Pada usianya yang ke-74, Tentara Nasional Indonesia menghadapi tantangan peningkatan sumber daya manusia dan modernisasi alat utama sistem persenjataan. Namun perang kini semakin multidimensi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pada usianya yang ke-74, Tentara Nasional Indonesia menghadapi tantangan peningkatan sumber daya manusia dan modernisasi alat utama sistem persenjataan. Namun, kini perang semakin multidimensi. Oleh karena itu, prajurit diajak untuk semakin modern, tetapi semakin menyatu dengan rakyat.
Hal itu dikatakan Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayor Jenderal Mohamad Sabrar Fadhilah dalam perayaan HUT Ke-74 TNI di Pangkalan Udara Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/10/2019). Hadir Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Agus Andrianto.
Perayaan HUT TNI tahun ini bertema ”TNI Profesional Kebanggaan Rakyat”. Perayaan di Medan yang terbuka untuk masyarakat umum ini sangat kental kebersamaan dengan rakyat. Sejak pagi, masyarakat dari berbagai kalangan sudah masuk ke Lanud Soewondo. Ada pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat umum.
”Banyak hal yang ingin kami capai, salah satunya ingin mendekatkan diri pada rakyat. Kami sadar, TNI berasal dari rakyat dan kembali untuk rakyat,” kata Fadhilah.
Masyarakat ikut berbaur di berbagai kendaraan tempur TNI saat defile berlangsung. Ada yang naik ke atas panser Anoa, mobil lapis baja, dan truk prajurit. Parade itu juga tidak hanya diikuti perarakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI, tetapi juga dimeriahkan barisan dari berbagai kelompok masyarakat, seperti pencinta sepeda ontel dan anak sekolah.
Masyarakat juga mamanfaatkan kesempatan itu untuk berfoto bersama prajurit TNI dengan latar belakang alutsista. ”Saya bawa anak saya ke sini agar semakin dekat dengan prajurit TNI dan bisa tahu berbagai jenis senjata militer,” kata Sri Rahayu (35), warga Kota Medan.
Tantangan multidimensi
Fadhilah mengatakan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan, tantangan TNI akan semakin berat seiring dengan berkembangnya metode perang baru yang semakin multidimensi akibat perkembangan teknologi digital. Konsep peperangan tidak lagi terbatas hanya dalam batas teritorial, tetapi telah masuk dalam berbagai multidimensi.
Tantangan TNI akan semakin berat seiring dengan berkembangnya metode perang baru yang semakin multidimensi akibat perkembangan teknologi digital.
”Sebagai contoh, saat ini terjadi perang informasi melalui media siber. Walaupun tidak menghancurkan secara fisik, tetapi merusak tatanan kehidupan masyarakat yang dapat mengancam persatuan,” kata Fadhilah.
Konsep perang ini mengaburkan filosofi perang konvensional karena justru terjadi dalam masa damai. ”Tantangan ke depan tantangan kita bersama. Dengan bergandengan tangan bersama rakyat, persoalan bisa lebih mudah diatasi,” katanya.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahyamadi mengatakan, berbagai tantangan yang dihadapi TNI saat ini bisa dihadapi jika tentara tetap bersama rakyat. ”TNI dan rakyat itu seperti ikan dan air. TNI adalah ikan yang tidak bisa hidup tanpa rakyat,” ucapnya.
Adapun Agus mengatakan, sinergi TNI, Polri, dan seluruh komponen masyarakat menjadi salah satu jawaban untuk menghadapi tantangan bangsa ke depan. Menurut dia, sinergi TNI dengan Polri selama ini telah dilaksanakan dalam sejumlah pengamanan dan patroli bersama.