Silang Budaya

ARSIP PRIBADI

Dewi Kanti

Sebagai pelaku seni tradisi di tengah masyarakat lereng Gunung Ciremai, Jawa Barat, Dewi Kanti memiliki pengalaman tersendiri ketika berjumpa seni tradisi yang berkembang di pantai utara, khususnya pantura Jawa Barat.

”Seni tradisi pantura lebih dinamis merespons silang budaya yang terjadi,” ujar Dewi Kanti, Jumat (4/10/2019), ketika dihubungi di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.

Seni tradisi pantura bisa dengan mudah memasukkan instrumen musik baru, seperti alat musik gitar. Sementara seni tradisi lereng gunung masih saja dengan alat musik tradisional yang tidak berubah. Masyarakat lereng gunung di Sunda masih banyak yang menggunakan alat musik tradisional dari bambu.

”Ketika saya memainkan alat musik tradisional lereng gunung, seperti suling bambu, kini sudah terasa betul jauh berbeda dengan seni musik yang berkembang di pantura, seperti Indramayu atau Cirebon,” kata Dewi Kanti, yang kini giat bermusik seni tradisi untuk mendendangkan kidung yang pernah ditulis ayahandanya, Rama Djatikusumah. Rama Djatikusumah dikenal sebagai tetua adat Sunda Wiwitan di Kuningan.

”Seni musik kami seperti dimanjakan oleh alam sehingga tidak banyak berubah,” ujar Dewi.

Ini berbeda dengan silang budaya yang begitu deras mengalir dan membawa perubahan di pantura.