Polisi Temukan Buron Penganiayaan dari antara Peserta Aksi
›
Polisi Temukan Buron...
Iklan
Polisi Temukan Buron Penganiayaan dari antara Peserta Aksi
Oleh
J Galuh Bimantara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Anggota Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Utara selama Senin-Selasa (30/9/2019-1/10/2019) memeriksa 173 orang, sebagian besar berseragam pelajar. Mereka berencana ikut unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat. Dari antara mereka, polisi mendapati orang dewasa yang berpura-pura jadi pelajar, bahkan ada yang merupakan buron kasus penganiayaan.
Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto menuturkan, terdapat salah satu orang dewasa berinisial W. Ia mengenakan celana seragam sekolah menengah atas (SMA), padahal sebenarnya berprofesi sebagai nelayan.
“Dia ikut rombongan anak SMA, ternyata dia DPO (masuk daftar pencarian orang) Polsek (Kepolisian Sektor) Cilincing dalam kasus penganiayaan,” ucapnya di Jakarta Utara, Selasa.
Karena itu, polres menyerahkan W kepada penyidik di Polsek Cilincing. Salah seorang rekannya yang juga berencana ikut unjuk rasa di kompleks parlemen, juga diserahkan karena diduga memiliki kaitan dengan kasus penganiayaan tadi.
Selain itu, RH, seorang anggota penjaga keamanan di kawasan Cakung, Jakarta Timur, juga menyamar menjadi pelajar SMA dengan meminjam seragam dari temannya. Ia tertarik ikut unjuk rasa ke kompleks parlemen karena mendapat pesan lewat aplikasi Whatsapp dan dijanjikan honor Rp 40.000 per orang jika ikut berdemonstrasi.
Budhi menambahkan, satu orang dewasa lainnya berinisial IS mengaku masih menjadi siswa sekolah menengah pertama (SMP), tetapi sudah berumur 21 tahun. IS juga berperilaku mencurigakan sehingga polres berinisiatif melakukan tes urine terhadap dia.
“Setelah tes urine, ternyata yang bersangkutan positif mengonsumsi metamfetamin,” ujar Budhi. Bahan narkotika metamfetamin biasa dikenal sebagai sabu. Karena itu, polisi pun memeriksa IS lebih lanjut.
W, RH, dan IS merupakan bagian dari 114 orang yang dijaring anggota Polres Metro Jakarta Utara pada Senin (30/9/2019), saat sedang berkerumun di jalan di area Jakarta Utara dan berniat bergabung ke aksi unjuk rasa di Senayan.
Sementara itu, pada Selasa, polisi mengumpulkan dan memeriksa 59 orang yang tengah beristirahat di sekitar stasiun dan terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebagian besar juga mengenakan seragam pelajar.
“Dari pemeriksaan, ada yang mengaku sudah sampai ke sekitar gedung DPR/MPR, tepatnya di sekitar Palmerah. Mereka di antaranya juga ada yang ikut melempari polisi tadi malam (Senin) di seputar Palmerah,” kata Budhi.
Mereka bercerita, terdapat pihak yang menjanjikan bayaran Rp 40.000 per orang, tetapi pemberi janji tidak ditemukan ketika mereka ikut aksi sehingga mereka memilih pulang.
Para pemuda itu ternyata berasal dari luar Jakarta, seperti Cirebon, Kuningan, Cikampek, dan Sumedang. Bahkan, dua di antara 59 orang yang diperiksa merupakan siswa sekolah dasar, berusia 11 dan 12 tahun.