Festival Goyang Karawang Diusulkan Masuk Daftar Wisata Nasional
›
Festival Goyang Karawang...
Iklan
Festival Goyang Karawang Diusulkan Masuk Daftar Wisata Nasional
Festival Goyang Karawang ditargetkan masuk ke dalam 100 Calendar of Events Kementerian Pariwisata 2020. Selain mendongkrak pariwisata lokal, kegiatan ini dapat memperkuat Karawang sebagai kota budaya dan lumbung padi.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
KARAWANG, KOMPAS - Festival Goyang Karawang ditargetkan masuk ke dalam 100 Calendar of Events Kementerian Pariwisata 2020. Selain mendongkrak pariwisata lokal, kegiatan ini dapat memperkuat Karawang sebagai kota budaya, perjuangan, kota industri, dan lumbung padi nasional.
Pagelaran budaya itu telah digelar pada 26 - 29 September 2019. Kegiatan bertajuk Festival Goyang Karawang merupakan kali kedua diadakan di Karawang. Pada tahun sebelumnya, festival ini digelar untuk lingkup nasional sekaligus memperingati hari jadi Kabupaten Karawang, sementara tahun ini diadakan tingkat internasional. Dengan tujuan sama, mengenalkan kebudayaan khas Karawang di kancah dunia.
Pada puncak acara lalu mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor-Dunia Indonesia dengan jumlah penari terbanyak untuk kesenian goyang Karawang, yakni 17.857 penari. Kementerian Pariwisata mengusulkan agar kegiatan ini masuk ke dalam kalender 100 daftar pariwisata nasional tahun 2020.
Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kementerian Pariwisata Wawan Gunawan menilai acara tersebut layak menjadi agenda nasional, sehingga ia akan mengusulkan kepada kurator untuk memasukkannya dalam program itu. Sejumlah syarat yang telah dipenuhi antara lain, ada unsur kebudayaan yang diangkat, kreativitas, dan nilai pengembangan ekonomi.
“Sektor pariwisata mempunyai andil dalam membangun bangsa ini. Festival Goyang Karawang seolah meyakinkan dunia bahwa dengan seni dan budaya hidup ini akan lebih indah. Selain itu, sektor ini dapat membangkitkan ekonomi warga lokal dan daerah,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik optimistis jika pengembangan wisata Festival Goyang Karawang ini akan semakin meningkatkan wisatawan lokal maupun mancanegara. Pada tahun 2021, ditargetkan sebanyak 2 juta orang wisatawan mancanegara dan 54 juta wisatawan lokal dapat berkunjung ke Jawa Barat. Sementara, tahun 2018 realisasi yang dicapai adalah 2,5 juta orang wisatawan mancanegara dan 63 juta wisatawan lokal.
Sektor pariwisata mempunyai andil dalam membangun bangsa ini. Festival Goyang Karawang seolah meyakinkan dunia bahwa dengan seni dan budaya hidup ini akan lebih indah. Selain itu, sektor ini dapat membangkitkan ekonomi warga lokal dan daerah, kata Wawan Gunawan
Sementara itu, Imas S (40), warga Desa Karya Mulya, Kecamatan Batujaya, Karawang, mengaku bangga dengan adanya acara tersebut. Sebab, sejak lahir hingga sekarang ia tidak pernah merasakan atmosfer budaya dan kesenian yang begitu megah di Karawang.
“Budaya dan seni tari ini perlu digaungkan agar melekat dalam diri warga Karawang. Tidak semua mengetahui bahwa Karawang memiliki budaya khas tari goyang Karawang,” ujar Imas, sekaligus menjadi peserta festival.
Melek budaya
Istilah goyang karawang kerap diidentikkan dengan tarian bernuansa erotis atau sensual dalam masyarakat. Pandangan itu muncul karena banyak penyanyi dangdut di daerah Pantura yang menonjolkan goyangan pinggul hasil adaptasi tari jaipong.
Padahal, Karawang sudah menghasilkan tari-tarian khas sebelum tari jaipong muncul, antara lain tari topeng banjet, kliningan, dan pencug. Namun, seiring berjalannya waktu, pemaknaan berbeda justru muncul dan memberikan konotasi negatif terhadap tarian asal Karawang. Kegiatan ini untuk menghilangkan stigma negatif goyang Karawang.
“Kegiatan ini sebagai upaya melestarikan tradisi dan kesenian tradisional khas Karawang agar tidak musnah, “ ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang Okih Hermawan.
Upaya untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat dilakukan sejak beberapa bulan sebelum perhelatan. Mereka sudah bersiap diri dengan mengikuti latihan tari. Partisipasi itu diikuti mulai dari pelajar, mahasiswa, aparatur sipil negara, dan ibu-ibu.
Antusiasme mereka tampak tinggi saat mengikuti koregrafi yang diajarkan para pelatih. Hal ini seolah menandakan mereka ingin melebur bersama tari khas daerahnya.
Sebelumnya, ditemui di Kantor Dinas Perhubungan Karawang, Senin (16/9/2019) siang, Yohan Nohdary (33), Kepala Pelayaran Pelabuhan Dishub Karawang, begitu energik bergoyang. Semangat yang menggebu juga tampak, sehingga membuat peluh keringatnya menetes deras. Kaos putihnya pun basah hingga badannya mengecap ke kain.
Ia mengaku antusias dengan perhelatan itu. Sebab, sejak kecil Yohan sudah menyukai kesenian tari, tapi kini belum tampil kembali di panggung. Baginya, menghayati setiap gerakan akan mempemudah penghafalan koreografinya.
Hal senada juga dirasakan Keysha (6,5), siswi kelas satu SD Sarimulya 3 Cikampek, Karawang. Pada Rabu (18/9/2019) sekitar pukul tiga sore, semangatnya begitu membara, lantaran ia tak sabar untuk segera memulai sesi latihan tari. Padahal kegiatan belajar sudah selesai sejak pukul satu siang.
Sehelai selendang dikalungkan pada lehernya. Bagaikan tersihir oleh iringan musik, ia terus mencoba gerakan tari bersama temannya. Lincah dan luwes adalah dua kata yang tepat menggambarkan olah tubuh Keysha. Ia bergoyang ke kanan-kiri seirama alunan nada. “Menyenangkan bisa menjadi bagian acara besar itu,” kata dia.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang pada Januari 2019, tercatat ada 23 sanggar seni tari yang dilatih 316 pelatih. Rata-rata sanggar memiliki anggota 20-40 orang.
Okih pun mendorong agar kegiatan seni tari masuk ke dalam muatan lokal di sekolah-sekolah. Menurut dia, penting untuk menanamkan nilai seni tari dan budaya sejak usia dini. Harapannya, acara tersebut bukan sekadar festival, melainkan juga membentuk regenerasi budaya dan seni di Karawang sendiri.
Pembinaan tari di sekolah akan dilakukan oleh sanggar yang berada dalam satu daerah. Langkah dilakukan antara lain merevitalisasi sanggar di setiap kecamatan dan mencetak banyak pelatih melalui pembinaan.