Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan saat ini masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi longsor, terutama di daerah lereng atau kawasan tanah lunak.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan saat ini masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi longsor, terutama di daerah lereng atau kawasan tanah lunak. Curah hujan yang tinggi dapat membuat kondisi rekahan tanah jenuh sehingga terjadi longsor.
Salah satu yang perlu menjadi perhatian kerawanan seperti di kawasan tebing sawah dengan kondisi tanah lunak. Sebagaimana hujan yang mengguyur di Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (8/10/2019), tiga rumah warga yang terletak di dekat tebing sawah rusak akibat longsor.
Dalam kejadian itu terdapat dua warga yang meninggal tertimbun longsor, yakni Hendriawan (21) dan Siti Masrofah (20), suami-istri yang baru menikah dua bulan lalu.
”Masyarakat perlu waspada, dari musim kemarau, kondisi tanah mudah retak atau terjadi rekahan. Apalagi pada kawasan tanah lunak seperti persawahan. Saat terjadi curah hujan tinggi, air akan masuk ke dalam tanah dan ketika terjadi akumulasi jalur air, rekahan tanah bisa menjadi jenuh dan itu dapat berpotensi menjadi bidang gelincir pemicu longsor,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Agus Budianto di Bandung, Rabu (9/10/2019).
Seperti kasus di Cibeber, warga juga perlu memperhatikan apakah ada perubahan lahan di daerah lereng. Energi air yang bergerak dari lereng ke permukiman perlu diminimalkan dengan dialihkan ke jalur lain. Ini untuk mengurangi tekanan air.
Agus juga mengimbau masyarakat tidak tinggal terlalu dekat dengan lokasi tebing sawah yang rawan longsor.
Perubahan lahan
”Seperti kasus di Cibeber, warga juga perlu memperhatikan apakah ada perubahan lahan di daerah lereng. Energi air yang bergerak dari lereng ke permukiman perlu diminimalkan dengan dialihkan ke jalur lain. Ini untuk mengurangi tekanan air,” ujar Agus.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Dodi Permadi mengatakan, pada Selasa terjadi hujan lebat dari sore sampai malam hari, yang kemudian terjadi longsor di Kanoman, Cibeber.
”Tebing sawah longsor menimpa tiga rumah warga dan ada satu dinding rumah yang roboh menimpa dua warga hingga meninggal,” kata Dodi.
Dari rumah yang terkena longsor itu, dua keluarga dalam kondisi selamat karena kerusakan rumah tidak terlalu parah.
”Ada sembilan orang dari dua keluarga itu yang diungsikan sementara ke rumah kerabatnya yang lebih aman. Ini untuk mengantisipasi jika terjadi longsor susulan,” ujar Dodi.
Warga setempat juga diminta meningkatkan kewaspadaan dari bencana longsor memasuki musim hujan ini.
Camat Cibeber Ali Akbar mengatakan, tim gabungan dari PMI (Palang Merah Indonesia), BPBD Cianjur, koramil, kepolisian sektor, satpol PP, bersama warga sekitar, Rabu, membantu mengangkut barang-barang dalam rumah yang terkena longsor ke tempat aman.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, di wilayah Cianjur, Selasa, memang terjadi hujan dengan intensitas lebat.
”Intensitas hujan rata-rata 20 milimeter per jam dan hujan berlangsung cukup lama dari pukul 16.00 sampai pukul 20.30. Kami juga sudah memberikan peringatan untuk sejumlah wilayah Jabar, yakni Bandung, Sukabumi, Bogor, dan Cianjur, akan terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat. Peringatan kami berikan sampai pukul 20.30,” ucap Tony.
Tony juga menyinggung, awal musim hujan pada wilayah Jabar diprakirakan berkisar antara Oktober dan Desember 2019.
Intensitas hujan rata-rata 20 milimeter per jam dan hujan berlangsung cukup lama dari pukul 16.00 sampai 20.30. Kami juga sudah memberikan peringatan untuk sejumlah wilayah Jabar, yakni Bandung, Sukabumi, Bogor, dan Cianjur, akan terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat. Peringatan kami berikan sampai pukul 20.30.
Masyarakat diimbau untuk waspada dan mengantisipasi bencana hidrometeorologi seperti gerakan tanah, banjir, dan banjir bandang.