Dua jawara berlaga di nomor yang sama. Rekam jejak prestasi mereka gemilang, dan kini harus menentukan siapa yang paling gemilang di antara mereka.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·4 menit baca
Nomor loncat galah putri Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2019 ini menjadi ajang pertarungan dua jawara. Mereka adalah Anzhelika Sidorova serta Sandi Morris dari Amerika Serikat. Keduanya memiliki jejak gemilang di kejuaraan atletik di dalam ruang (indoor).
Keduanya kini dipertemukan dalam laga out door, di Doha, Qatar. Hasilnya, Anzhelika Sidorova (28) asal Moskow, Rusia dengan bendera Netral IAAF memenangkan laga. Kemenangan Sidorova ini diraih di final nomor loncat galah putri pada pukul 20.01, Minggu (29/9/2019) malam waktu Doha, atau pukul 00.01, Senin (30/9/2019) dini hari WIB.
Di laga itu, ia mampu menyelesaikan loncatan setinggi 4,95 meter (m), di Stadion Internasional Khafila. “Saya tahu kalau kami akhirnya harus melewati mistar setinggi 4,90 m untuk mencapai podium. Tetapi ternyata kami harus mencapai 4,95 m,” kata Sidorova.
Sidorova merupakan pemegang medali perak Kejuaraan Atletik Dunia Indoor IAAF 2018 di Birmingham, Inggris. Ia juga pemegang medali perak Kejuaraan Atletik Dunia Indoor IAAF 2014 di Sopot, Polandia.
“Saya,” tambah Sidorova kepada wartawan seperti yang juga dikutip iaaf.org, “Percaya diri pada setiap ketinggian. Saya hanya fokus menyelesaikan setiap ketinggian, mulai dari awal. Karena itu lah satu-satunya kesempatan untuk menang.”
Memang dengan loncatan awal 4,50 m, baik Sidorova maupun Sandi Morris tidak menjumpai kesulitan. Begitu pula ketika mistar dinaikan hingga ketinggian 4,70 m, 4, 80 m, hingga 4,90 m. Ke duanya masih tetap bertarung ketat. “Pikiran pertama saya hari ini, jika tidak ada yang lain, ya tentu menikmati apa yang harus saya lakukan. Dan hal itu saya lakukan. Hal ini terlihat dari cara saya melakukan loncatan,” tutur Morris (27).
Atlet asal Arkansas, AS ini merupakan pemegang medali emas Kejuaraan Atletik Dunia Indoor IAAF Birmingham. Ia juga peraih medali perak Kejuaraan Atletik Dunia Indoor IAAD 2016 di Portland, Amerika Serikat. “Saya tahu ini akan berada di antara saya dan Sidorova,” kata Morris yang juga pemegang medali perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro lalu.
Pertarungan final loncat galah putri malam itu diikuti 17 atlet terbaik. Mereka adalah atlet yang lolos kualifikasi dengan tinggi loncatan 4,60 m.
Itu sebabnya lompatan 4,50 m hanya sebagai pembuka dan kemudian semulai langsung harus melewati 4,70 m. Ketika memasuki 4,80 m, hanya tinggal 6 atlet saja yang bertarung. Termasuk Holly Bradshaw dari Inggris, Alysha Newman asal Kanada, dan Angelica Bengtsson dari Swedia.
Ketiganya masing-masing hanya menempati urutan ke empat, ke lima dan ke enam. Sekali pun berada di urutan ke enam, tetap menjadi istimewa bagi Bengtsson, karena lompatan setinggi 4,80 m sudah merupakan rekor nasional. "Ini merupakan hal pertama kali yang terjadi dalam karier saya. Saya sanga senang ini terjadi. Karena saya selalu ingin mematahkan galah," tutur Bengtsson.
Katerina Stefanidi, pemegang medali emas Olimpiade 2016 Rio dan juga jawara di Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2017 London lalu asal Yunani, kali ini harus puas di posisi ketiga. Stefanidi sempat tersendat ketika menyelesaikan loncatan 4,80 m dan 4,85 m karena selalu gagal pada kesempatan pertamanya. Ia kemudian tidak mampu menyelesaikan 4,90 m dan langsung minta ketinggian mistar dinaikan hingga 4,95 m. Namun ia tetap gagal untuk menyelesaikan dua loncatannya.
Itu sebabnya Stefanidi kali ini harus puas dengan hanya meraih medali perunggu. Sedangkan medali peraknya untuk Sandi Morris yang sama-sama bisa melewati mistar setinggi 4,90 m bersama Anchelika Sidorova, pada loncatan pertama mereka.
Tetapi untuk mistar setinggi 4,95 m, Morris saja sekali tidak bisa melewati dalam tiga kesempatan loncatan yang ada. Hanya Sidorova yang mampu melakukannya pada kesempatan loncatan ke tiganya.
Itu sebabnya Sandi Morris kali ini hanya berhak meraih medali perak. Sementara medali emas-nya untuk Anchelika Sidorova. “Beberapa minggu lalu saya menangis ketika saya harus kehilangan final Liga Berlian IAAF. Tetapi sekarang saya senang saya kalah di sana. Karena itu yang membuat saya terpacu, untuk lebih kuat dan lebih fokus pada tujuan utama musim ini,” kata Sidorova kepada wartawan, seperti yang juga dikutip iaaf.org.