Jam Kubah Batik Dipamerkan di Watch Art Exhibition Patek Philippe Singapura
›
Jam Kubah Batik Dipamerkan di ...
Iklan
Jam Kubah Batik Dipamerkan di Watch Art Exhibition Patek Philippe Singapura
Perusahaan keluarga ini sudah 180 tahun membuat jam tangan dengan mempertahankan tradisi pembuatan jam tangan Swiss.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Pameran seni jam berkualitas dan berseni tinggi bertajuk ”Watch Art Grand Exhibition Discovering The World Patek Philippe” dihadirkan di Singapura untuk menunjukkan pentingnya pasar Asia Tenggara. Pameran seni jam yang sudah lima kali digelar Patek Philippe di berbagai belahan dunia menjadi ajang bagi para pencinta seni jam, kolektor, dan masyarakat umum untuk menikmati keindahan seni dan kecanggihan teknologi dalam pembuatan jam tangan berkelas dunia.
Sebelum Singapura, pameran serupa dilakukan di New York, Amerika Serikat, pada 2017. Sebelumnya, di London, Inggris (2015); Munich, Jerman (2013); dan Dubai, Uni Emirat Arab (2012). Pameran ini menawarkan kesempatan bagi publik untuk mendalami dan melihat langsung koleksi jam produksi Patek Philippe di masa lalu hingga yang terbaru. Perusahaan keluarga ini sudah 180 tahun membuat jam tangan dengan mempertahankan tradisi pembuatan jam tangan Swiss.
Ada kabar gembira bagi Indonesia di Hari Batik Nasional ini. Di acara Watch Art Grand Exhibition Singapura 2019 yang berlangsung pada 28 September-13 Oktober 2019 di Sand Theater, Marina Bay Sands, Singapura, Patek Philippe menghadirkan koleksi jam meja kubah (dome table clock) dengan motif batik Indonesia. Jam meja kubah dengan motif batik merah dan biru yang diambil dari motif batik Indonesia serta satu lagu jam kubah dengan teknik batik, tetapi mengambil motif sarung Malaysia dimasukkan dalam koleksi rare handcraft Patek Philippe atau koleksi langka.
Patek Philippe menghadirkan koleksi jam meja kubah atau dome table clock dengan motif batik Indonesia.
Koleksi rare handcraft Patek Philippe terkenal menjadi salah satu yang favorit karena keindahan, keunikan, dan kompleksitas keterampilan yang dibutuhkan. Di pameran yang terbuka untuk umum dan gratis, ruangan rare handcrafts sangat dimintai karena menimbulkan rasa penasaran. Ditambah lagi, pengunjung dapat menyaksikan langsung para ahli atau seniman yang mengerjakannya, mulai dari teknik mengukir (engraving), enameling, dan marquetry.
Tak heran, karena fokus pada jam mewah berkualitas dan berseni tinggi, harga jam Patek Philippe, mulai dari jam tangan, jam saku, jam meja, hingga jam kubah, terbilang fantastis. Harganya mulai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Untuk mendapatkannya pun tidak mudah karena edisi dan jumlah yang terbatas. Di Indonesia, distributor resmi dari Patek Philippe dimiliki Cortina Watch yang berlokasi di Plaza Indonesia, Jakarta.
Pengakuan untuk Asia Tenggara
Menurut Deepa Chatrath, General Manager Patek Philippe Souteast Asia, penyelenggaraan Watch Art Grand Exhibition di Singapura ini merupakan bagian dari Singapore Bicentennial Commemoration (perayaan dua abad Singapura). Salah satunya ditunjukkan dengan dedikasi Singapore Historic Room di pameran ini. Sekaligus juga sebagai pengakuan Patek Philippe tentang pentingnya pasar Asia Tenggara.
”Bukan karena semakin banyak jumlah kolektor dan penyuka jam Patek Philippe. Namun, juga terlihat mulai menguatnya penghargaan pada hasil pembuatan jam mekanik yang bagus,” ujar Deepa.
Deepa menjelaskan, pameran ini juga diharapkan bisa menginspirasi anak-anak muda untuk melihat indahnya berkecimpung dalam dunia pembuatan jam, baik di bidang seni maupun mekaniknya. Selain itu juga untuk mengajak anak-anak muda menghargai keindahan dan seni lewat desain jam yang diharapkan bisa terus bertahan di tengah era digital.
Gelaran Watch Art Grand Exhibition ini juga jadi ajang untuk menampilkan sejarah, budaya, seni, dan alam sekitar Singapura dan Asia Tenggara. Di acara pembukaan yang dua kali diadakan, yakni bagi pers internasional dan bagi publik pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, sajian pertunjukan seni untuk menghibur undangan juga mewakili sejumlah negara Asia Tenggara.
Nuansa Indonesia, misalnya, terlihat dari para penari yang memakai kain motif batik, terdengar pula musik yang biasa mengiringi tari kecak dari Bali, hingga dibawanya salah satu warisan peninggalan sejarah Indonesia yang terkenal di dunia, yakni Candi Borobudur.
Oleh karena itu, Patek Philippe menjadikan pameran akbar seni jam di Singapura ini sebagai yang terbesar dari pameran-pameran sebelumnya. Koleksi jamnya juga menggambarkan seni dan budaya sejumlah negara Asia Tenggara, seperti batik yang mewakili Indonesia.
Area pameran seluas 1.800 meter persegi ini menampilkan 10 tema ruangan. Ruangan Sinema menampilkan film perjalanan sejarah pendirian Patek Philippe di Geneva, Swiss. Lalu, ada Current Collection Room yang menampilkan koleksi jam saat ini. Interior ruangannya terinspirasi dari Patek Philippe Salon di Rue du Rhone di Geneva.
Selanjutnya, Napoleon Room menggoda pengunjung untuk merasakan atmosfer suasana Salon Patek Philippe di Geneva, yang didukung dengan gambar bergerak panorama Danau Geneva. Di sini juga edisi spesial terbatas dibuat secara terbuka untuk pasar Asia Tenggara.
Ruangan lain yang dapat dikunjungi, yakni Museum Room, Rare Handcrafts Room, dan Watchmakers Room. Ada pula Grand Complications Room untuk melihat inovasi Patek Philippe dalam membuat jam yang kompleks. Selanjutnya, Movement Room, Interactive Room, dan Singapore 200th Anniversary Room.
Michelle Djunaidi, Boutiq Manager Cortina Watch yang merupakan distributor resmi Patek Philippe di Indonesia, mengatakan, pameran yang memberi kesempatan untuk melihat koleksi dan pembuatan jam yang berkualitas serta berseni tinggi dari Patek Philippe ini sayang untuk dilewatkan. Sejumlah kolektor dan pelanggan loyal di Indonesia diundang untuk hadir menyaksikan pameran yang berharga ini.
”Masyarakat umum dari Indonesia juga bisa hadir di pameran dengan terlebih dahulu mendaftar secara online. Apalagi, masyarakat Indonesia tidak asing untuk berkunjung di Singapura, sayang untuk melewatkan keindahan seni jam yang belum tentu ada di Indonesia,” ujar Michelle.
Liburan keluarga juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan aspek bisnis dan pembuatan jam yang dapat menginspirasi anak-anak. Di pameran ini ada hari yang didedikasikan untuk keluarga yang ramah anak. Kegiatan pameran ramah anak diadakan pada 6 dan 13 Oktober mulai pukul 10.00-17.00.