Polisi dan Mahasiswa Muhammadiyah Cirebon Doakan Korban Unjuk Rasa
›
Polisi dan Mahasiswa...
Iklan
Polisi dan Mahasiswa Muhammadiyah Cirebon Doakan Korban Unjuk Rasa
Jajaran Kepolisian Resor Cirebon bersama perwakilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, menggelar shalat ghaib, Senin (30/9/2019) di Masjid Mapolres Cirebon.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Jajaran Kepolisian Resor Cirebon bersama perwakilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, menggelar shalat ghaib, Senin (30/9/2019) di Masjid Mapolres Cirebon. Shalat ghaib dilaksanakan untuk mendoakan Randi (22) dan Yusuf Kardawi (20), korban tewas dalam unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Shalat yang dipimpin Ajun Inspektur Polisi Dua Carmadi itu digelar setelah shalat zuhur. Puluhan polisi memadati masjid. Bahkan, anggota polisi wanita menunaikan shalat ghaib di luar masjid. Setelah shalat, polisi dan mahasiswa memanjatkan doa untuk Randi dan Yusuf dan saling bersalaman.
“Kami dari jajaran Polres Cirebon turut berduka cita atas meninggalnya dua adik mahasiswa di Kendari. Shalat ghaib ini untuk mendoakan agar almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ujar Kepala Polres Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto.
Ia meminta masyarakat, khususnya mahasiswa untuk memercayakan kepada polisi untuk menjalankan proses hukum terkait meninggalnya Yusuf dan Randi. Katanya, polri akan bekerja secara profesional.
Jajaran Kepolisian Resor Cirebon bersama perwakilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, menggelar shalat ghaib, Senin (30/9/2019) di Masjid Mapolres Cirebon.Sebelumnya, Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, meninggal dunia saat berunjuk rasa di kantor DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019). Berdasarkan otopsi di RS Abu Nawas, korban tewas dengan luka tembak peluru tajam di bagian dada kanan atas. Tidak lama setelah itu, Yusuf yang ikut berunjuk rasa menghembuskan nafas terakhir di RS Bahteramas karena luka parah di kepala. (Kompas, 27/9/2019).
Kami meminta para pihak, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk menahan diri (untuk tidak berunjuk rasa). Kami juga berkoordinasi dengan ulama, kata Suhermanto
Berkunjung ke kampus
Suhermanto mengatakan, saat ini tidak ada aksi unjuk rasa di Kabupaten Cirebon. Pihaknya juga berkunjung ke sejumlah kampus dan sekolah di Cirebon untuk melakukan pendekatan persuasif kepada pelajar dan mahasiswa.
“Kami meminta para pihak, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk menahan diri (untuk tidak berunjuk rasa). Kami juga berkoordinasi dengan ulama,” lanjutnya.
Jika tetap berunjuk rasa, massa diharapkan tidak mengganggu ketertiban umum apalagi merusak fasilitas umum. Pihaknya juga menjamin mengamankan unjuk rasa sesuai standar operasional dan prosedur polri, termasuk ketika unjuk rasa berakhir rusuh.
Anton, Menteri Dalam Negeri BEM Universitas Muhammadiyah Cirebon, menyesalkan gugurnya dua mahasiswa dalam aksi unjuk rasa di Kendari. Ia mendesak polri mengungkap pelaku yang menyebabkan Randi dan Yusuf tewas.
“Seharusnya, polisi bisa mengamankan unjuk rasa dengan baik dan tidak terpancing emosi meskipun situasi keamanan memanas. Yusuf dan Randi sama-sama anak bangsa,” ucap Anton.
Pihaknya juga akan mengawal tuntutan mahasiswa, seperti penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) Komisi Pemberantasan Korupsi dan pembatalan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.