Kala Indonesia Menjadi Penguasa Asia Tenggara

KOMPAS/DUDY SUDIBYO

Gerald HP Item (tengah) dan adiknya, John Item, masing-masing merebut medali emas dan perak renang pada hari pertama SEA Games X di Jakarta, Senin (24/9/1979).

Ada suatu masa Indonesia adalah penguasa kawasan Asia Tenggara di bidang olahraga. Sebagai negara dengan penduduk dan wilayah paling besar, sebenarnya tidak heran jika pasukan ”Merah Putih” menjadi peraih medali emas terbanyak dalam setiap ajang olahraga kawasan. Dengan sumber daya atlet yang melimpah, suasana kompetisi olahraga yang marak sampai ke pelosok desa, Indonesia adalah kekuatan olahraga yang nyaris tak bisa dibendung dominasinya di Asia Tenggara.

Namun, kedigdayaan Indonesia itu relatif tidak lama berlangsung. Sejak pesta olahraga kawasan digelar di Brunei Darussalam pada 1999, Indonesia kehilangan kejayaannya dan terus melorot peringkatnya. Negara-negara seperti Thailand, Malaysia, bahkan Vietnam dan Filipina mulai silih berganti menjadi penguasa Asia Tenggara. Indonesia yang tidak serius membangun bidang keolahragaan nasional sejak Reformasi 1998 kian lama kian terpuruk sampai akhirnya menjadi ”anak bawang” di pesta olahraga Asia Tenggara, sampai sekarang.

Harian Kompas pada Senin, 1 Oktober 1979, menyajikan berita utamanya di halaman 1 dengan judul besar, ”SEA Games X Ditutup, Kontingen Indonesia Tak Tersaingi”. Menyandang status sebagai tuan rumah, kontingen Indonesia yang berkekuatan 337 atlet sukses merebut 92 medali emas, 78 keping perak, dan 51 perunggu serta mengukuhkan diri sebagai juara umum.

Jangankan gelaran di Jakarta, saat Indonesia pertama kali mengikuti ajang SEA (South East Asian) Games pada 1977 di Kuala Lumpur, kontingen Merah Putih langsung merajai arena dan juga menjadi juara umum untuk menggeser dominasi Thailand.

Sebelum 1977, pesta olahraga Asia Tenggara tak pernah diikuti Indonesia dan hanya digelar untuk negara-negara Asia Tenggara di sekitar semenanjung Malaya dengan nama South East Asian Peninsula (SEAP) Games. Kala itu, Thailand adalah negara yang paling sering menjadi juara umum.

Namun, sejak 1999, posisi Indonesia melorot. Sempat kembali menjadi juara umum pada 2011, tetapi pada beberapa gelaran berikutnya merosot lagi.