Masyarakat diminta mewaspadai angin kencang yang terjadi menjelang pergantian musim, dari kemarau ke penghujan. Pada Selasa (2/10/2019), angin kencang menyebabkan beberapa pohon tumbang dan sebuah atap bangunan terhempas
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS-Masyarakat diminta mewaspadai angin kencang yang terjadi menjelang pergantian musim, dari kemarau ke penghujan. Pada Selasa (2/10/2019), angin kencang menyebabkan beberapa pohon tumbang dan sebuah atap bangunan terhempas di kawasan Malang Raya.
Pohon yang tumbang terlihat antara lain di Jalan Sartono SH, Kelurahan Ciptomulyo, Kelurahan Sukun, Kota Malang; Jalan Genengan, Kebonagung, Kecamatan Pakis; Jalan Pujon-Ngantang di Kabupaten Malang; dan Jalan M Hatta di Pendem, Kota Batu. Sedangkan kanopi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum di Jalan Dorowati, Kelurahan Sisir, Batu, berukuran 7 meter x 4 meter terhempas dan menimpa atap rumah milik Kastriyah yang ada di sampingnya.
Munaji (60), warga Jalan Sartono, mengatakan pohon yang patah sempat menghambat kendaraan yang melaju di dekat rel kereta api dan jembatan layang Kota Lama. “Peristiwanya sekitar pukul 14.30. Sempat ada dua pengendara motor yang tertimpa tapi selamat karena berada di sela-sela cabang pohon yang roboh,” kata Munaji.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu Achmad C Rochim mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan warga, di antaranya mewaspadai benda-benda yang berpotensi roboh, seperti baliho dan pohon. “Jangan parkir di bawah benda-benda itu. Hal lain yang juga masih perlu diwaspadai adalah jangan membakar sesuatu di dekat kawasan hutan karena saat ini kondisi kering dan angin kencang,” katanya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi di Karangploso Malang, Anung Suprayitno mengatakan, angin kencang biasa terjadi menjelang pancaroba. BMKG sendiri mempredikasi musim hujan secara umum baru terjadi bulan November.
“Satu bulan lagi musim hujan dan umumnya didahului pancaroba yang diawali dengan perpindahan matahari dari utara ke selatan. Akibatnya, ada beda suhu, beda tekanan, dan sirkulasi angin berbelok. Angin kencang biasanya mendahului pancaroba, baru disusul cuaca ekstrim saat menjelang musim hujan,” ujarnya.
Saat mendekati musim hujan, yang terjadi bukan lagi angin kencang tetapi puting beliung. Selain itu, timbul awan kumulonimbus yang memicu terjadinya hujan deras disertai petir
Saat mendekati musim hujan, menurut Anung, yang terjadi bukan lagi angin kencang tetapi puting beliung. Selain itu, timbul awan kumulonimbus yang memicu terjadinya hujan deras disertai petir.
“Yang sekarang masih angin kencang. Sifat embusannya lebih dari 25 kilometer per jam. Dampaknya sama, bisa menimbulkan kerusakan, pohon, baliho dalan lainnya. Bedanya kalau angin kencang bisa berlangsung berhari-hari. Sedangkan puting beliung sifatnya pusaran dan terjadi hanya beberapa menit.