SEOUL, JUMAT -- Juru runding Amerika Serikat dan Korea Utara akan kembali bertemu membahas isu denuklirisasi Semenanjung Korea, pekan ini. Menurut rencana, kedua pihak bertemu di Stockholm, Swedia, Sabtu (5/10/2019).
Delegasi Korea Utara dipimpin mantan Duta Besar Korea Utara untuk Vietnam, Kim Myong Gil. ”Ada sinyal baru dari pihak AS sehingga kami berangkat dengan harapan yang besar dan optimisme,” kata Kim kepada wartawan di Beijing sebelum bertolak ke Stockholm.
Adapun delegasi AS akan dipimpin Utusan Khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun. Biegun dinilai bersikap lebih pragmatis dibandingkan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton yang mendorong Trump bersikap lebih keras terhadap Pyongyang. Bolton telah dicopot dari jabatannya, September lalu.
Para analis kebijakan menyatakan, kepergian Bolton akan bisa membantu AS menghidupkan kembali negosiasi dengan Korea Utara. Namun, tujuan Washington untuk membujuk Pyongyang menghentikan program senjata nuklirnya tidak akan mudah.
Pada Rabu (2/10/2019), Korea Utara kembali menguji coba rudal balistiknya yang diluncurkan dari laut. Militer Korea Selatan melontarkan kemungkinan rudal itu ditembakkan dari kapal selam. Para analis mengatakan, Washington perlu bergerak cepat untuk bernegosiasi dengan Korea Utara setidaknya untuk membatasi pengembangan senjata yang dilakukan Pyongyang.
Terkait uji coba rudal itu, Presiden AS Donald Trump tetap tidak terlalu menanggapi serius. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan segera bertemu dengan Pyongyang.
Pertemuan di Stockholm pada akhir pekan ini menjadi negosiasi pada tingkat pejabat teknis pertama sejak Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu di zona demiliterisasi, yang membelah Korut dan Korsel pada Juni 2019. Saat itu, keduanya berkomitmen memulai kembali negosiasi yang macet setelah pertemuan puncak keduanya di Vietnam, Februari 2019, gagal menghasilkan kesepakatan.
Sejak Juni, para pejabat AS berjuang membujuk Korea Utara kembali ke meja perundingan. Pada awal pekan ini, secara tiba-tiba Korea Utara menyatakan kesediaannya berunding kembali.
Ramon Pacheco Pardo, analis dari King’s College London yang telah bertemu dengan sejumlah pejabat Korea Utara, dalam diskusi terpisah menyebutkan, Pyongyang kemungkinan akan menargetkan deklarasi mengakhiri perang Korea, membuka kantor perwakilan dengan AS, dan kemungkinan bantuan ekonomi.
Namun, pencabutan sanksi tetap akan menjadi daftar teratas tuntutan Korea Utara dalam negosiasi. Bagi Kim, keberhasilan dalam tuntutan itu bakal menunjukkan kemenangannya atas Washington.
”Korea Utara akan meminta pencabutan sanksi meski hanya sebagian,” kata Pacheco. ”Dari perspektif Pyongyang, hal itu akan menunjukkan bahwa AS serius menempuh tahap demi tahap proses.”
Bagian yang paling lama dibahas dalam negosiasi AS- Korut adalah kompleks nuklir Yongbyon. Para pejabat Korsel mendesak Washington menerima penutupan Yongbyon dengan imbalan pencabutan, setidaknya, sebagian sanksi. Langkah ini dinilai akan signifikan dalam membatasi Korea Utara memproduksi lebih banyak lagi senjata nuklir.
Sementara dari Tokyo dilaporkan, Jumat kemarin, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pidatonya di parlemen menyatakan keinginannya bertemu Kim. ”Saya berketetapan bertemu Ketua Kim Jong Un tanpa menetapkan syarat apa pun,” kata Abe.
”Berdasarkan analisis kepala dingin, saya akan bertindak secara yakin, jadi saya tak akan menyia-siakan apa pun kesempatan (pertemuan) itu.” (REUTERS/AFP)