Para perenang nasional Indonesia perlu terus menjaga motivasi untuk memperbaiki diri demi tampil maksimal di SEA Games 2019. Target besar meraih medali di Filipina akhir tahun ini, membutuhkan kerja keras para atlet.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perenang Indonesia diharapkan tidak cepat puas dengan hasil yang sudah diraih di kejuaraan renang Jakarta Terbuka 2019. Mereka perlu terus meningkatkan motivasi dan kemampuan hingga mencapai puncak penampilan di SEA Games 2019 di Filipina.
Jakarta Terbuka 2019 merupakan ajang seleksi akhir tim “Merah Putih” menuju SEA Games 2019. Ajang ini bergulir di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, 26-28 September. Senin ini, PB PRSI akan mengumumkan nama-nama atlet yang terpilih tampil di SEA Games.
Wakil Ketua Umum PB PB PRSI Harlin Rahardjo mengatakan, kemajuan latihan atlet-atlet renang Indonesia terlihat dalam kejuaraan. “Tetapi, ini belum peak. Puncak penampilan mereka ada di SEA Games 2019. Oleh karena itu, saya minta agar atlet tidak cepat puas,” katanya, di Jakarta, Minggu.
Di tengah keterlambatan pelatnas, Harlin merasa lega karena atlet Indonesia menunjukkan kemajuan latihan dengan adanya sejumlah pemecahan rekor nasional. Beberapa atlet yang penampilannya buruk juga terlihat sudah mulai memperbaiki diri. Dengan dua bulan persiapan akhir, diharapkan atlet-atlet dapat menjaga motivasi dan fisik untuk tampil di SEA Games.
Di Jakarta Terbuka 2019, perenang putri Azzahra Permatahani (17) tampil dominan karena berhasil memecahkan dua rekor nasional dalam dua hari berturut-turut. Pada nomor 200 meter gaya dada, Azzahra merebut emas sekaligus memecahkan rekor dengan catatan waktu 2 menit 32,22 detik. Perenang asal Pekanbaru itu memecahkan rekor lama yang dipegang oleh Vanessa Evato dengan 2 menit 32,57 detik.
Pada nomor andalan 200 meter gaya ganti, Azzahra mempertajam rekor nasional dengan catatan waktu 2 menit 16,43 detik. Azzahra mempertajam rekor sebelumnya, yaitu 2 menit 16,71 detik yang dicetak di Jakarta pada 2018. Perenang putri ini mengemas enam emas dari nomor 200 meter gaya punggung, 50 meter gaya dada, 200 meter gaya ganti, 200 meter gaya kupu-kupu, 200 meter gaya dada, dan 400 meter gaya ganti.
Hasil memukau juga ditorehkan perenang muda Farrel Armandio Tangkas (18 tahun) yang berhasil mempertajam rekor nasional di nomor 200 meter gaya punggung. Pemuda kelahiran Surabaya, Jatim, ini mencetak rekor nasional baru 2 menit 01,16 detik atau mempertajam rekor nasional miliknya 2 menit 02,31 detik di SEA Age Group, Juli 2018, di Filipina. Sebelumnya, rekor nasional ini dipegang Siman Sudartawa dengan catatan 2 menit 02,44 detik di SEA Games 2011.
Harlin menjelaskan, beberapa perenang senior yang semula tampil tidak begitu baik kini sudah menunjukkan perubahan. Catatan waktu Triadi Fauzi, misalnya sudah cukup baik. Perenang ini meraih perak pada nomor 200 meter gaya ganti setelah mengukir waktu 2 menit 05,49 detik. Catatan waktu Triadi jauh lebih baik dari hasil yang ditorehkan di Kejuaraan Dunia Renang 2019, yaitu 2 menit 12,09 detik.
“Beberapa waktu terakhir memang konsentrasi Triadi terpecah karena ia akan menikah. Tetapi, Triadi sudah menyampaikan komitmennya, akan menikah setelah SEA Games. Dalam latihan, sudah terlihat peningkatannya,” kata Harlin.
Indonesia juga menaruh harapan pada Aflah Fadlan Prawira. Pemuda ini diharapkan bisa mencetak sejarah pada nomor renang perairan terbuka jarak 10 kilometer. Saat tampil di Kejuaraan Dunia 2019, Fadlan menjadi perenang pertama Indonesia yang sukses mengukir waktu di bawah 2 jam. Di tingkat Asia Tenggara, Fadlan jadi yang tercepat. Di Jakarta, Fadlan tampil mengejutkan dengan mengalahkan seniornya, Triadi di nomor 200 meter gaya ganti.
Saya harus fokus dengan diri sendiri dan strategi kita dari awal
Fadlan mengatakan, banyak perbedaan antara berenang di kolam dengan di perairan terbuka. “Di laut, tantangan kita adalah alam, seperti arus air di bawah, ombak di atas, angin, dan juga harus memperhatikan rambu-rambu. Pengalaman kita diuji,” katanya.
Berbekal pengalaman tampil di Kejuaraan Dunia di Gwangju, Korsel, dan sejumlah latihan di perairan terbuka, seperti di Bali dan Kepulauan Seribu, Fadlan yakin mampu menyepuh medali perunggu yang diraihnya di Kuala Lumpur 2017 menjadi emas.
Fadlan mengatakan, untuk mencapai target, ia mempersiapkan diri dengan pembiasaan renang di perairan terbuka dan juga melatih daya tahan tubuh. Setiap hari, Fadlan berenang 13-14 kilometer.
Ia juga berlatih beban dan circuit training. Meski belum pernah mencoba berenang di perairan terbuka Filipina, Fadlan yakin bisa mencapai hasil maksimal. “Saya harus fokus dengan diri sendiri dan strategi kita dari awal. Jangan sampai terpancing perenang lain,” katanya.