Terbukanya peluang induk cabang olahraga mengirim atlet secara mandiri di luar anggaran pemerintah membuat KOI belum menetapkan kontingen Indonesia ke SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kurang dari dua bulan jelang SEA Games 2019 Filipina, 30 November-11 Desember, Komite Olimpiade Indonesia masih membuka diri terhadap usulan atlet yang akan dikirim oleh induk cabang olahraga secara mandiri, di luar tanggungan pemerintah. Jumlah atlet mandiri ini menyesuaikan ketersediaan akomodasi, konsumsi, dan transportasi yang disiapkan tuan rumah.
Ketua Umum KOI Erick Thohir seusai pengukuhan kontingen Indonesia untuk World Beach Games ke-1 di Kemenpora, Jakarta, Selasa (8/10/2019), mengatakan, KOI menetapkan anggota kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 sekitar 950 orang, dengan 670 orang atlet.
”Jumlah cabang yang diikuti 45 cabang. Adapun target emas sekitar 45 emas, yang memungkinkan Indonesia di peringkat empat atau kelima,” ujarnya.
Namun, jumlah atlet itu masih bisa berubah sehingga KOI belum membuat surat keputusan kontingen Indonesia di SEA Games 2019. Sejumlah cabang masih mengusulkan nama atlet yang akan dikirim di luar anggaran pemerintah.
Rp 47 miliar
Kemenpora menetapkan anggaran untuk kontingen SEA Games 2019 sebesar Rp 47 miliar. ”Dengan jumlah itu, jumlah kontingen yang bisa dikirim adalah 950-an orang, dengan 670 atlet. Di luar itu, induk cabang harus mengirim atlet sendiri jika ingin mengirim atlet lebih banyak,” katanya.
Menurut Erick, KOI membolehkan induk cabang mengirim atlet secara mandiri. Hal itu sudah dilakukan sejak SEA Games 2015 Singapura, saat PB Perbasi mengirim tim putri secara mandiri. Di tengah keterbatasan dana pemerintah, cara itu dianggap solusi yang bisa diterima semua pihak.
Akan tetapi, induk cabang tetap harus memperhitungkan ketersediaan fasilitas yang disiapkan penyelenggara. ”Kalau akomodasi, konsumsi, dan transportasi di sana sudah tidak cukup, tidak mungkin pula kita mengirim atlet,” tuturnya.
Dengan kemungkinan perubahan komposisi atlet yang akan dikirim, Indonesia juga belum memastikan jumlah nomor pertandingan yang akan diikuti, karena tergantung pada komposisi atlet yang akan dikirim.
Adapun jumlah cabang yang diikuti sesuai yang didaftarkan Indonesia adalah 45 cabang. ”Tidak bisa bertambah, tetapi bisa saja berkurang jika tuan rumah Filipina tiba-tiba menghapus sejumlah nomor yang akan kita ikuti,” ujar Erick.
Plt Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Yuni Poerwanti menyampaikan, Kemenpora memberi wewenang kepada KOI mempersiapkan kontingen Indonesia menuju SEA Games 2019. Sejauh ini, tidak ada perbedaan mencolok antara yang ditargetkan Kemenpora dan KOI, terutama tentang jumlah kontingen, jumlah atlet, jumlah cabang yang akan diikuti, dan target emas.
Sebelumnya, Kemenpora menargetkan sekitar 800-900 anggota kontingen, dengan 673 atlet yang mengikuti 44-45 cabang, dan target sekitar 45 emas. ”Kami ingin kontingen saat ini segera disahkan saja. Namun, KOI masih menunggu induk cabang yang ingin mengirim atlet secara mandiri,” katanya.
Semula, batas akhir penyerahan nama atlet (entry by name) SEA Games ditetapkan 30 September. Batas waktu itu kemudian diundur menjadi 7 Oktober dan kembali diperpanjang. ”Kabarnya, penyelenggara juga masih ada kendala terkait server untuk memasukan daftar kontingen tersebut,” kata Yuni.
Adapun kontingen Indonesia ke World Beach Games Doha, Qatar, 2-16 Oktober, dilepas Plt Menpora Hanif Dhakiri. Indonesia mengirimkan 16 atlet yang mengikuti tiga cabang olahraga, yakni karate, voli pantai, dan basket. Indonesia menargetkan satu emas dari karate nomor kata putri lewat Nawar Kautsar Mastura.
”Bukan hanya prestasi, saya harap kontingen Indonesia bisa turut menyosialisasikan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Keberadaan kontingen Indonesia di sejumlah ajang luar negeri menjadi ujung tombak untuk promosi bahwa Indonesia layak menjadi tuan rumah ajang multi cabang dunia, seperti pada Asian Games 2018 kemarin,” ujar Hanif.