Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di bidang ekonomi kreatif diharapkan tekun membangun bisnis. Hal ini dinilai penting agar bisnis tersebut berkelanjutan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang ekonomi kreatif diharapkan tekun membangun bisnis. Hal ini dinilai penting agar bisnis tersebut berkelanjutan.
Chief Executive Officer Blibli.com Kusumo Martanto mengatakan, para pengusaha atau enterpreneur akan menghadapi tantangan yang sulit saat memulai dan mengembangkan usaha. Oleh sebab itu, dibutuhkan semangat, komitmen, dan sikap pantang menyerah untuk menjalaninya.
”Menjadi pengusaha itu bukan hanya tentang memulainya, tetapi juga tentang membuat usaha tersebut menjadi besar dan berkelanjutan. Untuk membina mereka (pelaku UMKM), kami mengajak sejumlah mentor dan mitra dari beragam latar belakang,” kata Kusumo pada malam penganugerahan Blibli.com Big Start Indonesia (BBSI) Season 4 di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).
BBSI merupakan kompetisi tahunan bagi para pengusaha yang diadakan sejak 2016. Ada lebih kurang 9.000 peserta yang mendaftar tahun ini di empat subsektor, yakni mode, kuliner, kriya, serta kesehatan dan kecantikan.
Para juri lalu memilih 20 finalis. Juri-juri terdiri dari desainer Didiet Maulana, koki Rinrin Marinka, co-founder SSAC (Socially Aware Sexy Cosmetics) Priscilla Pangemanan, dan pendiri Jakarta Vintage Luthfi Hasan.
Menurut Kusumo, para pelaku UMKM Indonesia di sektor kreatif memiliki bakat yang masih hijau sehingga perlu diasah. Hal ini dilakukan salah satunya melalui pelatihan dengan keempat mentor. Para pelaku UMKM diharapkan bisa menerapkan pelajaran yang diperoleh untuk mengembangkan bisnis pada masa depan.
”Ini (kompetisi) baru titik awal. Kami lihat keempat subsektor ekonomi kreatif yang dilombakan sudah bagus kondisinya di Indonesia. Jika dikerjakan dengan benar, saya yakin mereka bisa menembus pasar internasional,” kata Kusumo.
Menurut data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 7,44 persen pada 2016. Subsektor ekonomi kreatif dengan pendapatan tertinggi ialah kuliner (41,69 persen), mode (18,15 persen), dan kriya (15,7 persen).
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 7,44 persen pada 2016.
Pada 2017, subsektor mode menyumbang 18,5 persen dan kriya 15,7 persen dari total kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional sebesar Rp 1.009 triliun. Busana dan kriya adalah dua subsektor dengan kontribusi terbesar (Kompas.id, 31/7/2019).
Sementara itu, juara pertama BBSI Season 4, Amadeus Pribowo mengatakan, ia telah menyiapkan sejumlah rencana untuk pengembangan bisnis lima tahun ke depan. Ia berencana menguatkan basis bisnis yang telah terbangun di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Semarang, dan Manado.
”Kami mau membuat produk kulit (skin care) alami sebagai top of mind orang-orang Indonesia. Kami pun berencana untuk berkespansi ke Asia Tenggara,” kata Amadeus selaku pemilik label produk kulit Cahaya Naturals.
Pada kesempatan yang sama, wartawan Kompas, Andreas Maryoto, mengatakan, energi kreatif pelaku UMKM yang besar perlu diarahkan agar membuahkan hasil yang baik. Dalam hal ini, para pelaku UMKM butuh dukungan akses internet yang mumpuni. Selain itu, diperlukan pula kerja sama dengan pemerintah daerah agar bisnis para pelaku UMKM sesuai dengan konteks lingkungannya.