Persoalan Kesadaran Hidup Sehat dan Tengkes Tantangan Menkes Baru
›
Persoalan Kesadaran Hidup...
Iklan
Persoalan Kesadaran Hidup Sehat dan Tengkes Tantangan Menkes Baru
Untuk sektor kesehatan, kabinet baru dituntut mengatasi persoalan stunting dan mengampanyekan gaya hidup sehat sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit katastropik yang selama ini membebani biaya BPJS Kesehatan.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Periode kedua kepemimpinan PresidenJoko Widodo dan kabinetnya ditantang untuk menuntaskan pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh kabinet sebelumnya. Untuk sektor kesehatan salah satu yang perlu dituntaskan adalah mengatasi persoalan stunting atau tengkes dan mengampanyekan gaya hidup sehat sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit katastropik yang selama ini membebani biaya BPJS Kesehatan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selalu meneruskan program yang telah dilaksanakan sebelumnya. Selanjutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi tema sentral yang akan dilakukan.
“Tentunya, persoalan-persoalan kesehatan harus sampai pada akar permasalahannya dan tidak hanya sekadar menjadi komitmen politik,” kata Oscar, Minggu (6/10/2019) di Jakarta.
Ia mengapresiasi komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun kualitas kesehatan di Indonesia sehingga menjadi sebuah budaya. Sebagai contoh, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas.
Melalui gerakan ini, Kemenkes mengajak masyarakat agar lebih peduli pada masalah kesehatan yang tidak hanya menyangkut persoalan panjang usia, tetapi bagaimana mengisi hidup dengan sesuatu yang bermanfaat. Dengan hidup sehat, maka produktivitas akan lebih tinggi.
Presiden Joko Widodo juga selalu menyoroti masalah stunting atau tengkes serta persoalan kematian ibu dan bayi yang harus segera ditangani. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi nasional tengkes mencapai 30,8 persen. Jumlah tersebut berada di atas prevalensi tengkes global yakni 21 persen.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Kemenkes akan berusaha menurunkan secara bertahap angka tengkes serta kematian angka ibu dan bayi pada 2020-2024 menjadi 19 persen hingga 2024.
Usaha tersebut sepenuhnya di dukung oleh Presiden. Dalam pidato penyampaian keterangan pemerintah atas Rancangan APBN 2020 di Gedung DPR/MPR, Presiden akan mengalokasikan anggaran kesehatan pada 2020 sebesar 132,2 triliun. (Kompas, 20/8/2019).
Menurut Oscar, program ini membutuhkan kerja keras dengan intervensi khusus dan maksimal. Namun, ia optimis target tersebut dapat tercapai karena sarana dan prasarana serta konektivitas akses layanan kesehatan di daerah pedalaman dan perbatasan sudah lebih baik.
Di beberapa daerah pedalaman telah terbangun jalan yang sudah baik. Alhasil, puskesmas dapat lebih mudah diakses oleh penduduk di daerah terpencil khususnya di wilayah perbatasan.
Kemenkes telah menempatkan tenaga kesehatan dengan skema berkelompok melalui program Nusantara Sehat. Program ini berguna untuk menjawab ketersediaan tenaga kesehatan dan dokter di daerah terpencil.
Oscar menegaskan, Kemenkes siap bekerja membantu program yang sudah direncanakan oleh Presiden. “Apa yang sudah digariskan oleh Presiden, kita siap untuk membangun dan kita siap melakukan tahapan-tahapan yang tersistematis, terstruktur, serta melihat kondisi Indonesia yang sebenarnya,” tuturnya.
Usai menjabat sebagai Menteri Kesehatan selama lima tahun, Nila Moeloek belum merencanakan sesuatu ke depan. Ia juga tidak mendapatkan panggilan dari Presiden. “Sebagai anak bangsa, di mana saja saya bisa bekerja selama masih mampu,” kata Nila.
Ia berharap, di masa depan, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dapat lebih baik. Dari data Germas yang dihimpun puskesmas, tingkat keluarga sehat di Indonesia masih rendah yakni berada di angka 18 persen.
Selain itu, persoalan tengkes serta kematian ibu dan bayi diharapkan dapat teratasi sesuai target yang direncanakan Presiden. “Jika kualitas sumber daya manusia lebih baik, maka usia sehat masyarakat Indonesia akan semakin meningkat,” kata Nila.