Penerbangan domestik dengan pesawat mesin jet akan dipindahkan ke Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Januari 2020. Jalur kereta api langsung diharapkan segera dibangun.
SLEMAN, KOMPAS PT Angkasa Pura I akan memindahkan sebagian besar penerbangan domestik di Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ke Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Januari 2020. Hal tersebut harus diikuti peningkatan aksesibilitas menuju Bandara Internasional Yogyakarta.
”Ada 20.000 penumpang yang akan pindah ke Bandara Internasional Yogyakarta. Jadi, aksesibilitas harus diperbaiki,” kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, di sela seminar nasional ”Strategi Menghadapi Era Pariwisata Baru di DIY melalui Pengembangan Industri Perhotelan dan Restoran”, Rabu (9/10/2019), di Sleman.
Bandara Internasional Yogyakarta dibangun untuk menggantikan Bandara Internasional Adisutjipto yang dinilai tidak memadai. Sejak Mei 2019, Bandara Internasional Yogyakarta beroperasi secara terbatas. Saat ini, bandara itu melayani 28 kali penerbangan per hari.
Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, kata Pandu, kini mencapai 88 persen. Bandara itu ditargetkan selesai dibangun pada Desember 2019. ”Pemindahan dilakukan pada pertengahan Januari setelah posko angkutan Natal dan Tahun Baru selesai,” katanya.
Pandu menambahkan, pemindahan dilakukan untuk semua penerbangan domestik dengan pesawat terbang bermesin jet. Saat ini, setiap hari ada 140 penerbangan domestik dengan pesawat mesin jet di Bandara Internasional Adisutjipto. Sementara, penerbangan dengan pesawat propeller (baling-baling) sekitar 10 penerbangan per hari tetap di Bandara Internasional Adisutjipto.
Adapun penerbangan rute internasional di Bandara Internasional Adisutjipto akan dipindahkan ke Bandara Internasional Yogyakarta, April 2020. Pemindahan penerbangan internasional dilakukan belakangan karena menunggu pemasangan peralatan pendukung, misalnya terkait imigrasi, bea cukai, dan karantina.
Aksesibilitas
Isu aksesibilitas menjadi sorotan karena Bandara Internasional Yogyakarta berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Yogyakarta. Perjalanan dengan mobil dari pusat kota ke bandara perlu sekitar 1,5 jam. Pembenahan akses yang dimaksud Pandu, setidaknya segera dibangun jalur kereta api langsung dari Kota Yogyakarta ke bandara baru. Pemerintah pusat berencana membangun jalur itu pada tahun depan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani mengingatkan, sarana transportasi umum menuju dan dari Bandara Internasional Yogyakarta harus disiapkan dengan baik. Hal itu penting agar masyarakat bisa nyaman bepergian melalui bandara tersebut.
Tanpa sarana transportasi pendukung yang baik, Bandara Internasional Yogyakarta dikhawatirkan kurang diminati masyarakat. ”Transportasi pendukung harus cepat-cepat disiapkan,” ujar Hariyadi.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan, setelah rute penerbangan dipindahkan ke Bandara Internasional Yogyakarta, jalur dan sarana transportasi darat dari bandara itu ke berbagai obyek wisata sekitarnya juga mesti diperbaiki.
Hal itu penting agar pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta benar-benar mendukung sektor pariwisata di DIY dan sekitarnya. ”Transportasi darat dari bandara menuju destinasi wisata, misalnya ke Kota Yogyakarta dan Candi Borobudur, harus diperbaiki,” ujarnya. (HRS)