Laju Panjang Bisnis Bus AKAP
Bus antarkota antarprovinsi di Indonesia memiliki sejarah panjang. Di antara banyak pilihan moda transportasi, tak sedikit bus AKAP yang masih bertahan.
Bus antarkota antarprovinsi di Indonesia memiliki sejarah panjang. Di antara banyak pilihan moda transportasi, tak sedikit bus AKAP yang masih bertahan. Banyaknya jenis layanan dari perusahaan otobus menjadi daya tarik yang sulit diabaikan penumpangnya.
”Eleng Kuat Slamet”
”Safety Dulu Baru Fulus”
”Melayani Setulus Hati”
Kalimat-kalimat di atas bukan sekadar susunan kata belaka, melainkan contoh slogan dari sejumlah PO AKAP di Indonesia. Kalimat pertama merupakan slogan milik PO Sudiro Tungga Jaya. Slogan kedua milik PO Handoyo, sedangkan slogan ketiga milik PO Sugeng Rahayu atau Sumber Selamat. Slogan ini ibarat doa dan janji yang diberikan perusahaan kepada para penumpang yang setia menggunakan jasa mereka. Selain nama PO, tak jarang slogan ditempel di kaca atau badan armada bus.
Ketika janji tidak diingkari, kepercayaan penumpang pun terbangun dan asap knalpot PO bisa terus mengepul. Banyak PO masih bertahan lantaran faktor kepercayaan. Contohnya, PO Naikilah Perusahaan Minang (NPM), PO tertua di Indonesia. Perusahaan ini berdiri tahun 1937 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Berdasarkan Buku Sejarah Kota Padang karangan Mardanas Safwan dkk (1987), pada 1950-an PO ini melayani trayek Padang-Bukittinggi dan trayek Padang-Sawahlunto. Dahulu, slogan PO ini adalah ”Aman, Tepat, Terpercaya”.
Adapun PO NPM menjadi satu dari sejumlah PO seangkatannya yang masih bertahan di Padang. Mereka antara lain PO Gabungan APD, Himsar, Agam, Atom, Flora, dan Plastic yang juga memiliki trayek sama dengan PO NPM.
Kala itu Kota Padang sangat ramai berkat Pelabuhan Teluk Bayur yang dimasuki banyak kapal asing. Padang menjadi pusat penghubung dengan daerah pedalaman, terutama pedalaman penghasil komoditas ekspor. Kehadiran sejumlah PO itu menjadi penghubung lalu lintas antarkota dan antarpedalaman.
Selain PO NPM, ada PO lain dari generasi lama yang masih bertahan, Damri. PO ini merupakan perusahaan milik pemerintah dan berdiri sejak tahun 1946 berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46. Ketika awal didirikan, Damri turut mengambil peran dalam berbagai upaya mempertahankan kemerdekaan saat agresi Belanda.
Kini BUMN itu memiliki banyak layanan, seperti bus rapid transit (BRT), bus bandara, bus antarlintas negara, serta bus AKAP. Trayek AKAP yang dilayaninya antara lain Bandar Lampung ke Jakarta, dan dari Jakarta ke sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sedikit lebih muda usianya adalah PO Hiba Utama, salah satu PO baby boomers yang didirikan tahun 1949. Sejak awal berdiri, misi PO ini memenuhi kebutuhan transportasi yang nyaman, aman, dan berkualitas. Misi itu konsisten dijalankan sehingga Hiba Utama terus berkembang. Salah satunya dengan membuka trayek AKAP Merak-Bandung melalui anak perusahaan PO Laju Prima tahun 2002.
Sebelumnya, Hiba Utama hanya fokus pada layanan bus pariwisata dan bus karyawan. Seangkatan dengan Hiba Utama antara lain PO Dunia Mas, AKAS, PMTOH, Raya, ANS, dan Kalisari.
Lebih muda lagi adalah PO Nusantara, PO generasi X yang berdiri sejak tahun 1968 di Kudus, Jawa Tengah. Dari semula hanya melayani jalur pendek Semarang-Kudus-Lasem, kini PO Nusantara menjangkau banyak kota besar di Pulau Jawa. PO ini bahkan tercatat sebagai pelopor di Indonesia bus dengan bodi berbahan aluminium melalui karoseri yang mereka miliki, Nusantara Gemilang. Seangkatan dengan Nusantara adalah PO Kramat Jati, Bintang Utara, OBL, Arimbi, Sumber Alam, Santoso, Lorena, dan Eka.
Trayek terjauh
Meski saat ini banyak pilihan penerbangan ke berbagai kota di Indonesia, masih ada PO yang menawarkan trayek dengan jarak sangat jauh, antara lain Antarlintas Sumatera (ALS), yang merupakan PO dengan layanan trayek terjauh di Indonesia. PO yang berdiri pada 1966 ini memiliki trayek dari Medan ke Malang di Jatim yang jaraknya 2.736 km.
Trayek dari Sumatera ke Jawa ini sudah mereka buka sejak 1970-an, tetapi saat itu masih menggunakan jasa agen untuk lanjutan perjalanan dari Pelabuhan Merak. Penyebabnya, pada tahun itu belum ada kapal ro-ro seperti sekarang yang bisa mengangkut mobil atau bus sambil menyeberangi selat.
Selain ALS, ada PO Safari Dharma Raya (OBL) yang juga bertrayek jauh. PO yang berdiri sejak 1969 ini melayani trayek dari Jakarta ke Bima di Nusa Tenggara Barat dengan jarak tempuh 1.749 km. Trayek menyeberangi tiga selat ini sudah mereka buka sejak tahun 2001.
Selain OBL, trayek serupa dilayani PO Rasa Sayang dan PO Langsung Indah. Menurut laman traveloka.com, rentang harga tiket bus kelas eksekutif trayek ini untuk 3 Oktober 2019 berkisar Rp 780.000 hingga Rp 865.000. Estimasi waktu tempuh perjalanan adalah 49 jam hingga 64 jam, atau sekitar 2-3 hari.
Ketika awal beroperasi, bus AKAP dengan trayek jauh menjadi andalan banyak penumpang. Hal ini terjadi karena rute bus AKAP belum dijangkau maskapai penerbangan komersial. Rute Denpasar–Bima, misalnya, baru dibuka Garuda Indonesia pada tahun 2013. Adapun maskapai NAM Air, Sriwijaya Group, juga baru membuka rute yang sama pada tahun 2017. Adapun rute penerbangan Medan-Surabaya baru dibuka Garuda Indonesia pada 2014 dan Sriwijaya menyusulnya pada tahun ini.
Harga tiket pesawat rute Jakarta-Bima untuk 3 Oktober 2019, menurut laman traveloka.com, paling murah Rp 1,42 juta. Estimasi waktu tempuhnya 4 jam 55 menit, dan transit di Bandara Internasional Lombok Praya. Dengan selisih harga sekitar Rp 600.000, penumpang dapat menghemat waktu perjalanan antara 45 jam dan 60 jam dengan pesawat. Meski demikian, menggunakan bus AKAP tetap dapat lebih menghemat. Faktor harga tiket yang lebih murah menjadi salah satu keunggulan bus.
Selain itu, kenyamanan bus dan ketentuan barang bawaan menjadi kelebihan bus. Dilengkapi penyejuk ruangan (AC) dan toilet, penumpang bus AKAP tetap dimungkinkan membawa banyak bagasi. Tambahan biaya untuk kelebihan berat bagasi yang dikenakan kepada penumpang bus relatif lebih terjangkau. Maka, tak jarang bus AKAP jarak jauh, seperti PO Langsung Indah, ALS, PMTOH, dan Putra Pelangi, selalu menyunggi banyak bagasi. Tak hanya diletakkan di tempat bagasi di bagian bawah bus, tetapi juga diletakkan di atap bus.
Ragam pilihan kelas
Jumlah pilihan kelas di bus AKAP tercatat lebih lengkap dibandingkan jenis moda transportasi lainnya. PO Sempati Star, misalnya, memiliki enam pilihan kelas untuk rute Medan-Banda Aceh. Variasi kelas itu adalah patas VIP, VIP, Patas Executive, Super-executive, Non-stop SHD, dan Double Decker. Setiap kelas dibedakan oleh jenis konfigurasi kursi, jenis bodi bus, dan jenis rangka mesin yang digunakan. Sempati Star juga tercatat sebagai PO pertama yang mengoperasikan bus tingkat untuk AKAP di Sumatera sejak 2015.
Banyaknya pilihan kelas juga ditawarkan PO Rosalia Indah. Bermarkas di Kota Surakarta, Rosalia Indah memiliki tujuh kelas, mulai dari Patas, VIP, Executive, Executive Plus, Super-executive, Executive Plus SHD, hingga Super-top SHD. Setiap kelas tersedia di sejumlah trayek di Pulau Jawa hingga di Pulau Sumatera yang dimiliki PO ini. Penumpang setianya pun semakin dipermudah berkat pemesanan tiket secara daring lewat laman mereka.
Ada juga PO yang sengaja menggunakan kursi bekas pesawat untuk menjamin kenyamanan penumpang. PO Raya yang bermarkas di Kota Surakarta melakukan hal itu. Mereka menawarkan lima pilihan kelas, yakni non-AC, junior Executive, Executive 28, Executive, dan Supertop. Mulai dari armada bus kelas Junior Executive, PO ini memasang kursi pesawat tipe DC-9 bekas Garuda Indonesia. Adapun di kelas Supertop, digunakan kursi pesawat tipe DC-10 yang ukurannya lebih lebar.
Ada pula PO dengan beberapa pilihan kelas dalam satu bus, mirip pembagian kelas di pesawat. PO Primadona jurusan Kota Makassar-Toraja menyediakan 26 kursi dengan tiga pilihan kelas dalam satu bus. Paling depan adalah kelas paling mewah, La Premiere Gold, dengan konfigurasi kursi 1-1. Di belakangnya, ada enam kursi kelas La Premiere Silver konfigurasi 2-1. sisanya kelas Executive Silver berkonfigurasi kursi 2-2. Hal serupa dilakukan PO asal Tulunggung, Jawa Timur, Harapan Jaya. Di armada bus tingkatnya, PO ini menyediakan kelas Executive, Executive Plus, serta Sleeper.
Geliat moda bus AKAP turut didukung pemerintah. Salah satunya melalui rencana perbaikan terminal tipe A di sejumlah kota di Indonesia. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 109 tahun 2019, ditetapkan 128 terminal bus tipe A di seluruh Indonesia.
Sebanyak 40 terminal di antaranya menjadi prioritas dan sudah dianggarkan dalam APBN 2020. Langkah awal revitalisasi dilakukan pada sembilan terminal di sejumlah daerah, antara lain Pekanbaru, Batam, Bandung, dan Semarang.
Pemerintah juga merilis bus Tol-Trans-Jawa sejak 27 Mei 2019. Trayek yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya ini diikuti tujuh operator bus swasta dan Damri, yakni PO Rosalia Indah, Sinar Jaya, Harapan Jaya, Lorena, Gunung Harta, Kramat Jati, dan Pahala Kencana. Setiap bus memilki kapasitas rata-rata 34 penumpang dengan fasilitas setara kelas Executive.
Di balik sejarahnya yang panjang, bus AKAP di Indonesia terbukti masih menjadi pilihan favorit. Berbagai jenis layanan yang terus ditawarkan PO membuat bus AKAP tetap bertahan. Setiap PO memiliki pengalaman dan strategi unik untuk menjaga kepercayaan penumpang setianya.
(Albertus Krisna, Litbang Kompas)