logo Kompas.id
Menjadi Saksi “Pengkhianatan” ...
Iklan

Menjadi Saksi “Pengkhianatan” Guus Hiddink

Pelatih asal Belanda Guss Hiddink, pada Piala Eropa 2008 memilih mengasuh tim Rusia. Mengapa ia tega "berkhianat"? Bagaimana ia mampu membawa "Beruang Merah" mengalahkan tim "Oranye" yang didukung para pemain bintang?

Oleh
Adi Prinantyo
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6YiRnCsxUojGUkXykBQQNyOGGUQ=/1024x695/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2Fe0000HENLXI565721813_1570030010.jpg
AP/SERGEY PONOMAREV

Pelatih Rusia Guus Hiddink (kanan) dan pelatih Belanda Marco van Basten (kiri) mendampingi tim masing-masing saat laga babak perempat final Piala Eropa 2008 di Stadion St Jakob Park, Basel, Swiss, 21 Juni 2008. Hiddink yang berasal dari Belanda menjadi "pengkhianat" setelah membawa Rusia menjungkalkan tim "Oranye", 3-1.

Bagi pencinta sepak bola dunia, nama Guus Hiddink tentu tak asing lagi. Di antara sejumlah kiprah pelatih asal Belanda itu, kisahnya saat melatih kesebelasan Rusia di Piala Eropa 2008, termasuk yang menarik. Maklum, ketika itu Hiddink harus memandu Rusia melawan tim negaranya, Belanda. Ketika itu, lantang ia mengatakan, “Saya siap dianggap sebagai pengkhianat Belanda”.

Dalam konferensi pers di Stadion St Jakob Park, kota Basel, Swiss, 20 Juni 2008, saya duduk di kursi deretan kedua. Mayoritas jurnalis waktu itu menanyakan bagaimana perasaan Hiddink, yang harus memimpin tim "Beruang Merah" melawan tim negaranya sendiri, Belanda. Jawaban Hiddink tetap sama. “Saya ingin menjadi pengkhianat terbesar Belanda tahun ini”.

Editor:
Sri Rejeki
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000