankan hingga akhir masa kualifikasi, Indonesia akan mendapatkan kuota maksimal, dua wakil, untuk Tokyo 2020 dari ganda putra, sekaligus memperkecil peluang negara lain mendapat jatah yang sama. Sesuai peraturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), kuota dua wakil pada nomor ganda bisa didapat jika satu negara menempatkan, minimal, dua wakil pada delapan besar.
Di sisi lain, ini akan menjadi tugas berat tim pelatih dan PP PBSI untuk memilih wakil Indonesia demi medali emas Tokyo 2020. Apalagi, meski menjadi kekuatan Indonesia, ganda putra gagal meraih medali dalam dua Olimpiade terakhir.
Sementara, gelar tunggal putra yang diraih Kento Momota membuat pemain Jepang itu meraih gelar untuk kedelapan kalinya pada 2019, termasuk yang ketiga pada tiga turnamen terakhir.
Gelar juara pada nomor lain didapat He Bingjiao (China/tunggal putri), Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan/ganda putri), dan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand/ganda campuran).